Part 14

2.3K 312 25
                                    

"Yeri." lirih Lisa.

Tanpa menunggu Lisa langsung menubruk tubuh Yeri. Memeluk Yeri sangat erat, berharap jika semua ini bukanlah mimpi. Gadis yang sudah berhari-hari ia cari, kini sudah ada di pelukannya. Jennie maupun Chaeyoung masih sangat terkejut dengan kehadiran Yeri bersama kakak tertuanya. Tak beda jauh dengan kedua orang tua mereka, yakni Tiffany dan Donghae. Mereka tentu tahu perihal menghilangnya Yeri, sahabat anak bungsunya. Lisa melepas pelukannya terlebih dulu, menatap Yeri yang hanya menundukkan kepala. Sama persis seperti saat pertama mereka bertemu.

"Kemana saja? Aku mencari mu kemana-mana, kau membuatku khawatir."

Yeri mendongak, menatap Lisa yang wajahnya terlihat memerah menahan tangis. Bagaimana tidak, Yeri pergi tanpa seorang pun tahu. Dan tunggu, Lisa langsung menoleh saat teringat sesuatu. Ia menatap penuh penjelasan pada kakak sulungnya, bagaimana kakaknya itu bisa bersama Yeri. Jisoo yang mengerti arti tatapan adik bungsunya, terlihat menarik nafas bersiap untuk menjelaskan.

"Akan ku jelaskan. Tapi bisakah kalian mempersilahkan kami duduk, perjalanan kami cukup melelahkan tadi."

Semua orang di sana langsung tersadar jika masih berdiri di dekat pintu. Tiffany lebih dulu menghampiri Yeri, memberikan pelukan hangat yang baru pertama kali Yeri rasakan. Jisoo yang melihat itu pun langsung mengerucutkan bibirnya. Bukankah mereka menyuruhnya pulang karna mereka rindu. Tapi lihatlah, Ibunya bahkan tidak memeluknya. Chaeyoung yang menyadari tingkah kakak tertuanya itu tak bisa menahan tawanya. Wajah kakaknya itu terlihat gemas.

"Kau terlihat menggemaskan Kak."
ucap Chaeyoung terkekeh, ia merangkul kakaknya dengan masih terus tertawa.

"Ma."
Jisoo terlihat menghampiri Tiffany yang sedang duduk di ruang tengah. Tiffany menoleh saat Jisoo sudah duduk di sebelahnya.

"Mama sibuk?"
Melihat sang Mama sedang berkutat dengan laptopnya. Pasti Ibunya itu sedang memeriksa pekerjaan kantornya.

"Hanya memeriksa bahan untuk meeting besok."

Jisoo mengangguk, memilih menyandarkan tubuhnya pada sofa. Menunggu Ibunya selesai dengan pekerjaannya.

"Kau belum tidur? Ini sudah malam." tanya Tiffany tanpa mengalihkan fokusnya pada layar laptop.

"Mama juga belum."

Setelah di rasa cukup, Tiffany mematikan laptopnya lalu menyimpannya di atas meja. Menoleh ke arah Jisoo yang terlihat memejamkan mata.

Jisoo sudah menjelaskan kepada keluarganya perihal dirinya yang lama tak pulang ke rumah. Ia juga menceritakan tentang pertemuannya dengan Yeri. Sedikit menjelaskan permasalahan yang sedang di hadapi oleh Yeri. Hingga Yeri keluar dari rumah keluarganya. Itulah sebabnya Jisoo membawa Yeri untuk tinggal bersamanya di apartemen. Niat Jisoo membawa Yeri pulang bersamanya, ia berniat mengajak Yeri untuk tinggal di rumah keluarga Hwang. Mendengar bagaimana perlakuan keluarga Yeri membuat Tiffany tak habis pikir. Kenapa keluarga Yeri bisa setega itu pada putri kandungnya sendiri. Sempat berpikir jika ia bertemu dengan Ibu Yeri, ia akan langsung menamparnya agar sadar.

Jisoo membuka matanya. Ibunya itu sudah tak lagi berkutat dengan laptopnya.

"Mengenai Yeri, apa kalian setuju?" tanya Jisoo pada Ibunya. Niatnya menghampiri Tiffany karna ingin mempertanyakan perihal dirinya yang meminta izin agar Yeri di perbolehkan untuk tinggal di rumah Hwang.

Tiffany tersenyum, ia mengusap surai hitam anaknya dengan lembut. Tak menyangka jika anak sulungnya itu bisa sepeduli ini dengan orang lain, Tiffany jelas bangga. Tiffany juga sudah membicarakannya dengan Donghae. Dan mereka tidak keberatan.

"Mama dan Papa sudah memutuskan, kita akan mengadopsi Yeri."

Jisoo tidak salah dengar, kedua orang tuanya akan mengangkat Yeri sebagai salah satu dari keluarga Hwang. Jisoo terkejut, tapi dia senang karna mereka mau menerima Yeri. Jisoo memeluk erat tubuh Mamanya, ia sangat bersyukur memiliki Ibu seperti Tiffany. Sosoknya yang begitu penyayang, Yeri tak akan tersakiti lagi berada di tengah-tengah mereka.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang