Part 43

1.6K 238 12
                                    

Yeri berlari menyusuri koridor rumah sakit. Baru saja ia mendapat kabar tentang kakak ketiganya. Beberapa kali Yeri menabrak orang-orang yang melewatinya. Yeri tak mempedulikan itu, tujuannya hanya ingin cepat sampai ruang rawat kakak ketiganya.

"Mom."

Yeri memanggil Ibunya yang terlihat berdiri di depan kamar rawat Joy. Disana juga ada Suho,  Seulgi dan Wendy.

Irene menoleh mendengar panggilan Yeri. Ia memang menghubungi Yeri dan memberitahu jika Joy sudah di pindah ke ruang rawatnya. Kabar yang tentu melegakan untuk semua orang.

"Yerim."
Irene merengkuh tubuh Yeri untuk ia dekap.

"Mom, kak Joy bagaimana?" tanya Yeri seraya melepas pelukannya.

"Dokter sedang memeriksanya. Kakakmu sudah sadar, kondisinya juga sudah membaik." ucap Irene. Dirinya benar-benar bersyukur kondisi anaknya mengalami kemajuan.

Pintu kamar rawat Joy terbuka. Dokter dan dua perawat terlihat keluar. Mereka yang melihat itu langsung mendekat ke arah Dokter.

"Dokter, bagaimana kondisi putriku?" ucap Suho lebih dulu bertanya pada Dokter pria itu.

"Syukurlah kondisinya sudah membaik. Tubuh Nona Sooyoung sudah merespon jantung barunya."

Kebahagiaan langsung terpancar di wajah keluarga Kim. Suho merangkul Irene dan ketiga putrinya. Tak sadar pria itu manjatuhkan air matanya. Air mata bahagia tentunya.

Klekk

"Kak Joy!"

Yeri berjalan cepat mendekati bangsal Joy, tanpa aba-aba ia langsung menubruk tubuh kakak ketiganya.

Joy sedikit meringis saat tiba-tiba Yeri menubruk tubuhnya. Detik berikutnya ia tersenyum, perlahan tangannya terangkat mengusap lembut punggung Yeri. Suho, Irene, Seulgi dan Wendy ikut mendekati bangsal Joy. Mereka tersenyum melihat pemandangan di hadapannya.

"Kenapa tidurmu lama sekali."

Tunggu, Joy baru sadar dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Yeri, kau..." ucap Joy lirih. Tubuhnya masih sangat lemas.

Yeri melepas pelukannya. Menghapus kasar air matanya yang jatuh. Ia menatap Joy yang juga sedang menatapnya, tatapan terkejut yang Yeri lihat dari wajah Joy.

"Aku tidak lagi gagap kak. Aku bisa memanggil namamu dengan sangat lancar."

Kini giliran Joy yang kembali merengkuh tubuh Yeri. Bukankah ini kabar yang sangat baik, saat dirinya terbangun dengan sang adik yang tak lagi kesulitan dalam berbicara.

"Terima kasih sudah menjadi anak yang kuat untuk Daddy dan Mommy." Suho mengusap lembut puncak kepala Joy. Kini tatapan Joy beralih pada kedua orang tua dan kakak-kakaknya.

"Maaf sudah membuat kalian khawatir."

Irene menggeleng, ia duduk di sisi bangsal Joy. Tangannya terulur mengusap pipi putri ketiganya.

"Janji pada Mommy, setelah ini kau harus sembuh dan kembali sehat." ucap Irene.

Joy tersenyum, ia menatap satu-persatu keluarganya. Ia sangat bersyukur memiliki keluarga yang begitu menyayanginya.

"Aku akan sehat dan baik-baik saja selama ada kalian."

Seulgi dan Wendy tersenyum ke arah adik ketiganya. Dalam hati mereka bersyukur bisa kembali melihat kelurganya lengkap seperti ini.

......

"Berapa lama aku tidur?" tanya Joy pada Yeri.

Saat ini Joy sedang berada di ruang rawatnya bersama Yeri, Seulgi dan Wendy. Yeri terlihat duduk di sisi bangsal Joy. Sedangkan Seulgi dan Wendy duduk di kursi tak jauh dari bangsal Joy. Seulgi memijit kaki Joy karna adiknya itu mengeluh kakinya sedikit berat.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang