Yeri hanya mampu memejamkan matanya saat mobil di hadapannya melaju semakin dekat. Merasa sebuah tangan menarik tubuhnya, beberapa menit Yeri merasa seseorang mendekap dirinya. Bisa Yeri rasakan, detak jantungnya dengan detak jantung seseorang yang mendekapnya. Keduanya sama-sama shock atas kejadian yang baru saja mereka alami.
Seorang pria bergegas keluar dari mobil lalu berlari ke arah seorang gadis yang tak lain adalah putri kandungnya. Baru saja ia mendapat kabar jika putri bungsunya pergi entah kemana. Pria itu tersenyum senang saat melihat sang anak berada tak jauh dari dirinya. Namun senyum itu tak berlangsung lama saat matanya menangkap sebuah mobil yang melaju kencang ke arah putrinya. Tanpa menunggu lama pria itu langsung berlari, berharap ia tak terlambat menyelamatkan putrinya.
"Yerim!!"
Ia menarik tangan gadis itu lalu mendekapnya erat, membawa tubuh putri kandungnya ke sisi jalan.
Nafas Suho terlihat memburu. Pria itu menatap mobil yang tadi sempat akan menabrak putrinya. Mobil itu berhenti dengan pemiliknya yang terlihat keluar dari mobil.
"Tuan, kalian baik-baik saja?" ucap pengemudi mobil yang tak lain adalah seorang wanita.
Suho tidak menjawab, tatapannya beralih pada gadis yang masih berada di dekapannya. Ia melihat sang anak mengerjapkan matanya.
"D-dad..." ucap Yeri lirih sebelum kehilangan kesadarannya.
......
Suho mengangkat tubuh Yeri lalu berjalan masuk ke dalam rumah Hwang. Suho membawa Yeri pulang ke keluarga angkatnya, mengingat jarak rumah Hwang lebih dekat dengan tempat kejadian. Karna terlalu panik Suho masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu.
"Yeri!"
Jisoo terkejut melihat Yeri tak sadarkan diri.Suho menidurkan Yeri di sofa panjang ruang tengah.
"Om, apa yang terjadi? Yeri kenapa?" tanya Jisoo panik.
"Jisoo, bisa minta tolong ambilkan minyak angin. Yeri pingsan."
Jisoo langsung bergegas mengambil benda yang Suho minta. Sejenak ia mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut mengenai apa yang terjadi dengan adik angkatnya.
"Yeri!"
Suho menoleh, mendapati Tiffany yang berjalan ke arah Yeri dengan wajah panik.
"Sayang, bangun nak." Tiffany menepuk pelan pipi Yeri.
Dapat Suho lihat betapa besar kasih sayang Tiffany terhadap Yeri. Di bandingkan dirinya, ia benar-benar merasa gagal menjadi orang tua untuk Yeri.
"Ma, ini."
Jisoo datang membawa aromaterapi. Tiffany pun langsung meraihnya, mengarahkan benda itu pada hidung Yeri."Suho, apa yang terjadi dengan Yeri?"
Suho yang sedari tadi diam langsung tersadar dari lamunannya.
"Yeri... hampir saja tertabrak mobil. Jika saja aku terlambat, entah apa yang terjadi dengannya sekarang."
Tiffany dan Jisoo tentu terkejut mendengar ucapan Suho. Air mata Tiffany sampai menetes, tak mampu membayangkan kejadian yang hampir membahayakan nyawa putri angkatnya.
"Maafkan Mama karna tak jujur padamu Yeri." ucap Tiffany lirih seraya mengusap lembut puncak kepala Yeri. Seandainya ia jujur dan mengatakannya dari awal, mungkin Yeri tak akan semarah ini.
Jisoo hanya mampu menenangkan Ibunya. Meski dirinya sendiri juga sangat khawatir dengan keadaan Yeri.
"Aku akan pulang dan memberitahu yang lain tentang keberadaan Yeri. Setidaknya Yeri sudah baik-baik saja bersama kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
FanfictionTentang janji yang pernah terucap. Namun tak satupun dari mereka menepatinya. "Bukankah sudah ku bilang, jadilah seperti saudaramu yang lain, yang bisa membanggakan keluarga." Kim Joohyun. "Lupakan ucapan ku yang dulu, aku menyesal pernah mengataka...