Jisoo terlihat duduk seorang diri di salah satu bangku kantin. Kelasnya sudah selesai beberapa menit lalu. Ia memutuskan untuk pergi ke kantin sekedar ingin menyegarkan tenggorokannya karna cuaca hari ini terbilang panas. Pikiran Jisoo memutar pada kejadian dimana ia bertemu Yeri. Pertemuan tak sengajanya itu menghadirkan sebuah fakta yang sangat mengejutkan bagi Jisoo. Dirinya benar-benar shock kala mengetahui identitas Yeri. Bukan hanya fakta mengenai siapa sebenarnya Yeri, yang paling membuatnya sesak adalah saat ia tau bagaimana keluarga Yeri memperlakukan anak kandungnya sendiri.
Jisoo sempat berpikir jika Yeri sedang membohonginya. Tapi Jisoo yang seorang calon psikolog, ia jelas tau setiap ucapan yang keluar dari bibir Yeri bukanlah hal yang di buat-buat. Yeri mencurahkan segala permasalahan hidupnya pada Jisoo. Cukup membuat hati Jisoo tersayat. Mengetahui jika gadis yang belum lama ia kenal itu, menyimpan luka yang sudah bertahun-tahun ia hadapi sendiri. Siapa pun tidak akan sanggup jika ada di posisi Yeri. Dan puncak dari keputus asaan Yeri, ia memilih pergi meninggalkan keluarganya.
Jisoo tak habis pikir dengan keluarga Yeri. Mengapa mereka setega itu memperlakukan Yeri. Selama ini yang Jisoo tau, keluarga Kim hanya memiliki tiga orang putri. Tapi di balik itu ternyata mereka tak mengakui putri keempatnya. Keluarga yang sangat terpandang, nyaris tanpa cela. Dan karna itu lah mereka menutupi identitas Yeri sebagai anak bungsunya, hanya demi kehormatan mereka tega mengasingkan Yeri. Tak terbayang seandainya hal itu terjadi pada adik Jisoo sendiri.
Malam itu Jisoo membawa Yeri ke apartemennya. Dan selama beberapa hari ini Jisoo mengajak Yeri tinggal di apartemen itu. Bukan masalah untuk Jisoo jika Yeri tinggal bersamanya. Jisoo sempat berpikir untuk mengajak Yeri ke rumah keluarga Hwang, tapi Yeri menolak. Bahkan Yeri sempat menolak saat Jisoo mengajaknya ke apartemen. Tentu Jisoo tidak membiarkan Yeri seorang diri di luar sana. Jisoo sudah menganggap Yeri seperti adiknya sendiri.
Jisoo akan pulang ke apartemen saat jam kuliahnya berakhir. Jisoo memang jarang pulang ke rumah, mengingat jarak rumah dengan kampusnya terbilang jauh. Itulah sebabnya Jisoo meminta sang Ayah untuk membelikan apartemen yang tak jauh dari kampusnya.
Jisoo juga tau perihal adik bungsunya yang kebingungan dengan keberadaan Yeri. Sudah hampir setengah bulan Yeri tak menampakkan diri di sekolah. Beberapa kali Lisa mendatangi rumah keluarga Kim. Sekedar bertanya mengenai keberadaan Yeri. Tapi Lisa tak pernah mendapat jawaban. Lisa masih mengira jika Yeri adalah anak dari asisten rumah tangga keluarga Kim. Jisoo memang tidak memberi tahu yang sebenarnya pada keluarganya. Itulah yang di minta oleh Yeri. Ia belum siap jika semua orang tau fakta yang sesungguhnya. Mengingat keluarga Yeri sendiri masih sangat menolak Yeri.
Jisoo mengeluarkan ponsel canggihnya dari dalam tas, ia mengetikkan sesuatu untuk ia kirim pada Yeri. Jisoo memang membelikan ponsel lagi untuk Yeri. Karna hari dimana Yeri keluar dari rumah, Yeri tak membawa apapun dari rumahnya. Termasuk ponsel yang beberapa waktu lalu Lisa berikan, ia meninggalkannya begitu saja. Walaupun Yeri sangat menolak saat Jisoo memberinya ponsel, tapi Jisoo tetap memaksa. Dengan alasan untuk mengabari Yeri jika sewaktu-waktu Jisoo pulang telat.
To Kim Yerim
'Aku pulang cepat hari ini. Bersiaplah aku ingin mengajakmu keluar.'
Jisoo bergegas menuju tempat mobilnya ia parkir. Hari ini ia berencana mengajak Yeri jalan-jalan. Mungkin hal itu bisa sedikit membuat suasana hati Yeri membaik.
......
Irene berdiri di depan pintu kamar yang sempat ia kunjungi beberapa waktu lalu. Perlahan tangannya memegang knop pintu. Pemandangan yang pertama ia lihat saat membuka pintu, sebuah kamar berukuran kecil dengan barang-barang yang sudah tak layak pakai. Lemari, meja belajar, hingga tempat tidur kusam. Hati Irene tercekat kala membayangkan bagaimana Yeri bertahun-tahun menempati kamar itu. Kamar yang bahkan lebih layak disebut gudang. Irene tiba-tiba merasa sesak, selama ini ia tak pernah sedikitpun memperhatikan Yeri. Bahkan ia tak mau tau apapun tentang Yeri, membiarkannya hidup dengan tidak layak. Irene memberikan semua fasilitas terbaik untuk anak-anaknya, tapi untuk Yeri ia tak pernah pedulikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
FanfictionTentang janji yang pernah terucap. Namun tak satupun dari mereka menepatinya. "Bukankah sudah ku bilang, jadilah seperti saudaramu yang lain, yang bisa membanggakan keluarga." Kim Joohyun. "Lupakan ucapan ku yang dulu, aku menyesal pernah mengataka...