"....dia titip salam untukmu. Maaf karna belum bisa menjengukmu." ucap Seulgi.
Yeri mencoba mengerti, mungkin kakaknya sedang sibuk hingga belum sempat menemuinya. Yeri tersenyum ke arah Seulgi. Berubahnya satu persatu keluarga kandungnya benar-benar membuat hatinya bahagia bukan main. Semua harapannya mulai terwujud, bisa bersama keluarga kandungnya adalah hal yang sudah sangat lama di nantikan Yeri.
"A-a-ku be-ber-te-mu de-de-ngan k-kak S-soo-young da-da-lam mi-mim-pi. D-di-a m-me-me-luk-ku e-e-rat."
Yeri berkata dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya. Mengingat pertemuannya dengan Joy dalam mimpi. Yeri menceritakan pada Seulgi tentang mimpinya, kakak ketiganya itu terlihat sangat cantik dengan dress putihnya. Yeri mengajak Joy untuk pulang namun Joy menolak, dia malah menyuruh Yeri pulang lebih dulu dan dia akan menyusul. Yeri tidak mengerti maksud dari mimpinya. Tapi dirinya sangat senang saat Joy memeluknya.Seulgi berusaha keras menahan air matanya agar tidak kembali jatuh. Tanpa sadar semua ucapan Yeri membuat Seulgi kembali merasakan takut. Seulgi menatap Yeri yang masih bercerita, menghapus kasar air matanya yang tak mampu ia tahan. Membayangkan bagaimana saat nanti Yeri tau yang sebenarnya. Mimpi itu bukan sekedar bunga tidur.
Seulgi keluar dari kamar rawat Yeri. Jam sudah menunjukkan waktu malam, dan Yeri sudah tidur. Sebelumnya Seulgi sudah menghubungi Jennie, mungkin Jennie akan datang sebentar lagi.
"Kau tidak mengatakan yang sebenarnya tentang Joy?"
Suara itu sedikit mengejutkan Seulgi, ia menatap seseorang yang sedang duduk di kursi tunggu. Seseorang yang tak lain adalah Jisoo.Seulgi menggelengkan kepalanya. Ia ikut duduk di sebelah gadis yang lebih tua dari dirinya.
"Aku akan memberitahu saat kondisinya sudah membaik."
Jisoo mengangguk. Ia sepemikiran dengan Seulgi.
"Pulanglah, kau juga harus istirahat. Wajahmu terlihat berantakan."
Jisoo benar. Menangis dalam waktu yang lama membuat wajah Seulgi tak berbentuk. Di tambah Seulgi belum sama sekali pulang sejak Joy dan Yeri di rawat di rumah sakit. Rasanya tubuhnya enggan untuk sebentar saja pergi dari sisi adiknya. Ia ingin tetap bersama adiknya.
"Adik-adikmu tak akan suka jika kakaknya tak mengurus diri dengan benar."
Jisoo sedikit mengacak puncak kepala Seulgi, membuat hati sang empunya sedikit menghangat. Seulgi memutuskan untuk pulang atas bujukan Jisoo. Baru kali ini ia menurut, biasanya ia hanya akan menurut pada kedua orang tuanya.......
Chaeyoung keluar dari kamar mandi setelah selesai memenuhi panggilan alamnya. Perlahan ia berjalan menuju kantin, dimana Jennie dan Lisa sudah menunggu. Hari ini mereka terpaksa masuk sekolah atas bujukan Yeri. Sebelumnya mereka sudah membolos selama Yeri di rawat. Hal itu tentu membuat Yeri kesal pada ketiga kakak angkatnya. Mengapa sampai harus membolos, apakah sekolah tak penting bagi mereka.
"Rasanya aku ingin cepat-cepat pulang dan bertemu Yeri." ucap Lisa dengan wajah lesunya. Sungguh hari ini ia tak bersemangat untuk sekolah. Padahal kedua orang tuanya tak mempermasalahkan perihal dirinya yang membolos. Tapi adik angkatnya yang memarahinya karna sudah membolos.
Huft
Mengapa aku tak bisa membantah anak itu
Batin Lisa."Lagi pula Mama dan Papa tak masalah jika kita tidak masuk karna menemani Yeri." sahut Chaeyoung.
Jennie yang sibuk dengan ponselnya langsung menghentikan aktivitasnya, menatap kedua adik yang sedari tadi menggerutu tidak jelas.
"Diamlah. Apa yang Yeri ucapkan itu benar. Dan kau Lisa, bukankah nilai-nilaimu sangat buruk. Jangan terlalu banyak membolos."
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
FanfictionTentang janji yang pernah terucap. Namun tak satupun dari mereka menepatinya. "Bukankah sudah ku bilang, jadilah seperti saudaramu yang lain, yang bisa membanggakan keluarga." Kim Joohyun. "Lupakan ucapan ku yang dulu, aku menyesal pernah mengataka...