Part 19

2.2K 300 35
                                    

Irene menatap bangunan rumah sakit di hadapannya, tempat dirinya mengabdi selama bertahun-tahun sebagai seorang Dokter. Setelah satu minggu dirinya bedrest di rumah, akhirnya ia bisa kembali beraktifitas. Irene berjalan perlahan memasuki rumah sakit. Beberapa petugas sedikit membungkukkan tubuhnya saat dirinya lewat. Ia termasuk Dokter yang di segani banyak orang. Pembawaanya yang tenang serta lembut membuat dirinya begitu di kagumi. Wajahnya yang cantik dan terlihat muda membuat beberapa orang mengira dirinya belum berkeluarga. Siapa sangka wanita cantik itu sudah memiliki empat orang anak.

Ini adalah hari pertama dirinya kembali bertugas, memenuhi kewajibannya sebagai seorang Dokter. Irene berjalan dengan menyapa beberapa Dokter serta perawat yang melewatinya. Kedua tangannya ia masukan ke dalam saku jas kebanggaannya.

"Dokter Irene." sapa seorang pria yang usianya lebih muda dari Irene. Pria itu juga seorang Dokter.

Irene menoleh saat Chanyeol memanggil namanya. Ia tersenyum ke arah pria tersebut.

"Anda sudah membaik?"

Irene mangangguk. Rasanya sudah lama ia tidak berjumpa dengan pria yang dulu sempat menyukainya itu. Tapi Irene hanya menganggap Chanyeol sebagai teman. Mereka akrab sejak duduk di bangku kuliah.

"Bagaimana kabarmu?"
Irene balik bertanya.

"Aku baik. Meski sedikit kewalahan dengan beberapa pasienku. Syukurlah jika anda sudah kembali bekerja. Dan maaf karna tidak sempat menjengukmu."

Sebenarnya kondisi Irene sudah lebih baik sejak keluar dari rumah sakit. Namun suami dan anak-anaknya melarang Irene untuk bekerja, mereka ingin Ibunya itu istirahat total selama satu minggu di rumah. Beberapa kali Chanyeol bercerita pada Irene tentang pasien yang hampir saja kehilangan nyawa jika terlambat di tangani.

"Tak apa. Aku tau kau pasti sangat sibuk." ucap Irene sambil tersenyum, membuat hati Chanyeol sedikit menghangat. Ah seandainya dulu dirinya yang memenangkan hati wanita di hadapannya itu.

"Lalu bagaimana dengan pasienmu? Apakah dia sudah lebih baik?"

Pria itu mengangguk. Memang pasien yang sempat ia ceritakan pada Irene kondisinya sudah mulai membaik.

"Maaf Chan, kau jadi repot selama aku tidak bertugas."

Chanyeol menggeleng. Tidak mungkin dirinya menyalahkan Irene yang tidak bekerja karna sedang sakit

"Tidak sama sekali. Itu memang sudah kewajiban Dokter." ucap Chanyeol. Keduanya berbincang cukup lama di koridor rumah sakit.

"Dokter Irene, bisakah anda menggantikan ku menangani salah satu pasienku? Aku harus mengurus sesuatu."

Irene mengangguk. Chanyeol sedikit menjelaskan mengenai kondisi pasien yang akan ia serahkan pada Irene. Cukup serius, hingga Chanyeol sempat hampir kehilangan. Chanyeol mempercayakan Irene untuk menanganinya. Menurutnya Irene adalah sosok yang lembut, mungkin hal itu bisa sedikit membantu.

Irene kembali melangkah saat Chanyeol pamit akan pergi. Ia berjalan menuju ruangannya. Baru beberapa langkah, matanya menangkap sosok wanita yang sangat ia kenal. Irene memutuskan untuk menghampiri wanita yang tengah duduk di depan sebuah ruang rawat.

"Fany?"

Wanita itu menoleh. Ia beranjak dari duduknya saat seseorang menghampiri dirinya.

"Irene? Kau sudah sembuh?"

Irene mengangguk. Ia sedikit heran melihat Tiffany di rumah sakit. Memang beberapa waktu lalu saat Tiffany menjenguknya, dia sempat bercerita jika anaknya sedang sakit. Irene kira anak Tiffany sudah keluar dari rumah sakit.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang