Part 42

1.6K 231 18
                                    

Yeri berjalan menuruni anak tangga, menyusul semua anggota keluarganya yang terlihat sudah berkumpul di meja makan. Pagi ini sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Hanya keheningan yang menyelimuti suasana sarapan keluarga Hwang.

"Kau sudah bangun?" ucap Tiffany saat melihat putri angkatnya. Ke empat putrinya yang lain juga ikut menatap ke arah Yeri.

"Yeri ingin sarapan apa?" tanya Tiffany lembut.

"Apa saja."

Semua orang di sana hanya menatap Yeri sendu. Gadis itu benar-benar kehilangan semangat hidupnya. Selalu terlihat murung, dan mata yang selalu sembab. Hal itu tentu membuat Tiffany tak tega melihatnya. Sedih, tapi tak ia tunjukkan. Mencoba berusaha membuat Yeri sedikit melupakan kesedihannya.

Tak hanya Tiffany, ke empat gadis Hwang juga sudah mencoba menghibur Yeri. Menemani Yeri agar gadis itu tidak berdiam melamun seorang diri. Mereka bahkan melupakan pertengkaran terakhir saat Yeri meminta untuk kembali pada keluarga kandungnya.

"Kau akan ke rumah sakit lagi hari ini?" Tiffany kembali bertanya setelah mengambilkan sarapan untuk Yeri.

Yeri hanya menjawab anggukan.

"Biar Mama temani ya?"

......

Ke empat gadis Hwang terlihat berada dalam satu mobil, Jisoo duduk kursi kemudi dengan Chaeyoung di sebelahnya. Jennie dan Lisa duduk di jok belakang. Jisoo berniat mengantar ke empat adiknya ke sekolah. Mengingat hari ini ia tak memiliki jadwal kuliah.

"Mengenai ucapan Mama semalam, apa kalian setuju?" ucap Chaeyoung memecah keheningan.

Tak ada jawaban, semua sibuk dengan pikiran masing-masing. Kembali mengingat ucapan Ibunya semalam.

'Biarkan Yeri bersama keluarga kandungnya.'

"Kalian tau, rasanya begitu egois jika saat itu kita benar-benar marah pada Yeri hanya karna dia ingin kembali pada keluarga kandungnya."

Chaeyoung berbicara meski tak mendapat respon dari ketiga saudarinya. Lisa terlihat mengepalkan kedua tangannya. Rasanya tak adil jika mereka dengan mudahnya kembali membawa Yeri, setelah apa yang dulu mereka lakukan.

"Bukankah itu yang Yeri inginkan sejak lama."

Jennie mengusap kedua tangan Lisa. Ia mengerti, Lisa sedang berusaha manahan amarahnya. Dialah yang paling menentang keputusan keluarganya untuk membiarkan Yeri kembali. Jennie mencoba menenangkan sang adik yang terlihat marah. Jennie tentu tau mengenai harapan Yeri, adik angkatnya itu berharap jika suatu saat bisa dekat dengan keluarga kandungnya. Dan sekarang saat mereka mulai dekat, justru keluarga Hwang seperti ingin memisahkan hubungan darah mereka.

"Kita hanya akan membuatnya tertekan jika terus menahannya."

"Tapi mereka yang dulu membuangnya kak. Kau tau hal itu kan?" ucap Lisa. Putri bungsu Hwang itu masih tak rela jika Yeri ikut dengan keluarga Kim.

"Lisa, bisakah untuk tidak mengungkit masa lalu? Aku pun sama denganmu, tapi kita juga harus memikirkan keluarga Yeri yang lain. Mereka lebih berhak atas Yeri."

Pertengkaran semalam seolah berlanjut, dimana Lisa yang masih terus menentang pemikiran keluarganya. Ia tidak ingin kehilangan Yeri.

"Dan Joy, bisa kita lihat hancurnya Yeri melihat kondisi kakaknya. Mungkin dengan ini, kakaknya akan segera sadar."

"Tapi aku tetap tidak rela!"

Mereka terkejut mendengar teriakan Lisa. Bahkan Jisoo yang sedari tadi diam langsung menoleh ke arah Lisa. Bersamaan dengan itu, mobil Jisoo sudah berhenti tepat di depan gerbang sekolah adik-adiknya.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang