01. Baru tau

12.2K 1.1K 36
                                    

"Adiba pulang," kata Adiba bersamaan dibukanya pintu.

Ia letakkan sendal yang ia pakai di rak sepatu, dengan punggung merosot ia menaiki tangga.

"Adiba kamu dari mana?" suara Avanya-Mama Adiba menginterupsi.

Adiba berhenti, berbalik, menatap Avanya dengan iris abu-abunya. "Dari rental komik tadi,"

Avanya mengerutkan kening. "Terus mana komiknya? Katanya dari rental Komik, kok ga bawa komik?"

Adiba menghela napas.

"Tadi Adiba ceritanya itu kan mau beli komik The Villain keluaran terbaru. Nah, waktu mau diambil sama Adiba, ada yang mau ambil juga. Tapi untungnya Adiba duluan yang ambil. Eh ujuk-ujuk tu orang maen nyabet aja. Kan sebel jadinya!" cerocos Adiba menjelaskan kronologi kejadian.

Avanya terkekeh. "Yaudah, besok tinggal beli lagi aja,"

"Niatnya sih gitu, tapi gegara tu cowok, Adiba jadi ga mood." Adiba berujar seraya berbalik untuk ke kamar.

"Adiba!" Adiba menoleh lagi. "Agil dari tadi nungguin kamu,"

"Iya. Ini juga Adiba mau ke dia," jawab Adiba, lalu melanjutkan langkah.

☠️☠️☠️

"Agil!" panggil Adiba dari luar kamar.

Terdengar suara langkah kaki dari dalam kamar mendekat, kenop pintu terputar, dan tampaklah Agil.

"Mana es krim nya?" pinta Agil.

Adiba mendengus, ia menyentil dahi Agil. "Ini juga mau dikasih oon!"

"Selalu jidat gue yang jadi korban!" ketus Agil.

"Alay lo! Disentil dikit aja mau mewek." cetus Adiba sembari menyodorkan kantung plastik berwarna putih.

Dengan tidak santainya, Agil mengambil kantung itu, melirik sinis Adiba, lalu menutup pintu kamar keras hingga Adiba berjinggat kaget.

"DASAR ADEK GA TAU TERIMAKASIH LO!" Adiba menendang pintu kamar Agil.

"MAKASIH T-REX!" jerit Agil dari dalam kamar.

"GUE BUNUH LO NGATAIN GUE T-REX!"

☠️☠️☠️

"Selesai," Adiba menaruh sisir di atas meja rias.

Melihat pantulan dirinya di cermin, membenarkan ikat rambut, lalu mengambil tas punggung yang ia letakkan di atas meja belajar.

Sialnya, Adiba keluar dari kamar bersamaan dengan Agil yang juga keluar dari kamarnya.

"Apa lo!" sinis Agil.

"Jangan mulai deh lo! Ini masih pagi!" ketus Adiba.

Moodnya sudah buruk sedari malam akibat ulah menjengkelkan cowok itu dan juga Adek lucknutnya ini.

"Nyenyenye," Adiba mendelik saat Agil menampilkan wajah mengejek.

Wahh, minta dibunuh beneran ni bocah!

Artha [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang