Keesokan harinya.
"Eh, katanya kelas kita bakal dijadiin satu sama kelas dua belas." celoteh Ratna.
"Yang bener lo?" sahut Hilwa.
"Iya. Katanya pak Aldian sih gitu. Soalnya guru penjas kelas dua belas lagi izin. Terus, berhubung Pak Aldian sekarang jadi guru piket, yaudah dia yang gantiin."
"Sama dua belas mana?" tanya Adiba.
"Kelasnya Kak Artha," jawab Ratna.
Adiba dan Hilwa menganggukkan kepalanya, sambil mulutnya membentuk huruf O.
Sedetik kemudian, mata Hilwa melotot. "Anjir! Digabung sama kelasnya Kak Artha sumpah?!" Hilwa auto heboh.
"Anjrit! Gausah tereak dong!" Adiba memukul lengan Hilwa.
"Iya, tapi kan beda lapangan Hil. Percuma lah, kita nggak bisa lihat para bidadara." Ratna cemberut.
"Yaudah, gue sama Silvia duluan ya." ujar Ratna yang telah selesai ganti baju olahraga. Karena mereka sekarang tidak ulangan harian, maka mereka memakai baju olahraga sekolah.
"Okeh," kata Adiba yang sibuk membenarkan kuncir rambutnya.
Sepeninggal Ratna dan Silvia, Hilwa membuka suara.
"Eh, Dib, lo kemaren jadi dianterin sama Kak Artha?" Hilwa menyikut lengan Adiba.
Adiba menoleh. "Iya. Kenapa emangnya?"
Mendengar jawaban dari soulmate nya, Hilwa tersenyum mengerikan.
"Ngapain lo senyum-senyum?" Adiba bertanya sembari melipat seragam.
"Fiks, dia suka sama lo." jawab Hilwa.
"Apaan sih! Mana ada dia suka sama gue. Lagian kejadian kemaren tuh gara-gara lo woy."
"Seharusnya lo berterima kasih sama gue. Karena gue, lo bisa pulang bareng kemaren sama Kak Artha,"
Adiba mengibaskan tangannya. "Terserah." katanya sambil berlalu keluar ruangan ganti.
"Eh, Dib, tungguin gue woy!" pekik Hilwa.
☠️☠️☠️
Di tengah lapangan basket, sudah ada kelasnya Adiba yang berbaris rapi. Silaunya matahari memaksa mereka semua untuk menyipitkan mata.
Pak Aldian datang dengan membawa dua bola basket di tangannya.
"Pagi, anak anak." sapanya.
"Pagi, Pakk." sahut anak-anak serentak.
"Karena saya sekarang lagi jadi guru piket, dan kebetulan Pak Juna selaku guru olahraga dari dua belas IPS 1 enggak masuk, jadi mau nggak mau Bapak harus tinggalkan kalian."
Mendengar kata jamkos alias jam kosong, senyum mereka langsung merekah. Jiwa semangat empat lima pun tiba-tiba muncul seketika.
"Yess, akhirnya kita free." bisik Hilwa senang kepada Adiba yang ada di sebelahnya.
"Jangan seneng dulu Neng. Kalo kita free, ngapain Pak Aldian bawa basket?"
"Eh, iya ya."
"Walaupun Bapak mengatakan free, tapi kalian harus tetap bermain basket." ujar Pak Aldian.
"Untuk itu, Bapak akan bagi kalian jadi empat tim. Dua tim cewek, dan dua tim cowok. Kalian akan tanding satu tim lawan satu tim. Tim cewek lawan tim cewek, dan tim cowok lawan tim cowok. Faham?" lanjutnya.
"Faham, Pak!"
"Hanif," panggil Pak Aldian.
"Iya, Pak?" tanya Hanif yang ada di dalam barisan.
"Kamu Bapak tugaskan untuk mengawasi teman-teman kamu. Jangan sampai ada yang santai-santai,"
"Okeh Pak," jawab Hanif.
Kemudian Pak Aldian meletakkan empat bola basket yang tadinya ia pegang, di bawah. "Bapak pergi dulu buat kontrol Kakak kelas kamu yang ada di lapangan depan,"
Jadi, SMA BS punya tiga lapangan basket. Dua lapangan outdoor dan satu lapangan indoor. Nah, dua lapangan basket yang outdoor kan ada dua tuh. Yang di depan area yang khusus kelas dua belas, dan yang dibelakang khusus area kelas sepuluh, sama sebelas.
"Okeh, Pak." sahut anak-anak.
Sepeninggal Pak Aldian, masing-masing anak mulai menentukan tim sendiri. Tim cewek yang pertama berisikan Adiba, Hilwa, Silvia, Ratna, dan Ovi.
Sedangkan tim cewek yang kedua berisikan Reta, Fika, Risty, Ifi, dan Putri.
Adiba maju mengambil bola basket untuk bertanding dengan tim lawan. Jujur, ia tak pandai bermain basket. Apalagi harus tanding, beuhhhh. Plis jangan tanyakan. Yang ada bukannya di drible sambil lari, malah dibawa pake tangan terus ngacir ke ring.
"Hil, lo aja yang di depan. Gue gatau cara mainin ni basket. Selagi, gue ga ahli gini-gini an," Adiba menyerahkan basket yang ia pegang tadi ke Hilwa.
"Makanya belajar sama Kak Artha sana." kata Hilwa.
Adiba mendengus. "Gausah mulai deh,"
Hilwa terkikik, melihat ekspresi Adiba yang kesal karena ucapannya.
Tak lama, permainan dimulai. Masinh-masing ketua dari dua tim, Hilwa dan Reta maju ke berhadapan untuk melakukan suit. Dan pemenangnya adalah Hilwa.
Saat ini bola sedang di-drible oleh Ratna.
"RATNA! OPER BOLANYA! AYO LEMPAR KE GUE!" pekik Hilwa.Ratna langsung melambungkan basket yang semula ia drible Hilwa. Tapi, bukannya tuh bola mendarat ke tangan Hilwa, malang jatoh ke tangan Adiba.
"Loh! Kok lo kasih ke gue si, Na?" Adiba protes.
"Sorry gue lemparnya kekencengan." sahut Ratna yang ada di sebrang.
Ia panik sekarang.
"DIB! CEPETAN LO DRIBLE TU BASKET!" pekik Hilwa.
Adiba mulai mendrible basket sambil berlari. Yah, walaupun di lain sisi jantungnya berdetak tak karuan.
"ADIBA! OPER KE GUE DIB!!" jerit Ovi.
Adiba masih terus mendrible karena ia takut kalau ia lempar malah ketangkep sama tim lawan.
Risty hendak meraih basket yang sedang di drible oleh Adiba, tapi dihalangi oleh tangan gadis ini.
"DIB! AYO OPER CEPETAN!!" teriak Hilwa.
"Iya-iya, bentar napa, ini si Risty mau nyerobot! Gasabaran banget sih lo!" jawab Adiba sewot.
"UDAH OPER AJA!" jerit Ovi.
Anjim! Bacot amat sih ni cewek! Gatau gue kualahan apa?!
"ADIBA AYO OPER! GUE JUGA MAU MAIN INI!!" tambah Ratna.
"Ah bacot lo!" akhirnya Adiba melemparkan basket itu ke arah Ratna.
Sama seperti yang sebelumnya, bukannya mendarat ke tangan Ratna, malah kena kepala cowok yang lewat di pinggir lapangan.
Adiba menepuk keningnya ketika tau siapa yang barusan kena sasaran empuk karena ulahnya yang ceroboh barusan.
"Aduh, mati gue, mana kena palanya Kak Artha lagi."
Seluruh saksi mata yang melihat hanya mampu memejamkan mata sambil meringis kecil.
Diam beberapa saat sambil menatap basket yang masih memantul di hadapannya, sedetik kemudian, mata elang itu melihat ke arah seorang gadis yang tengah menutup matanya.
"Oke, gue bakalan mati beku kali ini." gumam Adiba.
☠️☠️☠️
seu next chapter!
diketik dengan 940 kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Artha [Completed]
Teen Fiction"Dalam lakuna, aku mencari kamu yang menyebutku renjana." -Artha Bramansyah *** Artha Bramansyah, seorang siswa sekaligus pria tampan yang paling digandrungi di SMA nya. Sifatnya yang cuek, suka berubah-ubah, dan juga dingin, secara tak sengaja dipe...