Mata teduh nan ceria yang biasa Hilwa pancarkan, kini berubah drastis menjadi menakutkan.
Tatkala cewek itu melihat adegan antara sahabatnya dan manusia kulkas tadi di UKS.
"Ngapain sih lo Hil?" tanya Adiba risih sekaligus takut ditatap seperti itu oleh Hilwa.
"Gapapa. Gue cuma natap lo aja. Kenapa, ga boleh?" jawab Hilwa dengan nada sedikit sewot.
Kening Adiba mengkerut secara spontan. "Lo kenapa sih, Hil?!"
Mata Hilwa memicing. "Lo jadian kan sama kulkas 35 pintu?"
"Kulkas 35 pintu? Yakali gue jadian sama barang mati."
"Bukan itu maksud gue," ujar Hilwa gemas.
Adiba membuka bukunya. "Terus, kalo bukan barang mati, apa namanya?"
"Kak Artha lah."
"Hah? Kok bisa?" Adiba tak konek.
Hilwa memijat pelipisnya pelan. Dapat dari mana dia temen lola kayak Adiba.
"Selain king ais, dia juga punya julukan lain. Namanya kulkas 35 pintu,"
Adiba membulatkan mulutnya. "Terus, apa hubungannya sama gue?"
Hilwa berdecak sebal. "Lo pacaran nggak sama dia?!!"
Adiba menggeleng. "Gue ga pacaran sama dia, Hilwa Mereytiaa." kata Adiba gemas.
"Kalo enggak pacaran, ngapain lo tadi sama dia berduaan di UKS? Deket-deketan lagi."
Adiba memicing. "Ohhh, jangan-jangan, lo suka ya sama Kak Arthaa?"
Hilwa meringis sembari menggeleng. "Enak aja lo. Dia bukan tipe gue lagi. Ntar kalo gue pacaran sama dia, bisa-bisa garing sendiri gue,"
"Nah kan! Yaudah sama. Jadi, gausah tanya-tanya gue pacaran sama Kak Artha atau nggak." jawab Adiba.
"Ya bukannya apa-apa sih, Dib. Gue takutnya lo di bully sama cewek tiga angkatan. Lo tau sendiri kan, Kak Artha famous nya kayak gimana? Tadi aja waktu dia megang tangan lo aja, si Ririn udah bolak-balik potoin lo," jelas Hilwa.
"Terus, yang waktu lo ga sengaja make kaos basket nya Kak Artha, juga dikit demi dikit ada yang mulai omongin lo. Gue cuma takut aja." lanjutnya.
Adiba tersenyum. "Enggak kok, Hil. Gue ga suka sama Kak Artha. Jadi, jangan khawatirin gue ya,"
"Tapi, kalo lo beneran pacaran sama Kak Artha ya gapapa sih. Selagi dia kan laki banget. Pasti denger lo diapa-apain aja langsung ngamuk pasti," kata Hilwa sembari tertawa.
Adiba mendesis. "Dasar bangke lo. Tadi aja sok-sokan khawatir,"
"Ya kan gu-"
"WOY! KITA BAKALAN CAMPING DUA HARI LAGI!!!" teriak Hanif yang tiba-tiba muncul di ambang pintu sambil ngos-ngosan.
Ucapan Hilwa terpotong karena kehadiran si Hanif. Karena teriakan menggelegar dari Hanif, pandangan seluruh kelas spontan berpusat padanya. Kelas yang semula rusuh karena jamkos, langsung hening seketika.
"Lo kenapa Nif? Kayak di kejar setan kuyang aja lo," celetuk Vian.
Hanif menyenderkan punggungnya di dinding samping pintu masuk. "Gue habis maraton tadi," katanya sambil mencoba menetralkan napas.
"Tunggu-tunggu, lo teriak apa tadi?" ulang Fiola.
"Se-sekolah kita hosh ngadain camping dua hari lagi, dan itu wajib. Jadi hosh, seluruh angkatan sebelas hosh harus ikut." jawab Hanif yang masih saja ngos-ngosan.
![](https://img.wattpad.com/cover/235379981-288-k878929.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Artha [Completed]
Teen Fiction"Dalam lakuna, aku mencari kamu yang menyebutku renjana." -Artha Bramansyah *** Artha Bramansyah, seorang siswa sekaligus pria tampan yang paling digandrungi di SMA nya. Sifatnya yang cuek, suka berubah-ubah, dan juga dingin, secara tak sengaja dipe...