"Adibaaaa!!" pekik Avanya memanggil putrinya yang sedari tadi bersemedi di dalam kamar dari lantai bawah.
Suaranya begitu menggema.
Berdecak sebal. Adiba menaruh ponselnya kasar di kasur, memakai sandal rumahan yang ia letakkan di bawah ranjang. Membuka pintu, berjalan dua langkah, lalu melongok ke bawah.
"Apa, Ma?" tanya Adiba.
"Kamu ngapain sih, di dalem kamar terus?" Avanya bersungut.
"Nonton drama China, Ma."
Avanya memutar bola matanya malas. "Sini turun!"
Lunglai sekaligus malas, Adiba menuruti perintah Avanya.
"Beli'in Mama mentega, susu sama gandum di Indomaret depan." Avanya menyodorkan uang selembar berwarna merah.
Adiba menghela napas. "Aduh Mama. Kan, di warung sebelah juga ada. Ngapain pake segala beli di Indomaret depan?"
"Di warung sebelah kurang lengkap. Lagian, Mbak Sumi juga ga nyediain gandum kan di tokonya?" tukas Avanya, "udah sana cepetan beli!"
Adiba menerima uang yang disodorkan oleh Avanya. "Agil kemana sih, Ma?"
"Lagi setor tunai di kamar mandi." Adiba cemberut.
Gue doain sekalian diare.
"Udah, sana kamu pergi! Kemaleman ntar,"
"Iya," Adiba mengambil cardigan yang sebelumnya ia taruh di atas sofa, lalu memakainya sambil berjalan ke luar.
☠️☠️☠️
Sepulang dari cafe tadi sore hingga jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, Artha dan teman-teman nya masih betah berada di rumah Ardan.
Keempat cowok itu duduk bersila di atas karpet dengan stik PS di genggaman masing-masing.
"Sa, lo bantu serang dong!" dumel Anta.
"Ini juga gue lagi bantuin nyerang oon!"
Artha menaruh stik PS. "Gue balik duluan,"
Ardan yang menjadi patner Artha dalam bermain PS, mendongak saat cowok itu bangkit sembari membenarkan seragam.
Yap. Sedari pulang sekolah, mereka belum ganti baju. Jadi, masih tetep pake baju sekolah dari pagi sampe malem.
"Lah, kok balik? Terus nasib gue gimana? Masa harus nyerang sendirian?" cerocos Ardan.
Artha mengedikkan bahu acuh.
"Nape lo, Tha?" sahut Aksa.
"Tau, tumben pulang awal?" imbuh Anta.
"Mandi, laper, tidur." kata Artha.
"Hah?!" beo ketiganya.
"Lo kalo ngomong yang panjangan dikit napa! Gue ga ngerti nying!" dumel Anta.
Artha berdecak. "Gue mau pulang. Terus mandi, makan, tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Artha [Completed]
Teen Fiction"Dalam lakuna, aku mencari kamu yang menyebutku renjana." -Artha Bramansyah *** Artha Bramansyah, seorang siswa sekaligus pria tampan yang paling digandrungi di SMA nya. Sifatnya yang cuek, suka berubah-ubah, dan juga dingin, secara tak sengaja dipe...