Sepulang sekolah, Artha dkk memutuskan untuk nongkrong santai di cafe yang jaraknya tak begitu jauh dari sekolah mereka.
Begitu sampai, keempat cowok itu lansung memarkirkan motor sportnya di pelataran parkir. Melepas helm, turun dari motor, lalu masuk ke dalam cafe.
Baru juga ngebuka pintu, mereka sudah menjadi pusat perhatian pengunjung.
"Ganteng banget,"
"Eh, mereka artis ya?"
"Yang paling depan ganteng banget masa,"
"Fix, mereka jodoh gue."
Anta tersenyum lebar. "Gini nih, konsekuensinya jadi orang ganteng."
"Wajah lo bukan ganteng, tapi minus." sahut Aksa.
"Duduk dimana kita?" Ardan mengedarkan pandang.
Sama seperti Ardan, Artha juga mengedarkan pandang mencari tempat duduk. Karena, cafe ini sedang padat pengunjung.
Hingga pandangan-nya tersudut pada kursi kosong di bagian belakang. "Sana,"
Mereka bertiga langsung mengikuti langkah Artha.
Mereka segera duduk manis, sambil membuka menu yang tersedia di meja.
"Lo pesen apaan?" tanya Anta kepada ketiga teman-nya, "biar gue pesenin entar."
"Tumben lo baik," Aksa heran.
"Dari dulu kali. Lo nya aja yang telat nyadar,"
"Kalo gitu gue pesen nasi goreng, sama jus melon." kata Aksa.
"Gue sop iga, sama macha latte satu," kata Ardan.
Anta mencatat pesanan kedua teman-nya di ponsel. Biar ga lupa.
"Lo pesen apa Tha?"
Artha yang semula nunduk sibuk main ponsel, mendongak. "Gak,"
"Beneran lo ga pesen? Emang tu perut kagak laper apa?"
Artha menggeleng.
Anta bangkit. "Yaudah, kalo gitu gue ke meja pemesanan dulu."
Ketiganya mengangguk.
Tak sampai sepuluh menit, Anta sudah kembali duduk.
"Cepet amat lo pesen-nya?" Aksa heran.
Ardan menoleh ke belakang, melihat antrian panjang di depan meja pemesanan. "Lo nyerobot antrean ya?"
Anta nyengir. "Gue tadi langsung ke dapur cafe, biar cepet."
"Serius lo?! Emang gapapa?"
Anta mengangkat dagu. "Kebetulan yang masak perempuan, jadi gue rayu deh. Mana cantik lagi,"
Aksa melempar tisue ke wajah Anta. "Buaya laut lo!"
"Eh, ngomong-ngomong soal cantik, Adek kelas yang samperin kita tadi kalo di inget-inget cantik juga mukanya."
"Adek kelas yang mana?" Aksa bertanya.
"Tau lo! Banyak, kali Adek kelas yang samperin kita."
Ardan berdecak. "Lapangan basket indoor. Masa kalian lupa?"
Berpikir sejenak, kemudian berkata O.
"Yang balikin kaos basketnya Artha bukan?"
Ardan mengangguk.
"Namanya siapa? Gue lupa."
"Adiba Salsabila," sahut Artha yang sedari tadi bungkam.
Mendengar sahutan dari Artha, spontan ketiganya menoleh.
![](https://img.wattpad.com/cover/235379981-288-k878929.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Artha [Completed]
Teen Fiction"Dalam lakuna, aku mencari kamu yang menyebutku renjana." -Artha Bramansyah *** Artha Bramansyah, seorang siswa sekaligus pria tampan yang paling digandrungi di SMA nya. Sifatnya yang cuek, suka berubah-ubah, dan juga dingin, secara tak sengaja dipe...