MIRROR |14 PELUKAN AYAH

50 10 2
                                    

PART 14
PELUKAN AYAH

________________________________________


🎶Naif-Kenanglah Aku

Zidhan terlihat sedang asik mendengarkan musik lewat earphone yang dibawanya ke sekolah.

Mendengarkan musik lewat Walkman adalah kebiasaannya sehari-hari. Bahkan, suara dari speaker sekolah yang memberitahukan hal penting saja, Zidhan hiraukan dan terendam oleh suara musiknya.

Saat seperti itu, seorang cowok masuk ke dalam kelas. Menarik earphone yang dipakai Zidhan begitu saja. Sehingga Zidhan langsung terlihat geram dan kesal.

“Apaan sih, Monkey?!” dengus Zidhan pada Arya. Sahabat karibnya.

“Dhan, aku memanggil mu sejak tadi. Tapi kau sama sekali tidak mendengar!” teriak Arya tak mau kalah.

“Lagian kenapa sih kau pagi-pagi begini mencari ku? Narik earphone ku seenaknya. Tak ada kerjaan, eh?” balas Zidhan sambil kembali memakai earphone tapi secepat kilat Arya menariknya lagi. “Ya, aku harus berapa kali bicara pada mu. Aku tidak akan bolos lagi. Aku sudah berjanji kepada Manda,” Zidhan menekankan, “Jadi kau berhenti untuk terus mengajak ku bolos lagi mulai sekarang. Kau paham?”

Arya tak menjawab. Ia justru malah memukul kepala Zidhan keras sekali.

Zidhan meringis. “Kau apa-apaan sih?! Aku mau insyaf, Ya. Kau ingin melarang ku?”

“Manda meninggal, Dhan!” teriak Arya dengan lantang. Tentu saja membuat Zidhan tersentak kaget saat itu juga.

Zidhan terdiam sesaat. Ia tahu tabiat Arya. Arya itu pemuda yang humoris dan sering membuat siapapun kesal dengan sikapnya. Sehingga Zidhan mencoba tidak mempercayai ucapan Arya meskipun wajahnya nampak serius untuk kali ini.

“Gila kau!” Cibir Zidhan.

Pemuda itu kemudian membuang wajah ke samping dengan sedikit gelengan kepala. Zidhan masih mencoba tidak percaya.

“Dhan,” panggil Arya pelan.

“Ya, sumpah! Becanda mu keterlaluan.”

“Aku serius, Zidhan!” tekan Arya.

Barulah Zidhan menoleh, tapi entah mengapa. Kali ini Zidhan tetap tidak bisa untuk percaya.

“Orang Manda semalam ke rumah ku, mengantarkan buku” kata Zidhan getir. Lebih tepatnya ia sudah percaya namun tidak menyangka ini akan terjadi.

“Aku dengar pengumuman barusan lewat toa sekolah,” tutur Arya lagi.

Mata Zidhan bergerak perlahan untuk melirik kabel earphone di tangannya. Rupanya, Arya memang benar. Cowok itu tidak lagi bicara bohong. Zidhan tidak tahu dan tidak percaya karena telinganya tertutup barusan— saat berita itu diberitahukan pihak sekolah sebanyak tiga kali berulang-ulang.

Zidhan yang masih syok mendengar berita itu, sontak langsung bergegas keluar. Melempar earphone tak perduli ke sembarang arah. Sampai-sampai Zidhan tak sadar menabrak seorang guru yang ingin masuk ke dalam kelas.

“Zidhan, kamu mau kemana? Ini waktunya jam masuk!” teriak Pak guru yang ditabrak Zidhan barusan.

Tapi Zidhan tak perduli dan bahkan terus berlari hingga menghilang di tangga yang menurun.

Zidhan mengambil motor RX-KING di parkiran dengan terburu-buru. Dan mengendarai motor kado dari orang tuanya itu menuju gerbang yang telah tertutup rapat.

MIRRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang