MIRROR |29 MASALAH BARU

35 10 2
                                    

MIRROR 29
MASALAH BARU

“Ini bukan elo kan?”

Sebuah layar tipis ditunjukkan oleh Arin ke wajah Ghea dengan sangsi. Ghea sendiri tidak tahu bagaimana persisnya kenapa ada foto dirinya sedang bersama Zidhan. Tentu saja bukan dari situ akar permasalahan kenapa semua orang mendadak jadi menggunjingkannya. Melainkan posisi antara Ghea dan Zidhan yang terlalu dekat. Bahkan sangat dekat dan terlihat berciuman.

“Darimana lo dapat foto itu?”

“Ada yang nyebarin. Tapi ini bukan lo kan?”

Tentu saja itu Ghea. Yang ada di foto itu sangat jelas sekali dan Ghea pun tak bisa menyangkal atau mengingat apapun yang terjadi semalam bersama Zidhan atau persisnya apa yang dilakukan Manda dan Zidhan. Yang Ghea tahu, dia hanya membantu Manda untuk bertemu Zidhan. Selebihnya....

Astaga Manda! Lo bakal bikin gue abis kali ini.

Tubuh Ghea lemas sekarang. Ghea tidak tahu siapa yang menyebarkan foto itu. Namun, dia sangat-sangat membenci Manda lebih dari apapun saat ini. Kenapa Manda ceroboh sekali?

Ghea ingat hari dimana dia menolong Zidhan. Ghea bisa memaklumi kejadian itu, tetapi untuk yang ini. Manda sudah keterlaluan.

Ghea tak berkata apa-apa. Dia hanya keluar dari kelas dan mencari Zidhan. Ghea harus meminta penjelasan atas apa yang terjadi sekaligus tanggung jawab Zidhan untuk menjelaskan pada semua orang.

Entah apapun penjelasannya asalkan dia tidak di cap sebagai...

“Casting Coach.”

Ghea hafal suara itu. Hanya dua orang di sekolah ini yang membenci kehadirannya. Pertama Pak Faisal. Lalu kedua Gwen.

“Pantas aja ya. Kemarin Pak Zidhan lebih memilih lo daripada gue. Padahal udah jelas pemeran utama itu awalnya gue. Ternyata lo seorang Casting Couch, ya.”

Meskipun Ghea tidak terlalu paham soal dunia entertainment tapi dia cukup mengerti arti Casting Coach itu sendiri.

Casting couch adalah seorang aktor/aktris yang memiliki hubungan khusus dengan sutradara/produser untuk mendapatkan peran bagus.

Tuhan. Masalah apa lagi ini?

“Ini pasti gara-gara lo kan? Lo yang nyebarin semua ini?”

Seringaian Gwen tercetak puas di kedua tepi mulutnya. Berjalan dengan angkuh dan tangan terlipat di dada.

Tidak lupa juga Laura dan Emma ada di kedua sisinya. Mereka berdua sama pongahnya.

“Masih mau main-main sama gue Ghea?”

Ghea mengeraskan kepalan tangannya di samping kanan kiri tubuhnya.

“Hebat. Lo bener-bener hebat udah main sejauh ini. Tapi Ghea. Ini adalah permainan terakhir lo.”

“Lo bener-bener keterlaluan ya!”

Tanpa segan Ghea melayangkan tangan ke udara. Tapi secepat kilat ada yang menyambar lengannya.

Regan.

Cowok itu yang menahan Ghea. Ada ekspresi yang tidak bisa dikabarkan Ghea. Regan tidak hanya kecewa atas apa yang terjadi. Pasti cowok itu lebih dari itu.

“Gue gak nyangka sama lo. Gue pikir, lo cewek baik-baik, ternyata ....”

“Regan, gue bisa jelasin.”

“Jelasin apa lagi Ghea! Udah jelas kalo yang ada di foto itu elo. Lo masih mau nyangkal apalagi?”

Semua orang telah memusatkan perhatian mereka pada Ghea. Ada juga yang mulai mendekat untuk mengelilinginya.

MIRRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang