MIRROR |10 PUTRI PERTAMA MEREKA

44 9 0
                                    

PART 10
PUTRI PERTAMA MEREKA

________________________________________


🎶Widi Nugroho-Harus Memilih

Ghea menggeliat kecil di hari libur pagi ini. Kakinya melambai, bergerak menuju jendela dan menyingkapkan gorden putih itu agar terbuka.

Ghea tidak lupa membereskan tempat tidurnya. Ia mencoba tidak sembrono untuk menempati kamar milik almarhum Kakaknya. Begitu selesai, Ghea pergi ke kamar mandi untuk cuci wajah dan gosok gigi.

Namun, baru saja Ghea mencuci wajah, sebuah lampu berkedap-kedip di atas kepalanya. Ghea mencoba bersikap biasa saja, ia pikir ini hal yang wajar karena kamar mandi disini sudah lama tidak terpakai dan mengakibatkan lampunya korslet. Mungkin Ghea akan minta bantuan Ayah untuk membenarkannya. Ghea bergerak ke arah pintu dan memegang knop.

Seketika tubuhnya menegang. Bagai tersambar petir di siang bolong. Ghea barusan melihat sesuatu saat melewati cermin di atas wastafel.

Apa Ghea salah melihat?

Detak jantung Ghea seketika bergemuruh. Ia mulai merasakan hal yang ganjal. Ia mencoba memperkuat niatnya untuk kembali memundurkan langkah. Kepala Ghea bergerak secara perlahan-lahan menuju cermin. Seketika tubuh Ghea membatu. Tak bisa bergerak. Yang ia bisa hanya berteriak sekuat tenaga.

“AAAKKHHH!”

Secara bersamaan separuh tubuh keluar dari cermin. Ghea bergerak mundur. Benar. Ghea tidak salah. Yang dilihatnya barusan memang benar. Seorang perempuan dengan wajah pucat, mata merah dan rambut panjang sepinggang. Tangannya yang memiliki jari-jari kuku hitam dan panjang merayap keluar mendekati Ghea. Ghea terus bergerak mundur dengan perasaan gelisah. Tangannya meraba-raba bagian belakang tubuhnya berharap menemukan sesuatu untuk mengusirnya. Tapi naas sekali. Kini tubuh Ghea mentok ditembok. Dan yang bisa Ghea lakukan hanya menutup matanya. Perempuan itu semakin mendekat dengan cekikikan miring membuat siapapun yang mendengar akan merinding.

Ghea menutup telinganya dengan kedua tangan. Perempuan itu merayap semakin dekat. Mengunci tubuh Ghea. Ghea merasakan bau amis menyengat. Tubuhnya semakin bergetar menahan rasa ketakutan.

Lambat-lambat Ghea mendengar suara mulut terbuka. Separuh wajah Ghea seakan terhisap.

“Gheaaahhh....”

Ghea menahan tarik-kan wajahnya. Ia masih mencoba menahan rasa takutnya. Hingga di detik berikutnya Ghea sudah tidak kuat. Separuh tubuhnya terasa lemas sekali. Sampai mulutnya terkunci tak dapat berkata apapun. Ghea melafazkan doa di dalam hati. Mulutnya sedikit-sedikit akhirnya bisa bergerak. Dan Ghea mencoba untuk berteriak sekeras-kerasnya sekarang.

“MAMA!”

Ghea meraih benda apapun yang bisa diraihnya. Lalu melemparkan pada wajah perempuan itu.

“Lepas! Lepaskan aku!”

Ghea terus berteriak dan meronta-ronta.

Hantu itu semakin menariknya ke dalam cermin. Buru-buru Ghea melantunkan doa di dalam hatinya.

Brak!

Tubuh Ghea terpental jatuh ke lantai . Ghea meringis ngilu. Dibuka matanya pelan-pelan, Ghea sudah berada di samping ranjang.

Fiuhh....

Ternyata itu cuma mimpi.

Ghea mengelus dada sambil terus bernafas lega.

Suara pintu diketuk mengalihkan Ghea ke arah pintu. Ghea dengan segera turun dari kasur dan menuju pintu untuk membukanya.

“Ghea, tadi kamu teriak kenceng banget manggil Mama. Kamu kenapa?”

MIRRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang