PART 11
DITELAN DANAU________________________________________
🎶Melly Goeslaw-Tanyakan Pada Rumput yang Bergoyang
Manda meneguk ludah menatap air danau yang terlihat tenang dan gelap. Hanya ada bayangan bulan yang nampak di atas permukaan air itu.
Hujan sudah reda. Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Dan Manda masih berada di tepi danau dengan perasaan tak tentu arah. Yang dilakukannya sejak tadi hanya mendengarkan lagu dari walkman (alat perekam suara) hadiah dari Zidhan satu tahun yang lalu.
Di rekaman itu, terdengar suara Manda dan Zidhan. Kebetulan, Manda memang suka menyanyi dan Zidhan juga sangat mahir alat musik. Sehingga mereka berdua sering sekali merekam banyak suara di dalam benda itu.
Angin malam menerpa wajah Manda. Tidak seharusnya ia berada di tempat itu, malam-malam. Dengan keadaan perut yang berisi. Apalagi, bajunya basah. Bisa membuat kedinginan semakin menusuk pada tulangnya.
“Jika ini yang terbaik untuk mu, Zidhan. Aku rela kok. Aku rela pergi. Aku, sangat menyayangimu Zidhan. Semoga kau bahagia tanpa ku. Dan maaf, selalu membuat mu kerepotan. Maafkan aku jika aku selalu membuat mu kesal. Maafin aku, Zidhan.”
Manda menekan tombol henti pada rekaman itu. Sengaja lebih tepatnya. Sengaja menyampaikan pesan lewat benda itu.
Lalu, Manda menyimpan rekaman itu di atas rumput berserta earphone yang masih menempel di sana. Dengan gerakan pelan, Manda berjalan meninggalkannya menuju danau. Perlahan tapi pasti. Manda memasuki air itu yang semakin dalam dan dangkal. Dan Manda bisa merasakan tubuhnya mengapung di dalam air. Ia juga bisa merasakan air itu masuk ke dalam rongga hidungnya. Memenuhi perut. Serta membuat matanya semakin tertutup untuk menahan sakit ini.
“Manda, apa kamu akan tinggalkan Mama?”
Sebuah suara terbayang dibenak Manda. Dia reflek membuka matanya. Hati kecilnya menolak untuk melanjutkan jalannya menuju kematian.
“Apa kamu akan tinggalkan Mama sendirian?”
Gelembung keluar dari mulut Manda. Dia tidak lagi diam. Dia sudah meronta hendak naik kembali menuju permukaan air. Menggapai-gapai air yang sebenarnya percuma karena dia sama sekali tidak bisa berenang. Dia panik. Suara wanita menghantui pikirannya.
“Manda, Mama menyayangi mu, Nak.”
Manda gelisah karena tidak berhasil menemukan oksigen. Hingga akhirnya, matanya terpejam merasakan air mulai masuk ke tenggorokannya dan paru-parunya sama sekali tidak dapat kesempatan bernafas lagi. Tubuhnya kian melayang di tengah-tengah danau itu.
Maafkan Manda, Ma....
Beberapa jam berlalu.
Ketika suami istri masih terlelap dalam tidur mereka. Ketika kokok ayam baru terdengar di antara hawa sejuk embun. Pintu diketuk dari luar.
Suami istri itu bangkit dari tidur untuk mulai menyambut tamu yang anehnya terlalu pagi sekali. Bahkan matahari saja kalah cepat datangnya.
Dua pria berseragam Polisi berdiri di balik pintu dengan badan tegapnya.
“Mohon maaf kami mengganggu, Pak. Kami baru saja mendapat laporan bahwa ditemukan sesosok mayat perempuan di danau. Kami menemukan sebuah Walkman di sana. Beserta kartu pelajar yang mengarah pada alamat rumah ini. Apa benar ini milik putri Bapak?” Salah satu Polisi itu menunjukkan tanda pengenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRROR
Teen FictionCerita ini tentang Regina Abighea. Gadis yang harus hidup ditengah-tengah kisah perpisahan antara Manda dan juga Zidhan (Sepasang kekasih dimasa lalu). Akankah Ghea dapat membuat keduanya bertemu lagi? Baca selanjutnya disini, -MIRROR "Kelahiran mu...