~ Happy Reading ~
💫💫💫
SHEERA sampai di rumahnya. Gadis yang masih memakai seragam sekolah itu berjalan masuk ke dalam rumah dengan santai. Sama sekali tidak peduli, kalau saat ini waktu telah menunjukkan pukul sepuluh malam.
“Masih ingat pulang kamu?” Suara dingin dari mamanya yang duduk di kursi sofa ruang tamu menyapa indera pendengaran Sheera.
Sheera berhenti melangkah saat mendengar suara teguran itu, lalu melihat ke arah Anjani yang sedang menatapnya dingin. Tapi tatapan mamanya sama sekali tidak membuat Sheera merasa takut sedikit pun.
Ia menatap mamanya dengan raut wajah datar dan tenang. “Masih,” jawab Sheera santai.
“Dari mana aja kamu? Kamu nggak tahu ini udah jam berapa? Nggak ingat pulang?” Anjani bertanya dengan sinis. Melihat Sheera pulang malam hari dan masih memakai seragam sekolah seperti itu membuat Anjani geram. Marah dengan Sheera. Seolah Sheera adalah anak yang tidak pernah diurus dan memiliki pendidikan dari orangtuanya sampai lupa waktu.
Sheera melirik ke arah jam besar yang berdiri di sudut ruangan, kemudian membuang muka ke arah mamanya lagi. “Baru pukul sepuluh, belum terlalu malam.” Jawaban Sheera mampu membuat Anjani merasa pening hanya dengan melihat kelakuan anaknya ini.
“Kenapa kamu baru pulang jam segini? Nggak malu apa, anak gadis tapi pulangnya tengah malam kayak gitu? Masih pakai seragam sekolah lagi. Mau jadi apa kamu nantinya? Kalau kelakuan kamu aja seperti ini, Sheera?” Anjani melipat kedua tangannya di depan dada. Posisi wanita itu masih duduk, sambil menatap jengah Sheera yang berdiri sangat santai di depan dia.
“Jam sepuluh malam belum termasuk zona tengah malam, Ma. Nggak usah lebay, deh. Aku bukan Sheena yang perlu dikhawatirkan kayak gitu,” ungkap Sheera memutar bola mata malas. Sangat terlihat kurang ajar di mata Anjani. Sheera ikut melipat kedua tangannya di depan dada.
“Aku baru dari Play House, bareng teman-teman aku,” lanjut Sheera berani, semakin membuat Anjani marah. Karena lagi-lagi Sheera datang ke kaffe laknat itu. Padahal sudah berulang kali Anjani melarang Sheera pergi ke tempat tersebut.
Sepulang sekolah, Sheera dan Roro langsung mengunjungi rumah Malla setelah Roro mengatakan kalau orangtuanya sedang ke luar negeri. Mereka bertiga memang telah berencana datang ke Play House. Kaffe yang lebih mirip dengan bar daripada kaffe biasa.
Tetapi Sheera datang ke sana tidak menggunakan pakaian sekolahnya. Ia memakai baju Malla. Baru setelah dari Play House, gadis itu mengganti pakaiannya lagi. Sheera tidak bodoh untuk memakai pakaian sekolah ternama dan masuk ke tempat seperti itu. Bukan hanya akan mendapat masalah dengan mamanya saja, tetapi ia akan kena masalah dengan pihak sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
G E M I N I [COMPLETE]
Teen FictionSheena berharap, ada perban yang dapat ia gunakan untuk menyembuhkan luka yang tidak terlihat. Kata orang, saudara adalah tempat yang paling baik untuk meredam keluh kesah dan masalah. Akan tetapi kenyataan yang Sheena dapat, saudara tidak pernah m...