~ Happy Reading ~
💫💫💫
SHEERA menajamkan penglihatannya ketika ruangan yang ia masuki saat ini terlihat gelap gulita. Hanya ada cahaya dari pantulan kilat disertai gemuruh petir yang saling bersahut-sahutan di luar sana, yang menjadi pencahayaan dia saat ini.
Mata Sheera menutup rapat ketika suara petir menyambar telinganya dengan keras. Merobek keheningan malam. Ia menekuk kedua lengannya dengan erat. Tubuhnya menggigil hebat ditusuk-tusuk oleh angin malam. Hujan lebat di luar sana menambah nuansa seram yang sudah bertebaran kini terasa semakin berlipat-lipat.
Perlahan kakinya melangkah masuk lebih dalam lagi. Sambil sesekali meneriaki nama dari orang yang menjadi tujuan, kenapa dirinya bisa datang ke gudang tua tersebut.
Gudang yang meskipun hanya dari auranya saja terasa sangat menyeramkan.Sarang laba-laba ikut menempel di bajunya ketika Sheera melewati pintu penghubung antara batas luar. Kursi-kursi kayu yang sudah tidak terpakai lagi ikut tersenggol ketika ia tanpa sengaja melewati jalan yang salah.
Sheera meraba dinding kotor yang ada di sampingnya. Sedikit beruntung, karena kilat yang mulai menyambar menghidupkan kembali cahaya. Sehingga ia tidak salah jalan lagi.
Tanpa sengaja kakinya menginjak benda yang Sheera yakini adalah seng, sehingga menimbulkan bunyi yang lain. Sepinya gudang membuat telinga Sheera menangkap bunyi percikan, seperti tetesan air yang jatuh tepat di atas seng yang ia pijaki.
Tidak lama setelah itu, Sheera merasa tetesan air itu merambat jatuh di atas kepalanya. Tetes demi tetes air yang semula hanya jatuh mengenai kepala dia, perlahan ikut mengucur di pelipis hingga mengenai wajahnya.
Sheera menahan napas. Bersamaan dengan tenggorokannya yang mulai menghasilkan gumpalan besar yang siap membuat napasnya tercekat kuat. Tangannya yang mulai gemetar hebat diangkat menuju ke wajahnya. Di mana tetesan air itu jatuh. Sheera tidak bodoh untuk mengetahui, apa yang jatuh mengenai wajahnya saat ini bukanlah air hujan.
Meskipun gudang tersebut memiliki atap yang bolong di beberapa bagian. Tetapi air yang jatuh mengenainya ini terasa kental. Bau anyir mulai mencerup. Sheera meraba cairan tersebut, kemudian tangannya dibawa tepat menuju ke hidung dia.
Tidak salah lagi! Dengan keberanian yang tinggi, Sheera mengangkat kepalanya pelan. Melihat ke arah atap. Di mana sumber yang menjadi tetesan air itu berada. Dan dalam sekejap mata, kedua kakinya terasa lemah. Sulit berpijak.
Ketika kilat memberinya cahaya penerang. Secara bersamaan juga, mata dia menangkap hal mengerikan tepat di atas kepalanya. Kedua matanya melebar sempurna, menatap apa yang ada di depan matanya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
G E M I N I [COMPLETE]
Teen FictionSheena berharap, ada perban yang dapat ia gunakan untuk menyembuhkan luka yang tidak terlihat. Kata orang, saudara adalah tempat yang paling baik untuk meredam keluh kesah dan masalah. Akan tetapi kenyataan yang Sheena dapat, saudara tidak pernah m...