~ Happy Reading ~
“Hidup ini singkat, habiskan dengan orang yang membuat kamu tertawa dan merasa dicintai.”
🌠🌠🌠
GADIS kecil itu mencium setangkai bunga matahari di tangannya. Meski tidak mempunyai aroma menenangkan seperti bunga yang lain, namun bunga matahari itu memiliki artian khusus, yang membuat bunga tersebut terlihat istimewa di matanya.
Dia kembali melihat keadaan sekitar. Jalan raya yang tampak ramai. Gadis kecil itu kembali berjalan sampai kaki pendeknya menginjak bibir trotoar.
Dia kembali berhenti ketika lampu merah menyala. Perhatiannya fokus pada deretan kendaraan beroda dua dan empat yang berjejer menunggu lampu lalu lintas kembali hijau.
Berjalan sendiri dengan raut wajah sedih mengkhawatirkan, membuat orang-orang di sekitar anak kecil itu bertanya kepadanya.
“Kenapa kamu jalan sendirian, Dek? Orangtua kamu ke mana?” tanya salah seorang ibu-ibu yang ada di sana.
“Nunggu jemputan,” jawabnya singkat. Wanita yang bertanya tadi hanya melenggut pelan, kemudian pergi setelah jemputannya sampai.
Dari arah belakang, ada sepasang mata yang sejak tadi mengikuti ke mana dia pergi. Anak kecil berwajah tampan telah mengikutinya ketika mereka tanpa sengaja berpaspasan.
Gadis kecil tadi berhenti di pinggir jalan raya untuk menyebrang. Lampu jalan masih berwarna merah ketika kaki pendeknya melangkah. Sedikit demi sedikit berjalan, sampai lampu merah berubah kembali menjadi hijau dengan dia sadari.
“Awaaasss!!!”
Spontan anak tampan tadi berlari menghampiri gadis itu. Dia menarik cepat sebelah tangannya bersamaan dengan mobil yang melintas setelah tangan gadis itu berhasil ditariknya.
Bunga matahari yang dipegang oleh gadis itu pun terlepas dan melayang jauh terlindas ban mobil. Anak kecil tampan tadi memeluknya erat-erat. Merasa sangat lega karena dia datang di waktu yang tepat sebelum mobil tadi menabrak mereka.
Suara klakson dari kendaraan lain membuat mereka menarik langkah ke trotoar. Tanpa melepas genggaman tangannya pada gadis itu.
“Kenapa kamu nggak lihat-lihat dulu kalau mau nyebrang?”
Mencoba untuk bertanya dengan lembut, dia menangkupkan kedua tangannya di pipi gadis itu. Sampai gadis itu kembali mengangkat wajah dan menatap matanya. Tapi secara bersamaan, tangis gadis itu pun pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
G E M I N I [COMPLETE]
Teen FictionSheena berharap, ada perban yang dapat ia gunakan untuk menyembuhkan luka yang tidak terlihat. Kata orang, saudara adalah tempat yang paling baik untuk meredam keluh kesah dan masalah. Akan tetapi kenyataan yang Sheena dapat, saudara tidak pernah m...