• 23 •

2.9K 313 39
                                    

~ Happy Reading ~

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫💫💫

SHEENA terbangun sebelum suara ayam pertanda matahari akan muncul di lingkaran langit tiba. Hal pertama yang menjadi pusat afeksi gadis itu adalah waktu yang baru saja menunjukkan pukul tiga lewat lima belas menit. Di samping itu, ada satu pesan yang membuat Sheena langsung membuka dan membaca isi dari pesan tersebut.

Mama sama Papa berangkat ke bandara. Hari ini mendadak harus ke Kalimantan lagi, ada urusan yang harus segera kami tangani. Tadinya mau bangunin kamu, tapi kayaknya kamu tidurnya lelap banget. Jadi nggak tega Mama sama Papa banguninnya. Jangan lupa minum obat kamu, ya, Sayang. Mama usahakan cepat pulang dan nggak akan sampai satu minggu. Take care of your health, Sheena :)

Sheena mematikan kembali HP-nya setelah membaca pesan dari Anjani. Meletakkan benda tersebut di atas nakas, kemudian memilih bersandar di kepala ranjang. Dengan lampu satu arah sebagai penerangan. Menemani pemikirannya yang mulai merapah.

Perusahaan konstruksi Irawan dan Anjani yang beroperasi pada bidang sub sektor building construction, mengharuskan mereka selalu mendapat urusan mendadak yang tidak bisa diwakili oleh orang lain. Sheena memaklumi hal itu.

Meskipun terkadang ia juga jengah. Karena akhir-akhir ini dirinya selalu merasa kesepian, sebab Anjani yang semakin sibuk dengan urusan pekerjaan.

Sheena memijit pangkal hidungnya. Merasa kepalanya sedikit pusing. Sampai waktu yang menunjukkan lewat tengah malam, ia belum bisa tidur dengan nyenyak. Bayangan kondisi Sheera selalu berputar di kepala Sheena. Mungkin ia baru tidur selama kurang lebih dua jam.

Sheena memilih untuk mengangkat kakinya turun dari atas ranjang. Saat pikirannya masih dikuasi oleh satu hal. Ia memilih untuk mengecek kondisi Sheera. Mencoba untuk tidur kembali pun rasanya sulit. Sheena tipe orang yang tidak bisa tidur lagi saat sudah terbangun.

Gadis itu beranjak menuju kamar Sheera. Saat sampai di depan pintu kamar Sheera, Sheena ragu untuk membuka pintu bercat putih itu. Ia takut kalau Sheera akan terganggu dengan kehadirannya, sekaligus mengganggu tidur dia.

“Masuk nggak, ya? Kalau sampai Sheera bangun, gimana?” gumamnya masih memegang gagang pintu.

Sheena menurunkan tangannya kembali. “Nggak usah, deh, takut ganggu Sheera nanti.”

Sheena memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Namun baru saja ia memutar badan, Sheena mendengar suara ganjil dari dalam kamar Sheera. Terdengar seperti suara—rintihan? Sheena kembali memegang handle pintu, kemudian membuka kamar Sheera.

G E M I N I [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang