• 14 •

3.1K 329 46
                                    

~ Happy Reading ~

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫💫💫

BUTUH waktu perjalanan sekitar dua puluh menit bagi Sheera dan Sheena untuk menempuh perjalanan dari rumah mereka sampai ke sekolah. Seperti hari-hari biasanya, Sheera pasti akan memilih untuk berangkat bersama kedua temannya dibanding dengan Sheena. 

Duduk bersama dengan Sheena kurang dari lima menit saja mampu membuat Sheera malas. Apalagi harus duduk berlama-lama dengan kembarannya itu selama hampir dua puluh menit. Bisa-bisa, Sheena diturunkan di tengah jalan oleh Sheera.

Masih dalam perjalanan, Sheena membuka setengah kaca jendela mobilnya. Memejamkan mata dan membiarkan udara pagi mengenai kulit wajahnya. Perlahan mata Sheena kembali dibuka.

Saat matanya yang kembali dibuka, Sheena menarik napas. Memasukkan kembali udara pagi yang sama ke dalam tubuhnya. Daun-daun yang berasal dari pohon-pohon yang berada di sepanjang jalan ikut menari-nari indah mengikuti arah angin. Menemani perjalanan Sheena pagi ini.

Sheena sangat menyukai suasana alam di pagi hari. Menghirup udara pagi. Melihat matahari terbit. Sampai menyaksikan, juga mendengarkan burung-burung yang berkicau tepat di atas langit. Itulah mengapa setiap bulan Anjani selalu mengajak Sheena berlibur ke puncak. Karena tiga hal yang Sheena sukai tadi bisa Sheena dapatkan di puncak.

Di balik dari semua itu, ada alasan tersendiri kenapa Sheena sangat menyukai matahari. Karena matahari adalah hal yang sangat Sheera sukai. Saat melihat matahari, Sheena seperti bisa merasakan kehangatan dari Sheera yang tidak lagi bisa ia rasakan sampai saat ini.

Jika Sheera menyukai matahari, maka Sheena menyukai bulan. Alasannya sederhata. Agar Sheera dan Sheena dapat bergantian memberi sinar pada bumi. Bagi Sheena, matahari dan bulan adalah Sheera dan dirinya. Sedangkan bumi adalah kedua orangtua mereka.

Sheena dapat merasakan sendu dalam dadanya ketika mengingat hal ini. Dan tanpa sadar sudut matanya mulai berair. Sheena mengusap pelan sudut matanya menggunakan ibu jari. Lalu menarik napas sejenak. Kembali merasakan udara pagi yang masih sejuk.

Tiba-tiba Sheena kepikiran sesuatu. Ia menepuk jidatnya pelan. “Astaga! Untung aja aku ingat dan nggak lupa. Bisa gawat kalau sampai aku lupa!”

Sheena menaikkan kembali kaca jendela mobil. Lalu menatap ke arah depan. Lebih tepatnya pada sopir yang sedang mengantarnya. “Pak, singgah bentar dulu ke IndoMei, ya. Ada yang mau aku beli,” ucap Sheena pada sopirnya.

“Iya, Non,” balas sopir Sheena. Tidak lama mobil Sheena berbelok ke arah IndoMei dua puluh empat jam yang berada di seberang jalan menuju YHS.

G E M I N I [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang