~ Happy Reading ~
🌠🌠🌠
HAL pertama yang Sheena lihat ketika mereka sampai di tempat itu adalah puluhan atau bahkan ratusan orang yang memadati berbagai sudut tempat yang menjadi bagian dari arena festival.
Kepalanya diangkat sedikit, melihat ada banyak sekali lampu berbentuk bulat orange dengan berbagai macam ukuran yang digantung di sepanjang arena.
Selain itu ada juga booth-booth lain yang menjajakan berbagai macam pernak-pernik serta kuliner yang ia yakini semuanya berasal dari Negeri Sakura tersebut.
“Nggak usah norak.”
Suara bernada sindiran barusan membuat Sheena berhenti dari rasa kagumnya terhadap tempat itu. Secepat kilat, dia menengok ke orang yang baru saja buka suara tersebut.
“Aku bukannya norak, tapi kagum,” jawabnya sembari menarik senyum lebar. Mata Sheena kembali keliling melihat-lihat pemandangan sekitar.
Dari sekian banyaknya booth yang menjual berbagai macam barang khas Jepang, perhatian Sheena terfokus pada booth yang mendagangkan berbagai macam pernak-pernik dengan varian bentukan unik yang terletak tidak jauh dari posisi mereka berdiri.
Lelaki itu—Noah, kaget ketika Sheena tanpa bertanya langsung menarik cepat tangannya. Sehingga tubuhnya mengikuti langkah lebar gadis itu.
“Udah mulai berani,” bicaranya pelan.
Sheena menengok. Dengan kedua bola matanya yang ikut berkembang. Melalui tatapan mata itu ia bertanya, apakah Noah baru saja mengatakan sesuatu kepadanya?
Noah mencebik. “Nggak ada. Gue nggak ngomong apa-apa.”
Hal yang seharusnya Noah tidak katakan. Ia pun dengan pasrah mengikuti ke mana Sheena pergi. Sampai gadis itu berhenti di salah satu booth yang ukurannya cukup besar. Dan secepat itu pula Sheena melepas tangan Noah. Berbagai bentukan unik pernak-pernik yang ada di sana lebih mengundang perhatian Sheena.
Matanya melihat-lihat semua benda-benda cantik yang ada di sana. Kekaguman itu membuat Noah memperhatikannya saja.
Berbagai macam benda unik yang telah Sheena pegang. Kali ini, dia mengambil salah satu boneka kayu dengan pakaian tradisinonal Jepang. Boneka yang terbuat dari ukiran kayu itu, orang-orang Jepang menyebutnya dengan boneka kokeshi.
“Lucu banget,” gemas Sheena.
Gadis itu telah berniat membeli boneka kokeshi berbaju pink yang ada di tangannya. Sampai suara Noah membuat Sheena mengurungkan niatnya dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
G E M I N I [COMPLETE]
أدب المراهقينSheena berharap, ada perban yang dapat ia gunakan untuk menyembuhkan luka yang tidak terlihat. Kata orang, saudara adalah tempat yang paling baik untuk meredam keluh kesah dan masalah. Akan tetapi kenyataan yang Sheena dapat, saudara tidak pernah m...