Sheena berharap, ada perban yang dapat ia gunakan untuk menyembuhkan luka yang tidak terlihat.
Kata orang, saudara adalah tempat yang paling baik untuk meredam keluh kesah dan masalah. Akan tetapi kenyataan yang Sheena dapat, saudara tidak pernah m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hatinya merasa sepi. Dia percaya, di suatu tempat nanti akan ada seseorang yang Tuhan ciptakan untuknya, yang kelak akan dicintainya dan akan mencintainya.
Dia tidak bisa melihat, merasakan ataupun menyentuhnya, karena seseorang itu masih berupa bayangan. Tapi dia percaya, seseorang itu akan datang untuknya.
Dia berharap, Tuhan akan segera mempertemukan mereka. Agar seseorang yang masih dalam bentuk bayangan itu menjadi nyata. Lewat semesta, semoga Tuhan mengabulkannya. Sebelum hatinya beku dan putus asa.
🌠🌠🌠
YANG membuat Noah kesal, di saat mereka akan pulang ban mobilnya malah kempes. Sempat menyalahkan Arion, menurut Noah semua ini terjadi gara-gara Arion yang memaksa agar Sheena pulang saja bersama dia dan Sheera.
Sempat terjadi adu argument di antara mereka. Yang pada akhirnya keputusan pulang bersama Arion seperti menjadi hal yang harus ia lakukan dengan terpaksa.
Malam yang semakin larut membuat Sheena tertidur di jok belakang. Gadis itu tidak tahan untuk menahan kedua bola matanya tetap terjaga. Bersama dengan Noah yang juga duduk tepat di sampingnya. Sementara Sheera duduk di sebelah Arion yang bertugas menyetir mobil.
“It's so crazy, Noah. Kenapa lo bisa-bisanya ada di sini?” Noah bermonolog sendiri, sembari memperhatikan jalanan malam yang cukup lenggang oleh kendaraan.
Tidak lama ia menoleh ke samping. Di mana Sheena tengah tertidur pulas. Kepala gadis itu bersandar di jendela mobil. Ketukan-ketukan ringan di kepalanya tidak membuat Sheena terusik.
Noah pun kembali menjauhkan tangannya dari kepala Sheena. Dia mendengus ringan ketika tangannya tidak mampu membuat Sheena bangun. Noah menarik senyum tipis memperhatikan gadis itu.
Arion yang juga mengamati kedua orang itu dari kaca mobil depan ikut tertawa tanpa suara. Arion berdehem pelan kemudian berujar, “Jangan diganggu, Noah. Kasihan, kayaknya dia capek banget.”
Noah kembali menjauhkan posisi duduknya dari Sheena. Mengabaikan teguran Arion yang seperti sedang menggodanya.
Satu tangannya bersandar pada kusen jendela mobil—dengan kedua bola mata yang masih tertuju pada Sheena, Noah kembali tersenyum gemas menatap Sheena. Jaketnya yang menutupi tubuh gadis itu menjadi hal yang sangat luar biasa baginya. Karena jarang-jarang Noah membiarkan orang lain menyentuh apalagi sampai memakai jaketnya.
Jangan berpikir, Noah memberikan barang itu ke Sheena seperti adegan romantis di drama-drama. Jangan. Karena yang Noah lakukan adalah melempar jaket tersebut ketika ia merasa udara malam yang terasa dingin menyengat kulit.