~ Happy Reading ~
🌠🌠🌠
SHEERA mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja. Menatap penuh laki-laki yang duduk di depannya. Suara bising yang berasal dari kantin yang ribut dengan aktivitas siswa-siswi yang sedang makan siang tidak membuatnya terganggu. Bahkan gadis itu tidak mempedulikan makanannya yang telah mendingin, dan es pada minumannya yang telah mencair.
Arion sadar, Sheera tidak melepas tatapan darinya. Arion merasa, gadis ini mempunyai sesuatu yang ingin ia katakan.
“Ada yang mau kamu omongin?” Arion berhenti dari aktivitas makan siangnya.
“Gimana kalau pertanyaannya di balik. Apa nggak ada yang mau lo omongin ke gue?”
“Enggak,” Arion merasa bingung. “Apa aku udah buat sesuatu yang salah ke kamu, yang nggak aku sadari?”
“Sebenarnya gue nggak suka yang namanya berbelit-belit. Tapi kali ini, gue kasih lo satu kesempatan. Silahkan lo ngomong tentang sesuatu, yang mungkin lo nggak jujur ke gue.”
Arion menatap Sheera heran. Ia sama sekali tidak merasa pernah membohongi Sheera dengan kebohongan yang besar.
“Aku benar-benar nggak tahu apa maksud kamu. Kalau aku punya salah, aku minta maaf. Tapi sebelumnya, aku benar-benar nggak tahu kalau aku salah apa kali ini.”
“Jadi lo nggak merasa punya salah?”
“Iya…” Arion mengatakannya dengan ragu. Meski Arion yakin kalau ia tidak mempunyai sesuatu yang harus dikatakan dengan jujur. Tapi apa yang membuat Sheera seperti sedang mengintrogasinya. Apa ia mempunyai kesalahan yang tidak ia sadari?
“Oke, kalau lo masih nggak mau jujur.” Sheera mengambil ponselnya dari saku jas. Meletakkan ponselnya di atas meja, memperlihatkan sesuatu yang membuatnya sangat marah dengan Arion. “Lo lihat foto ini.”
Laki-laki itu mengambil HP Sheera yang diletakkan di atas meja. Kedua matanya melebar sempurna. Di layar HP itu memperlihatkan, fotonya yang tanpa sengaja mencium pipi Sheena di mall.
“Gila ya, bisa-bisanya lo nggak jujur ke gue. Bilangnya lagi ada urusan, tapi nyatanya lo malah jalan dengan kembaran gue sendiri. Apa urusan lo, bertemu dengan dia, iya?” Arion seperti membisu. Sheera memang salah paham, tapi laki-laki itu tidak tahu harus mengatakannya dari mana.
“Kalau lo emang suka dengan dia. Kenapa dari awal lo nggak jujur? Lo datang ke gue dengan harapan yang baru. Gue udah berusaha buat maafin lo, dan menganggap semuanya nggak pernah terjadi. Tapi kenyataan yang ada, lo malah nyakitin gue lagi.”
KAMU SEDANG MEMBACA
G E M I N I [COMPLETE]
Novela JuvenilSheena berharap, ada perban yang dapat ia gunakan untuk menyembuhkan luka yang tidak terlihat. Kata orang, saudara adalah tempat yang paling baik untuk meredam keluh kesah dan masalah. Akan tetapi kenyataan yang Sheena dapat, saudara tidak pernah m...