~ Happy Reading ~
💫💫💫
SHEENA berjalan kikuk saat masuk ke dalam kelas sepuluh IPA enam. Ruangan yang akan menjadi kelasnya selama menimba ilmu di YHS. Semua mata menyapa Sheena ketika ia mulai menampakkan diri di kelas itu. Kelas yang tadinya bising karena tidak ada guru yang mengajar, kini mengalihkan atensi saat Sheena masuk. Mereka semua menatap Sheena dan Sheera bergantian.
“Sheera, kok, lo jadi dua?” celetuk Akai. Cowok bermata cipit yang duduk di bangku pojok paling belakang.
“Sheera, lo mirip protozoa. Bisa membelah diri. Anjay, kerennn!!!” Archer, cowok belasteran Belanda yang duduk di samping Akai itu, berujar heboh sambil berdiri dari tempat duduknya dengan kedua ibu jarinya yang diangkat tinggi-tinggi.
Sheera menoleh. Memberi Archer tatapan menusuk. Tidak suka dengan kalimat cowok itu barusan.
“Aww!” ringis Archer sambil memegangi kepalanya. Sheera baru saja melempari dirinya menggunakan botol tupperware berisikan air milik Suzan. Gadis kemayu yang duduk tepat di belakang Sheera.
Bisa dibayangkan, bagaimana sakitnya botol tupperware tebal yang mendarat sempurna di kepala cowok itu. Ujung pelipis Archer bahkan terluka dengan darah yang mulai mengintip.
“Lo pikir gue amuba?!”
“Anjir, Sheera! Kira-kira, dong, kalau lo mau ngelempar gue. Lempar gue pake hati atau sayang lo kek biar kita jadian. Masa lo tega ngelempar gue pake botol tupperware. Luka ni kepala gue!” cerocos Archer panjang lebar, yang hanya mendapat tatapan mendelik dari Sheera.
“Berisik lo!”
Sheera mengalihkan pandangan pada Sheena yang masih berdiri canggung di depan kelas. Ia mendengus berat menatap Sheena. Kenapa Sheena bisa satu kelas dengan dirinya. Sheera tidak menyukai hal ini. Ia jadi harus bertatap muka dengan kembarannya itu selama satu hari penuh. Menyebalkan!
“Ser, kembaran lo? Kok, bisa mirip banget, sih?” Roro berbisik sambil menyenggol lengan Sheera yang duduk di sampingnya. Gadis itu hanya meliriknya lewat ujung mata.
“Namanya juga kembar. Ya kali beda.” Malla ikut menimpali Roro.
“Kenalin diri lo dulu, dong!”
“Introducing dulu, lahhh!!”
“Biar kita bisa bedain, mana Sheera mana lo!!”
Suara-suara ribut mulai terdengar lagi. Kali ini mereka meminta Sheena memperkenalkan dirinya. Sementara Sheena masih berdiri dengan perasaan gabir di depan sana. Andai Sheena adalah gadis yang keras, ia pasti sudah merutuki guru yang baru saja mengantar dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
G E M I N I [COMPLETE]
أدب المراهقينSheena berharap, ada perban yang dapat ia gunakan untuk menyembuhkan luka yang tidak terlihat. Kata orang, saudara adalah tempat yang paling baik untuk meredam keluh kesah dan masalah. Akan tetapi kenyataan yang Sheena dapat, saudara tidak pernah m...