Sheena berharap, ada perban yang dapat ia gunakan untuk menyembuhkan luka yang tidak terlihat.
Kata orang, saudara adalah tempat yang paling baik untuk meredam keluh kesah dan masalah. Akan tetapi kenyataan yang Sheena dapat, saudara tidak pernah m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
💫💫💫
10 Tahun Yang Lalu….
DUA orang anak kembar berusia enam tahun duduk menonton televisi bersama ibunya di ruang keluarga. Ditemani satu gelas coklat hangat dan satu gelas lagi susu rasa pisang, sebagai kesukaan dari kedua anak kembar tersebut.
Dua anak perempuan yang begitu terlihat serupa. Hanya warna mata mereka saja yang berbeda. Anak perempuan dengan mata hitam legam itu melihat acara televisi yang ada dengan bosan. Kartun Aladdin yang ada di depannya ini membuat dirinya jenuh dan tidak tertarik lagi untuk melanjutkan.
Melirik ke samping. Berbeda dengan dia, anak perempuan dengan mata cokelat terang tersebut terlihat sangat bahagia dengan acara TV yang menayangkan kartun kesukaannya. Sambil duduk manja di atas pangkuan sang Ibu.
“Sheera nggak mau nonton Aladdin. Sheera mau nonton acara yang lain. Mana remotnya? Sheera mau ganti!”
Sheena memberikan remot TV yang dari tadi dipegang olehnya kepada Sheera. Dengan berat hati tanpa membantah, ia memberikan remot TV tersebut kepada kembarannya.
Saat Sheera yang hendak mengambil remot TV tersebut, Anjani menghela lebih dulu. “Sheera, kamu kan lihat kalau Sheena lagi serius nonton film ini. Kenapa kamu mau ganti acaranya? Biasanya kamu juga suka dengan kartun ini.”
“Sheera bosan. Sheera mau nonton film yang lain.”
“Tapi kamu harus ngalah dulu dengan Sheena. Sheena kan lagi kurang enak badan. Sheena lagi sakit, dan acara ini bisa buat Sheena senang. Seharusnya kamu mengerti. Jangan egois begitu, Sheera.”
Kedua bola mata hitam Sheera mulai menajam. Lantas dengan cepat, ia merebut remot tersebut dari tangan Anjani. Tanpa peduli dengan tatapan Anjani yang mulai mengecam.
“Sheera nggak peduli! Sheena aja sana yang ngalah!”
Sheera mengganti acara televisi yang masih menayangkan Aladdin dengan kartun lain. Kartun yang sama sekali tidak disukai oleh gadis bermata cokelat tersebut. Tatapan Sheena mulai sayu. Sheena menutup kedua matanya saat kartun itu mulai menayangkan adegan yang membuat ia merasa sangat ketakutan.
Kartun berjudul, The Secret of NIMH itu membuat Sheena takut ketika adegan yang memperlihatkan burung hantu besar dengan mata merah menyala. Disertai dengan suara yang menyeramkan dari burung hantu, membuat Sheena membenci kartun tersebut.
“Mama....” lirih Sheena. Ia menutup kedua matanya. Menenggelamkan wajahnya di depan dada Anjani.
“Sheera, ganti acaranya!” bentak Anjani. Namun Sheera hanya melirik sekilas. Anak itu tidak peduli dengan ketakutan Sheena yang semakin menjadi. Memperbesar volume televisi adalah hal yang gadis kecil itu lakukan.