~ Happy Reading ~
🌠🌠🌠
DI dalam kamar, Sheena membuka lemari pakaiannya. Perhatian Sheena terfokus pada jas putih yang menjadi seragam kebanggaan sekolah dia. Jas yang ditaksir memiliki harga yang fantastis, bahkan harganya setara satu buah sepeda motor.
Sheena mengambil jas putih itu. Lalu memilih duduk di pinggiran kasur. Gadis itu meletakkan jas tadi di atas tempat tidurnya. Fokus Sheena berpindah pada dua lencana bintang yang terdapat di sebelah kiri jas. Ia menyentuh lencana tersebut.
Benar. Jas tersebut adalah milik Shea. Jas yang tanpa sengaja kotor akibat dirinya. Sheena tidak membuang jas ini sesuai perintah Shea. Gadis itu menyuruh pelayan di rumah dia untuk mencucinya sampai bersih.
Hanya gara-gara satu titik noda, Shea menyuruh dia untuk membuang jas itu. Merasa sayang, akhirnya Sheena memutuskan untuk tidak jadi membuangnya.
“Apa aku kasih ke Jumi aja ya? Biar Jumi bisa masuk sekolah lagi.” Sheena berpikir serius. Ia merasa apa yang terjadi pada perempuan berkaca mata itu adalah kesalahannya. Meski tidak secara langsung, tapi Sheera adalah bagian dari dia. Membuatnya merasa harus ikut bertanggung jawab atas perbuatan Sheera.
YHS selalu menomor satukan kedisiplinan. Itulah mengapa Jumi tidak bisa masuk sekolah tanpa memakai seragam yang lengkap. Apalagi jas almamater adalah hal utama yang harus melekat di setiap murid.
Jumi adalah salah satu siswi beruntung yang mendapat bantuan beasiswa dari YHS. Maka sangat disayangkan kalau perempuan itu harus putus sekolah hanya gara-gara hal ini.
Sheena membuang napasnya ringkih. “Sheera, kenapa kamu harus sejahat ini sama orang lain?” Hati Sheena sangat sedih mengingat kejadian tiga minggu lalu, di mana Sheera dengan teganya merudung Jumi habis-habisan. Ia bahkan tidak menyangka, Sheera bisa berbuat sekejam itu dengan orang lain.
Gadis itu bangkit dari tempat tidur. Berjalan menuju lemari. Membukanya, lalu mengambil paper bag dari dalam sana. Setelah itu ia memasukkan jas Shea ke dalam paper bag tersebut.
Sheena telah memutuskan. Ia akan memberikan jas itu ke Jumi. Berharap dengan ini masalah Jumi tidak masuk sekolah lagi selesai.
“Daripada Kak Shea minta jasnya dibuang. Lebih baik dikasih ke Jumi. Biar jas ini ada gunanya,” monolog Sheena sembari memasukkan jas itu ke dalam paper bag. Tidak lupa sebelum memasukkan ia mencabut salah satu lencana bintang yang ada di jas Shea.
***
“AZRIEL MILLANO!!”
Azriel menutup telinganya kuat, ketika teriakan menggelegar itu memenuhi seisi ruangan. Cowok itu telah bersiap mendapat wejangan, atau bahkan hukuman setelah suara Bu Fatma—guru matematika yang terkenal killer itu mulai mengeluarkan suara mencengkam.
KAMU SEDANG MEMBACA
G E M I N I [COMPLETE]
Novela JuvenilSheena berharap, ada perban yang dapat ia gunakan untuk menyembuhkan luka yang tidak terlihat. Kata orang, saudara adalah tempat yang paling baik untuk meredam keluh kesah dan masalah. Akan tetapi kenyataan yang Sheena dapat, saudara tidak pernah m...