• 19 •

3.1K 292 134
                                    

~ Happy Reading ~

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫💫💫

SHEERA memperhatikan dirinya lewat pantulan kaca. Beberapa menit yang lalu gadis pemilik mata hitam legam itu baru saja selesai mandi, dan saat ini ia sedang merapikan rambut basahnya menggunakan sisir warna kuning dengan hiasan matahari pada bagian ujungnya. 

Merasa rambutnya telah disisir dengan rapi, Sheera berjalan ke arah pintu balkon kamar. Memilih menghabiskan sisa waktu sebentar sebelum tidur, dengan menikmati udara malam yang tidak terlalu dingin.

Baru saja ia memegang handle pintu balkon. Sebelum pintu itu terbuka, Sheera memilih untuk menundanya. Samar-samar ia mendengar alunan bunyi biola yang berasal dari balkon kamar di sebelahnya. Lebih tepatnya berasal dari kamar Sheena.

Sheera masih berdiri di balik pintu. Memilih untuk tidak jadi menikmati udara malam di atas balkon. Tetapi meskipun demikian, kaki Sheera masih setia berpijak di tempat ia berdiri. Mendengarkan alunan nada biola yang sering ia dengarkan dari Sheena ketika ia memainkan alat musik tersebut.

Canon. Nada itu yang selalu Sheena mainkan. Dari awal gadis itu bisa bermain alat musik tersebut, canon adalah nada favorite Sheena dan selalu dimainkan olehnya. Tiba-tiba saja otak Sheera mulai berputar ke masa lalu. Di mana ia dan Sheena masih sangat dekat.

Sheera mengingat dengan jelas, bagaimana ia merasa iri dengan Sheena yang cepat pandai bermain biola. Dikaruniai memiliki otak yang cerdas tidak mampu membuat Sheera bisa dengan cepat memahami setiap kunci nada pada biola.

Berbeda dengan Sheena yang bisa cepat belajar sekaligus memahami. Bagaimana caranya meletakkan alat musik tersebut di antara sela dagu dan bahu. Dan di mana letak setiap kunci nada pada biola tersebut.

Sheera mengingatnya….

“Aku heran dengan kamu, Sheena. Bagaimana kamu bisa cepat mengerti apa yang Kak Aurin ajarkan?” Sheera kecil memberenggut kesal. Sambil melihat tangannya yang sedikit lecet akibat terus berlatih biola, namun sampai saat ini belum juga berhasil.

“Aku hanya mengikuti apa yang Kak Aurin katakan,” balas Sheena, ikut meringis melihat tangan Sheera yang terluka.

“Padahal nama aku, kan, Sheera. Harusnya aku yang lebih pandai bermain biola daripada kamu,” ujar Sheera kecil dengan cemberut. Sheera mempunyai arti nama, seseorang yang selalu pandai mengekspresikan perasaannya melalui alunan nada atau nyanyian. “Tapi bernyanyi saja aku payah.”


Sheena tersenyum samar mendengar gerutuan kembarannya itu. Sheena meletakkan biola di kursi panjang tempat mereka duduk. Kemudian menyamping menatap Sheera dengan lamat-lamat. “Aku juga sama,” kata Sheena.

G E M I N I [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang