• 21 •

3.2K 328 347
                                    

~ Happy Reading ~

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫💫💫

DI RUANG private yang hanya bisa dimasuki oleh orang tertentu saja. Di mana di setiap sudut ruangan terdapat lemari kaca dan beberapa rak kayu jati yang berisi berbagai macam map dokumen, yang berisi hal-hal bersifat rahasia yang menyangkut perusahaan besar. 

Jemari lelaki itu tidak dapat berhenti mengetuk meja kaca yang ada di depannya. Sehingga menimbulkan bunyi yang cukup khas. Ruangan yang dilingkupi suhu yang dingin ini hanya ada dirinya dan satu orang lagi berpakaian rapi khas kantoran. Pria yang menjadi orang kepercayaan keluarganya sejak dulu.

Lelaki itu—Noah, hanya menunggu apa yang akan dikatakan oleh pria setengah baya yang telah menjadi orang kepercayaan dari kakeknya. Pria yang sering disapa Paman atau Pak Bagas oleh dirinya ini, sedang membuka serta membolak-balikan beberapa kertas dokumen rahasia. Pak Bagas membacanya dengan seksama.

Pak Bagas meletakkan beberapa surat yang dari tadi menjadi perhatiannya. Kemudian menjejerkannya di depan Noah. Seraya menunjuk satu persatu, juga menjelaskan apa maksud dari isi dari setiap dokumen tersebut.

“Ini adalah beberapa isi surat warisan Kakek kamu, yang satu bulan lalu diberikan oleh beliau kepada saya.” Pak Bagas mulai menjelaskan.

“Sebelum Kakek kamu meninggal satu bulan yang lalu, Pak Sanjaya telah lama menulis surat wasiat ini. Yang mana isi suratnya menyatakan, jika enam puluh persen aset keluarga akan dialihkan atas nama kamu.”

“Sebelumnya, Pak Sanjaya memberikan asetnya untuk kamu tiga puluh persen. Tiga puluh persen diberikan kepada Naura, adik kamu, dan sepuluh persen lagi untuk Leo. Tapi setelah adik kamu meninggal, maka hak Naura yang tiga puluh persen otomatis dialihkan atas nama kamu.”

Noah membaca setiap tulisan yang ada di sana. Bahwa harta warisan kakeknya sebagian besar diberikan kepadanya. Termasuk sekolah swasta yang menjadi tempat ia belajar saat ini. Young International High School.

“Karena usia kamu sudah tujuh belas tahun, maka kamu berhak memiliki semuanya. Pak Sanjaya mengatakan kalau kamu akan mampu mengelola perusahaan di usia kamu saat ini. Itulah mengapa saya diberi titah oleh beliau untuk menyerahkan semua asetnya untuk kamu di saat usia kamu genap tujuh belas tahun.”

Noah masih diam. Membiarkan Pak Bagas mengatakan apa yang telah menjadi harapan Sanjaya untuknya. Belum ada niatan bagi Noah untuk menyela.

“Beliau tahu kalau kamu memiliki otak yang cerdas. Makanya, beliau berani menentang para pemegang saham yang tidak setuju, kalau kamu menjadi pemegang saham utama Dilgatama Group di saat usia kamu tujuh belas tahun,” ujarnya.

G E M I N I [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang