Sheena berharap, ada perban yang dapat ia gunakan untuk menyembuhkan luka yang tidak terlihat.
Kata orang, saudara adalah tempat yang paling baik untuk meredam keluh kesah dan masalah. Akan tetapi kenyataan yang Sheena dapat, saudara tidak pernah m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌠🌠🌠
“KARENA gue bakal jagain Sheena.”
Kalimat yang terus terngiang-ngiang di kepala Noah setibanya di dalam kamar. Cowok itu mendengus. Noah melempar jaket yang selalu melekat di tubuhnya ke atas tempat tidur dengan kasar.
“Dia mau jadi seperti Tuan Harris yang terhormat itu apa? Yang nggak puas dengan satu wanita aja?” Noah berbicara dengan sinis. Sebelum ucapan Arion yang lainnya lagi kembali berputar di kepalanya.
“Perlakukan dia dengan baik. Sheena nggak seperti apa yang lo lihat saat ini.”
Satu kalimat panjang Arion membuat Noah diam sejenak. Memilih duduk di pinggiran kasur sembari menatap lurus ke depan tanpa berkedip. Apa yang membuat ia berpikir mengenai hal ini. Ketika selalu bersama Sheena, gadis itu terlihat seperti perempuan normal pada umumnya. Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Sheena kelihatan lain seperti apa yang Arion ungkapkan.
Lantas, apa maksud dari ucapan kakaknya itu? Percakapan mereka sebelum kaki Noah meninggalkan pekarangan rumahnya pun kembali berputar.
Mata Noah berkedip satu kali. Saat ia yang hendak mengambil langkah meninggalkan Arion, secara tiba-tiba orang itu mengatakan satu kalimat yang membuatnya berpikir keras.
“Maksud lo apa?” Noah bertanya. Ucapan Arion membuatnya memilih memutar badan kembali.
“Seharusnya lo yang lebih tahu. Karena orang yang paling dekat dengan Sheena saat ini yaitu lo.”
Noah menarik napas. Menetralkan perasaan lain yang mulai menjalar.
“Urusan gue dengan dia nggak ada sangkut pautnya dengan lo. Jadi cukup. Berhenti mencampuri semua urusan gue.”
“Gue nggak bakalan ikut campur. Kalau lo janji nggak akan buat Sheena menderita,” jeda Arion. Dia menatap Noah penuh makna. “Dan kalau sampai lo berbuat sesuatu yang bisa menyakiti Sheena. Dengan terpaksa, gue harus ikut campur.”
Noah diam sebentar. Mencerna semua perkataan Arion yang masih belum bisa ia mengerti. Sampai sebuah senyum enteng pun keluar dari bibirnya.
“Harusnya itu yang jadi pertanyaan gue,” ucapnya terdengar sinis. “Ada urusan apa lo dengan Sheena? Kenapa jadi lo yang ribet kalau gue deketin dia?”
Arion membuang napas ringan sebelum menjawab. Ditatapnya Noah sekali lagi dengan segala pernyataan yang tidak bisa ia katakan dengan mudah. Hingga yang bisa Arion katakan sekarang hanyalah kalimat ini. “Anggap aja gue peduli.”