4. KENANGAN PAHIT

11.7K 521 50
                                    

"Mengingat sebuah kenangan pahit memang selalu terasa menyakitkan"
-Naufal Aksa Sanjaya

Motor sport berwarna merah milik Naufal berhenti di parkiran gedung apartement. Ia memarkirkan motornya dan mulai memasuki Apartement nya. Apartement yang dibeli oleh ibunya karena sejak lulus SMP Naufal ingin tinggal sendiri.

Mengapa Naufal ingin tinggal sendiri? karena orang tuanya bercerai. Ayahnya berselingkuh dari ibunya. Kenyataan pahit yang harus Naufal terima dalam hidupnya.

Mereka pun bercerai dengan mudahnya tanpa memikirkan perasaan anak-anak mereka. Keluarga nya hancur! semua menjadi berantakan. Ia yang sedari kecil selalu merasa sendiri karena kedua orang tuanya sibuk bekerja dan sekarang semuanya malah semakin rumit dan berantakan.

Mengapa ibunya mengizinkan Naufal tinggal sendiri? Sebenarnya ibunya tidak mengizinkan Naufal untuk tinggal sendiri. Tetapi Naufal tetap kekeuh dengan keputusannya bahwa dia ingin tinggal sendiri.

Naufal memiliki kakak laki-laki bernama Revan Aksa Sanjaya. Kakak laki-lakinya itu tidak jauh berbeda dengannya. Parasnya tidak kalah tampan dari Naufal. Perbedaan nya hanyalah di kepribadian mereka saja. Naufal lebih cenderung dingin, cuek,dan ketus sedangkan Revan lebih mudah bergaul, humble, dan humoris.

Kini Naufal memasuki apartement nya. Ia mendudukkan dirinya di sebuah sofa dan menyalakan televisi.

Ia yang terfokus pada acara yang disiarkan oleh salah satu chanel tv tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sudah duduk disampingnya.

Naufal yang mulai menyadari hanya diam saja karena ia tahu siapa orang yang duduk di sampingnya saat ini. Ya siapa lagi kalau bukan kakak laki-lakinya yang selalu seenaknya. Entah sejak kapan ia datang, Naufal pun tidak tahu.

Meski selalu bersikap seenaknya. Revan selalu berusaha untuk mengerti adiknya dan juga berusaha untuk selalu ada untuknya. Ia mengerti perasaan adiknya karena ia juga merasakannya, hanya saja ia ingin bersikap dewasa dan berusaha merubah semuanya menjadi baik baik saja walau tak akan kembali seperti semula.

"Pal, " Panggil Revan yang mulai memfokuskan pandangan ke arah televisi karena acara TV yang menarik.

"Nama gue Naufal bukan Naupal, Bang," balas Naufal tanpa menoleh kearah Revan. "Gak usah ganti ganti nama gue!" tambahnya dengan nada ketus.

"Elah, galak amat lo anjir! Gue ini abang lo, butuh kelembutan dari lo!" sewot Revan.

Naufal yang mendengar balasan dari Revan hanya mengabaikannya dengan kembali memfokuskan pandangan ke arah layar televisi. Mereka berdua terdiam karena sama-sama terfokus terhadap acara yang di siarkan oleh salah satu chanel TV.

"Pal," panggil Revan memecah keheningan setelah beberapa menit mereka terdiam. Sedangkan yang dipanggil namanya tidak merespon apapun.

"Nyaut kek kalau abang nye manggil!" ujar Revan sewot karena Naufal tidak membalas panggilannya.

Naufal menoleh kearah Revan dan berucap, "Lo kan gak manggil nama gue."

"Jangan bikin gue gedeg ama lo, Fal! Gue tadi jelas-jelas manggil nama lo bego!" ucap Revan dengan nada kesal.

"Gue nggak bego!" balasnya dengan nada dingin.

"Iye terserah lo!" balas Revan. "Bunda mau ketemu sama lo," lanjut Revan.

Naufal kembali menoleh kearah Revan yang sedang fokus menonton acara TV dan berucap, "Besok gue pulang ke rumah. Tapi agak telat, gue mau rapat osis dulu," Revan hanya mangut-mangut sebagai jawaban.

Naufal bangkit dari duduknya. Ia berjalan menuju kamarnya dan memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Dirasa badannya lengket karena keringat.

Setelah 15 menit Naufal keluar kamar mandi. Ia mengenakan celana pendek selutut dan memakai kaos hitam polos.

Pacarku Ketua Osis [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang