1. SMA PERJUANGAN

18.1K 824 60
                                    

"Takdir memang selalu tak terduga"
-Naufal Aksa Sanjaya.

Seorang gadis cantik sedang berdiri di hadapan sebuah kaca. Gadis itu sedang menguncir rambutnya yang tergerai. Untuk ukuran perempuan di zaman sekarang, parasnya terbilang cukup lumayan. Ia juga memiliki daya tarik tersendiri, yaitu senyumannya yang ramah dan tak jarang orang lain melihatnya ikut tersenyum dan berkata 'manis bangeuuut'.

Nabila Putri Dirgantara. Gadis dengan wajah cantik, kulit putih bersih, bulu mata lentik, bibir yang tipis, dan hidung yang mancung. Ah, jangan lupakan kedua manik mata hazel-nya.

Hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah di sekolah barunya. SMA Perjuangan. Dia adalah murid pindahan dari SMA Jaya Pura di Bandung. Nabila pindah ke Jakarta karena harus ikut papanya yang berpindah tugas.

Nabila yang sudah mengenakan seragam putih abu-abunya itu turun ke ruang makan untuk sarapan bersama papa, mama, dan abangnya.

Ratna, wanita paruh baya itu adalah mamanya. Ratna menyapa anak gadisnya itu dengan senyum manisnya.

"Dari tadi Mama panggil kok baru turun? ayo cepat papa sama abang kamu udah nungguin kamu dari tadi," ucap Ratna.

"Iya Ma, maaf tadi aku habis cek peralatan sekolah aku dulu, jadi lama deh hehe.." jawab Nabila diakhiri dengan tawa kecilnya.

"Ya sudah ayo kita ke meja makan," ajak Ratna.

Saat mereka berdua sampai di meja makan, langsung disambut oleh senyum sang Papa Cesar Dirgantara dan aksi jahil Rafael Biwara Dirgantara—Abangnya.

"Lama banget Dek siap-siapnya, mentang-mentang mau ke sekolah baru nih ye haha.." ucap Rafael dengan nada menggoda adik kesayangannya.

"Apasih bang pagi-pagi udah cari ribut ajaaja! bikin mood rusak tau gak?!" balas Nabila sambil cemberut menatap abangnya.

"Jangan sok-sokan ngambek lo!" cemooh Rafael sambil cengar-cengir tidak jelas.

"Sudah-sudah kalian ini ya pagi-pagi sudah ribut saja. Ayo cepat sarapan, kalo kelamaan nanti kalian terlambat," ujar Papa dari dua anak itu untuk menengahi perdebatan kedua anaknya.

Tanpa berpikir panjang Nabila langsung duduk dan sarapan bersama Papa, Mama, dan Abangnya. Setelah selesai sarapan, ia berpamitan kepada orang tuanya untuk berangkat sekolah. Nabila langsung menuju motor sport bewarna hitam pekat milik abangnya, Rafael.

Rafael menaiki motor miliknya diikuti oleh Nabila, lalu ia berucap, "Udah siap?" tanya Rafael.

"SIAP DONG! UDAH CANS GINI," seru Nabila dengan nada penuh semangat. Lalu, ia mengulurkan tangannya untuk berpegangan pada pinggang Rafael, dan memeluknya dengan erat.

~~~~~PACARKU KETUA OSIS~~~~~

Sesampainya di depan gerbang SMA Perjuangan. Nabila langsung turun dari motor dan mengambil tangan abangnya untuk dicium—tanda berpamitan. Setelah berpamitan, ia menghela napas pelan, guna meyakinkan dirinya sendiri untuk melangkah masuk menuju ke dalam SMA Perjuangan. Dengan senyum yang terpantri diwajahnya, ia berjalan dengan mantap menyusuri koridor sekolah yang ramai dengan siswa-siswi sekolahnya.

Nabila sedang mencari ruangan kepala sekolah, karena ada beberapa data yang belum ia isi juga ingin menanyakan keberadaan kelasnya. Sudah hampir 5 menit ia mencari ruang kepala sekolah tapi masih saja tidak menemukannya. Murid-murid SMA Perjuangan terus memperhatikannya. Ada yang berbisik, menatap heran, kurang suka, dan ada juga yang menyapanya dengan membalas senyum yang tertera diwajahnya.

Dengan mantap ia bertanya pada salah satu siswi yang sedang duduk di kursi panjang didekat ruang musik, "Permisi, gue mau tanya, ruang kepala sekolah di mana ya?"

Pacarku Ketua Osis [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang