60. TITIK NADIR

3.4K 183 149
                                    

Hola..

Jangan lupa vote dan comment nya ya manis! Kalian pasti tau gimana caranya menghargai aku💗💗

Happy Reading!

~~~~~PACARKU KETUA OSIS~~~~~

"Harapan itu ada saat aku merasa bahwa kamu tidak benar-benar pergi." – Naufal Aksa Sanjaya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

"Kamu memang harus ikhlas, Kak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu memang harus ikhlas, Kak."

Tubuh Naufal membeku. Suara itu.. Suara itu adalah suara yang sangat ia rindukan.

Naufal menggelengkan kepalanya lalu menutup kedua telinganya dengan mata terpejam bersamaan dengan lelehan air mata yang mengalir membasahi pipinya. Tidak! Tidak mungkin. Dirinya pasti hanya berhalusinasi saja. Kepergian Nabila membuat dirinya selalu terbayang dengan gadis itu. Entah tubuh, wajah, dan suaranya.

"Nggak. Nggak mungkin. Sadar anjing, Fal! Cewek lo udah di surga dan lo harus sadar," ujar Naufal pada dirinya sendiri.

Namun hatinya menyuruh untuk ia menoleh dan memeriksa siapa pemilik suara tersebut. Naufal mengambil napas panjang lalu dengan perlahan menoleh dan..

Tidak ada siapa-siapa..

Benar bukan? Dirinya memang sudah gila. Bisa-bisanya ia berharap Nabila masih berada di sini. Sesuatu yang tidak akan pernah terwujud.

Naufal tertawa keras. Tawa itu adalah tawa penuh luka. Rasanya sakit sekali Tuhan.

"Bil? Tadi itu kamu, Kan? Demi apapun aku dengar suara kamu!" Naufal menatap lekat makam Nabila dengan kedua mata yang memerah, masih bersama dengan tangisnya.

"Aku rasa aku udah gila, Bil. Kamu, kamu yang bisa buat aku kaya gini. Tolong jika ingin pergi aku mohon jangan pernah kembali kesini karena itu buat aku sakit saat aku sendiri nggak bisa miliki kamu," ucap Naufal pilu dengan sesenggukan.

Pacarku Ketua Osis [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang