33. SUATU KEJADIAN

2.5K 128 111
                                    

Holaa..

Jangan lupa vote dan comment ya!! 💗

Happy Reading!!

"Aku hanya takut kamu pergi dan menjauh setelah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku hanya takut kamu pergi dan menjauh setelah ini." - Nabila Putri Dirgantara

Jerry kini sedang tertidur pulas di pojok kelas tepat di samping Ikram. Cowok itu tidak memperdulikan Pak Bondan yang sedang menjelaskan di depan kelas.

Jam pelajaran Pak Bondan berjalan terasa sangat lama. Semua murid tampak bosan mendengarkan penjelasan guru botak itu.

Ya, Pak Bondan memang baru mencukur rambutnya hingga botak. Ia sendiri sempat memamerkan kepala botaknya pada mereka. Katanya ingin mengubah gaya style rambut agar lebih terlihat keren.

Apanya yang keren?! Keliatan keren kaga makin ngeselin iya!

Setelah dua jam berlalu akhirnya pelajaran guru berkepala botak itu usai. Semua murid tampak bersorak senang. Jam selanjutnya adalah jam kosong. Karena guru mata pelajaran tidak hadir.

"UANG KAS! UANG KASNYA DI BAYAR BUNDA-BUNDA!!" teriak Meivia selaku bendahara kelas XI IPA 3.

Meivia Evalina, cewek bar-bar itu menjabat sebagai bendahara di kelas XI IPA 3. Julukan rentenir kelas di jatuhkan padanya. Gadis itu tidak akan segan-segan menaikan dua kali lipat uang kas pada siapapun yang tidak membayar saat di tagih. Kejam bukan?!

Gadis itu berkeliling kelas. Menagih uang kas kepada semua penghuni kelas.

"Uang kas-nya pak," tagih Meivia pada Naufal dan Galih.

"Nih," Naufal menyodorkan uang seratus ribu pada Meivia.

"Ini sama minggu depan ya?" tanyanya membuat Naufal mengangguk.

"Oghey. Malih mana sini duit kas?!" tagih Meivia pada Galih.

"Galih bukan Malih oncom!" sewot Galih. Cowok itu menyodorkan selembar uang seratus ribu.

"Makasih Malih," Galih mendengus kesal mendengarnya.

Meivia memang mempunyai nama khusus untuk ketua karate itu. Karena hanya Galih yang benar-benar berani melawannya.

Gadis itu terus berkeliling sampai akhirnya berhenti tepat di samping Ikram.

"Heh! Bayar uang kas!" tagih nya galak.

"Sabar lah, Mei. Abang Ikram mau ngeluarin duitnya dulu nih. Sangking banyaknya ampe gue pusing sendiri," ucap Ikram sombong.

Meivia memutar kedua bola matanya malas, "Halah! Yang kemaren aja masih nunggak! Hari ini bayarnya seratus ribu!" ucap Meivia.

"Heh Jubaedah! Kira-kira dong kalo naekin uang kas!" protes Ikram.

Meivia menjentikkan jarinya, "Oh yaudah kalo nggak mau," ujar Meivia. Gadis itu menatap sinis ke arah Ikram.

Pacarku Ketua Osis [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang