"Senyum kamu tuh mahal ya? sampe bisa dihitung pakai jari berapa kali sehari kalau senyum."
Sore ini Nabila sedang berada di kamar nya. Ia sibuk memilih baju. Bingung sekali rasanya akan memakai baju apa. Seperti kata Naufal malam ini ia akan di kenalkan kepada bundanya. Hal itu sangat membuatnya senang, ia tidak akan membuat Naufal kecewa dengan penampilannya malam ini.
Nabila memilih baju yang sopan dan tentunya nyaman di pakai. Naufal bilang tidak usah memakai baju yang mewah cukup memakai baju yang nyaman di pakai saja.
Saat sedang memilih baju suara decitan pintu terbuka membuat Nabila menghentikan aktifitasnya sebentar. Ternyata abang nya yang masuk ke dalam kamarnya. Rafael langsung menjatuhkan tubuhnya di Kasur milik adiknya tanpa mengucapkan permisi terlebih dahulu.
"ABANG KALAU MAU MASUK KE KAMAR AKU TUH KETUK PINTU DULU," Nabila berteriak dengan suara cempreng.
Rafael menutup telinga nya karena teriakan adiknya itu, "Berisik Bil."
"Makanya kalau masuk kamar orang ketuk pintu dulu," ucap Nabila.
"Iya, iya tadi nggak sempet," ucap Rafael menutup matanya.
"Ulang."
"Ulang apaan?"
"Ulang masuk nya."
"Elah ribet amat sih."
"Cepet!"
Rafael beranjak dari tempatnya, ia menutup pintu kamar Nabila.
Rafael mengetuk pintu kamar Nabila, " Assalamu'alaikum, punten mau numpang tiduran," ucap Rafael menjatuhkan dirinya di kasur Nabila. Adiknya itu memang ribet sekali..
"Gitu dong kan enak," ucap Nabila kembali melakukan aktivitas nya.
"Lagi ngapain lo?" tanya Rafael.
"Milih baju," ujar Nabila.
"Hah, ngapain milih baju? Mau kemana emang?" tanya Rafael yang mendudukkan dirinya.
"Bang Rafael kepo," ujar Nabila menjulurkan lidah meledek kearah Rafael.
"Ye bocah! kalo di tanya bukan di jawab malah ngeledek," ujar Rafael.
"Ketemu camer," ucap Nabila santai.
"Camer apaan?"
"Calon mertua, bang," Rafael langsung membelalakkan kedua matanya. Apa katanya tadi? Calon mertua! Calon mertua siapa?.
"Calon mertua siapa?" tanya Rafael masih kebingungan.
"Bila," balas Nabila pendek.
"Bocah ada-ada aja, siapa yang mau sama lo emang?"
"Ada lah," ucap Nabila. "Nanti malam juga dateng buat jemput," lanjutnya.
"Biar gue seleksi dulu," ujar Rafael tersenyum miring. Rafael memang posesif pada Nabila apalagi bersangkutan dengan cowok yang adiknya itu suka, ia harus tahu sifat dan sikap cowok itu!
"Bang Rafael jangan gitu tau."
"Biarin! lagian ya bocah, lo kan nggak pernah pacaran gue nggak mau lo di bodoh-bodohin sama cowok apa lagi di manfaatin," ucap Rafael menjelaskan. "Cowok tuh suka ada aja yang cuma mau memanfaatkan," lanjutnya.
"Berarti Bang Rafael juga dong sama kak Nazla?" tanya Nabila polos.
Rafael lantas menoyor kepala Nabila, "Kalo itu beda lagi, bocah."
Nabila cemberut di tempatnya, "Bila udah gede bukan bocah lagi," ucap Nabila.
Rafael terkekeh dan menghampiri adiknya itu, "Tapi bagi gue lo tetep bocah ingusan yang nggak akan gue anggap besar," ujarnya mengacak rambut Nabila gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Ketua Osis [OPEN PO]
Ficção Adolescente-Ketika hadirmu merubah duniaku- Naufal Aksa Sanjaya, laki-laki tampan yang memiliki sifat dingin yang seakan sudah mendarah daging. Naufal adalah Ketua Osis sekaligus ketua tim basket di SMA Perjuangan. Hampir semua siswi SMA Perjuangan berlomba-lo...