17. MASIH SAMA

4.1K 229 135
                                    

Haii semuaa..

Harap memberi comment dan votenya! Untuk menghargai karya aku!! Terimakasih..

HAPPY READING!!

~~~~~PACARKU KETUA OSIS~~~~~

"Kita memang harus mengakui bahwa jatuh cinta tidak seindah itu. Salah melangkah sedikit saja hati yang akan menjadi taruhannya." - Nabila Putri Dirgantara

Setelah kejadian di depan ruang osis Nabila hanya diam saja. Naufal tampak khawatir melihat Nabila yang hanya diam. Keduanya kini berada di apartment Naufal. Sepulang sekolah Naufal langsung menarik gadisnya ke apartement-nya.

"Kamu beneran marah sama aku ya?" tanya Naufal pelan. Cowok itu mengusap lembut telapak tangan Nabila.

Nabila yang tersadar dari lamunannya menoleh ke arah Naufal, "Nggak, Kak," balas Nabila  pelan membuat Naufal menghela napas.

"Mau makan?" tanya Naufal mendapat gelengan pelan dari Nabila.

"Terus maunya apa?" tanya Naufal pengertian.

"Aku nggak mau apa-apa, Kak," balas Nabila.

"Yaudah," kata Naufal pasrah. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar meninggalkan Nabila yang hanya memandangnya.

Nabila sendiri masih diam saja. Sebenarnya ia bukan marah dengan Naufal hanya saja ucapan Audrey yang sekarang memenuhi pikirannya. Disebut sebagai 'pengganggu' membuatnya berpikir keras. Apa sebelumnya Naufal mempunyai hubungan dengan Audrey? sampai-sampai kakak kelasnya itu menyebutnya sebagai pengganggu.

Mendengar suara langkah kaki mendekat membuatnya tersadar kembali. Ia menatap Naufal yang berjalan ke arah dapur apartement-nya lalu kembali duduk di hadapannya dengan segelas air putih ditangannya. Cowok itu sudah memakai pakaian santainya.

"Kamu kenapa sebenarnya?" tanya Naufal datar. Melihat Nabila kembali diam membuat Naufal sedikit kesal.

"Gara-gara Audrey?" Nabila masih tetap diam tidak menjawab.

"Kamu sebenarnya kenapa Nabila?!" tanya Naufal geram membuat Nabila tersentak. Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali karena terkejut.

"K-kak," panggil Nabila lirih.

"Aku tanya kamu cuma diam aja dari tadi!" ujar Naufal dingin. Nabila sendiri menunduk mendengar ucapan Naufal barusan.

"Maaf," cicitnya.

"Aku nggak butuh maaf. Aku cuma butuh jawaban dari kamu, kamu tuh kenapa?!" tanya Naufal tegas.

"A-aku bingung, Kak," ujar Nabila pelan membuat Naufal frustasi mendengar balasan kekasihnya itu.

"Terserah kamu lah," ucap Naufal dingin. Ia bangkit dan berjalan ke arah dapur, meninggalkan Nabila yang menunduk di tempatnya.

Nabila sendiri menghela napas pelan lalu bangkit. Gadis itu berjalan ke arah rak sepatu dimana sepatunya berada. Nabila pikir jika berada di apartement Naufal dengan keadaan mereka sekarang akan menjadi semakin rumit. Gadis itu perlahan memakai sepatunya lalu menyampirkan tasnya di bahu kanannya.

Sebelum melangkah pergi Nabila menyempatkan diri menulis pesan dikertas lalu menaruhnya di atas meja ruang tamu. Gadis itu melangkah keluar, berharap setelah ini semua akan baik-baik saja.

Naufal yang sedari tadi hanya diam saja di dalam toilet berpikir untuk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah. Hari ini ada beberapa faktor yang memenuhi pikirannya. Dengan urusan sekolah, osis, dan sekarang Nabila.

Pacarku Ketua Osis [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang