• part 22 •

4.5K 530 44
                                    

"Lo yakin mau masuk na? Pucet banget loh itu" ini sudah ketiga kalinya Hyewon menanyakan hal yang sama pada Yena.

Pasalnya hampir semalaman gadis itu duduk ngemper di balkon hujan-hujanan sambil nangis, hingga berakhir sakit pagi ini.

Wajah pucat serta mata yang bengkak membuat Yena terlihat persis layaknya badut. Sebisa mungkin ia menutupi itu semua dengan makeup.

"Gila ya mata gue udah kaya abis di tonjok aja" gumam Yena tak menghiraukan omelan Hyewon sama sekali.

Hyewon berdecak kasar, menatap sahabatnya itu semakin kesal. "Ck, Lo tuh ya keras kepala banget sih, udah gausah masuk! ntar gue bilangin Jiun aja"

"Gue pinjem kacamata ya won" ucap Yena seraya menyingkir dari hadapan Hyewon, meraih kacamata milik sahabatnya itu di atas nakas, kemudian mengenakannya.

"Naaaaa!" Rengek Hyewon kembali.

Merasa gemas, Hyewon meraih bantal kecil miliknya di atas sofa, lalu melempar kuat hingga mengenai tepat belakang kepala Yena.

"Aduh! Sakit tolol" umpat Yena memekik pelan sembari mengusap kepalanya.

"Elo yang tolol! Gue ngomong gak di dengerin!" Balas Hyewon tak kalah nyolotnya.

Yena menghela nafas panjang mencoba menenangkan pikirannya kembali. Setelah itu, barulah ia menatap sahabatnya dengan sorot menenangkan.

"Gue gapapa Won, cuma kecapean dikit kok.. beneran, ntar juga sembuh sendiri" ujar Yena dengan lembut.

"Gapapa gimana! Lo juga demam Yena. Bener bener ya si Hyunsuk kalo ketemu gue tampol juga tuh anak!"

"Tampol aja biar otaknya bener lagi" celetuk Yena tertawa kecil tapi justru terlihat miris dimata Hyewon.

"Yena—"

"Duh lo berisik ya kayak nenek-nenek! its okay.. gue udah gapapa. Awalnya gue emang sakit hati karena ngerasa di permainkan, tapi sekarang gue sadar kalau dari awal dia emang gak pernah serius sama gue. Emang gue nya aja yang kebaperan ngerasa jadi yang spesial di kejar-kejar gitu" ujar Yena tertawa pahit.

Hyewon terdiam. Menatap sahabatnya itu semakin risau. "Yena....." gumam gadis manis itu pelan.

Yena tersenyum tipis. Kemudian meraih tas nya di atas sofa, lalu menatap Hyewon lembut. "Udah.. gue gapapa! Mau gimana pun gue harus tetep profesional kan? Gue masih terikat kontrak sama dia. Mau gak mau gue harus tuntasin sampai akhir... Lo tenang aja, sebisa mungkin gue gak akan libatin lagi perasaan gue...."

Mau tak mau Hyewon mengalah, memberi izin pada sahabatnya itu untuk berangkat kerja.

"Gue anter ya"

"Gausah"

"Yaudah bawa mobil gue aja"

"Lo mau gue mati duluan?!" Sarkas Yena tajam. Ya kali dengan keadaan sempoyongan gini dia bawa mobil.

"Udah lo masuk aja sana! Gue duluan!" Seru Yena berlalu keluar rumah meninggalkan Hyewon.

Baru saja gadis itu membuka pagar rumah, ia kembali di kejutkan dengan kehadiran seseorang yang tidak ingin di temuinya secepat ini.

Seharusnya sejak awal Yena tahu kalau pemuda itu pasti tidak akan tinggal diam. Menatap sekilas sorot lelah itu, Yena kembali mengalihkan pandangannya kesamping. Meneguk salivanya gusar.

Bohong kalau Yena bilang bahwa dirinya baik-baik saja, karena pada nyatanya kalimat itu jauh dari apa yang dia rasakan.

Pria yang hampir setahun ini menemani hari-harinya, membuatnya merasakan marah, bahagia, kecewa dan cinta di saat yang bersamaan, membuatnya kembali menelan ludah pahit akan kenyataan yang sebenarnya.

✅CATCH YOU - (Choi Hyunsuk Treasure)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang