"Sayang..." Panggil Yena seraya mengguncang pelan lengan Hyunsuk.
"Hmmm"
"Bangun"
"Hmmm"
"Hyunsuk!"
"Ih Hyunsuk bangunnn!"
"Apasih yanggg" gerutu Hyunsuk dengan suara seraknya, dan tak lama kemudian kembali terlelap.
Yena sontak mengusap wajahnya kasar, sebelum akhirnya kembali mengguncang tubuh sang suami.
"Bangun Hyunsuk, aku laper"
"Yaudah makan aja sana" Balas Hyunsuk kembali menarik bantal guling di sampingnya.
Bukan Yena namanya jika ia menyerah dengan cepat, yang ada justru ia semakin gencar menggoyangkan tubuh Hyunsuk hingga akhirnya pria itu terpaksa membuka matanya lebar-lebar.
"Iya iya ini bangun, kenapa, hm?" Tanya Hyunsuk mengerjapkan mata, berupaya mengumpulkan kesadarannya.
"Laper..." Bisik Yena dengan wajah memelasnya.
Selamat datang di dunia perhamilan Hyunsuk.
Ini adalah salah satu kebiasaan Yena akhir-akhir ini. Selain suka mengomel sepanjang hari, wanitanya itu juga suka kelaparan tengah malam.
"Yaudah, aku angetin dulu ya makanannya" Bisik pria itu lembut, sambil bangkit dari atas tempat tidur.
Belum sempat suaminya itu melangkah, Yena langsung menahan tangan Hyunsuk, kemudian menggelengkan kepalanya.
"Gak mau makan nasi, pengennya pecel"
Hyunsuk yang tadinya setengah sadar, mendadak melotot ketika mendengar permintaan Yena. Ia kemudian melirik jam yang tengah menunjukkan pukul 2 dini hari.
"Pecel? Pecel lele?" Tanya pria itu kembali memastikan.
"Ih, bukannn. Lontong pecel"
Hyunsuk nyaris tersedak dan mengumpat saat mendengar permintaan wanita berbadan dua itu, kayak—INI JAM DUA PAGI ANJWENKKK DIMANA GUA NYARI KANG PECEL??!!!!
"Sayang..." Panggil Hyunsuk kembali duduk di sisi ranjang, kemudian menyentuh punggung tangan Yena dan mengusapnya pelan.
"Ekhm, kamu coba liat jam deh, Ini tuh masih malam yang.. jam segini mana ada yang jual lontong pecel"
"Ta-tapi aku lagi pengen makan itu... pake kuah kacang, Huhuu pengen itu Hyunsukkk" rengek Yena kembali.
Hyunsuk mengacak rambutnya frustasi ketika melihat mata Yena mulai berkaca-kaca.
"Yang...." Panggil Hyunsuk. Matanya memancarkan permintaan negosiasi pada sang istri.
"Gak mau tau pengennya ituuu, cariin ya sayang, huhu aku laper banget... Kamu tega liat anak kita nanti ileran" ujar Yena sembari menyentuh perut buncitnya penuh rasa kasihan.
Fakkk.
Tarik nafas yang dalam wahai bapak Hyunsuk, lalu tersenyum lah di tengah kepahitan.
"Hufttt, yaudah aku coba keliling dulu ya" ujar Hyunsuk pasrah seraya bangkit dari duduknya, hingga membuat Yena langsung tersenyum manis.
"Kamu naik motor?" Tanya wanita itu ketika melihat Hyunsuk meraih kunci motor di atas nakas.
"Iya"
"AKU IKUTTT" Teriak Yena antusias.
"Astaga Yena, perut kamu udah segede gaban gitu ngapain ikut-ikut. Udah diem aja dirumah nanti brojol duluan gimana, berabe" omel Hyunsuk sambil memakai jaketnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅CATCH YOU - (Choi Hyunsuk Treasure)
FanfictionHanya ada dua kemungkinan ketika kita menyatakan cinta. Diterima atau ditolak. Namun itu semua tidaklah berlaku untuk seorang Choi Hyunsuk. Baginya, kata penolakan tidak pernah ada dalam kamus hidupnya. Itu dulu.... Sebelum akhirnya ia bertemu denga...