"Lo ngapain masih disini sih anjing?!" Seru Jihoon menatap sengit sahabatnya yang tengah duduk di meja kebesarannya dengan wajah serius.
"Kerjalah, ngapain lagi lo lihat?" balas pria itu dingin, tanpa mengalihkan sedikit pun pandangannya dari layar monitor tersebut.
Jihoon berdecak kasar, kemudian menyentak tangan Hyunsuk dengan tatapan kesalnya. MENCOBA MENAHAN DIRI UNTUK TIDAK MENGAMUK LAGI.
"Suk Yena berangkat ke Amerika hari ini, lo gak mau nahan atau nyusulin gitu?"
Hyunsuk sontak terdiam mendengar perkataan Jihoon, namun sedetik kemudian kembali bersikap acuh. Seakan tidak tertarik sama sekali membahas gadis itu kembali.
"Gue udah putus kalo lo lupa"
Jihoon memutar bola matanya malas.
"Ck! Heh bego, lo kira gua segoblok itu apa gatau kalo lu masih bucin mampus sama Yena?"
"Ya terus gua harus gimana kalo dia pengennya gitu? Gak ada hak lagi gua mau nahan" balas Hyunsuk dan kembali sok sibuk dengan berkas-berkas di atas mejanya.
Sumpah Jihoon dari tadi berusaha mati-matian untuk tidak nimpukin Hyunsuk, namun sepertinya anaknya memang minta di gaplok biar otaknya balik lagi.
"Dan lo mau nyerah lepasin dia gitu aja hah? Lo gak inget perjuangan lo selama ini?" Seru Jihoon marah. Ia sangat tahu bahwa Hyunsuk hanya berpura-pura untuk tidak perduli, melihat bagaimana perjuangan sahabatnya hingga sejauh ini, mustahil untuk pria itu melepaskan Yena dengan mudah.
"Lo udah dapetin dia suk, dan ngelepas dia juga gak akan ngebuat lo baik-baik aja. Gua yakin Yena sekarang pasti butuh elo, dia cuma—"
"CUMA APA?! Bangsat! gua capek Ji!" Sentak Hyunsuk seraya mengusap kasar wajahnya.
Mata Hyunsuk kembali memerah mengingat kejadian seminggu yang lalu, bagaimana gadis itu mencampakkan nya tanpa perasaan.
"Ngeliat dia gak ngehargain sedikit pun usaha gue rasanya sakit Ji. Gue selalu berusaha buat ada disamping dia, tapi dengan entengnya dia pengen kita selesai dan mau pergi dari hidup gue... Dan—dan sekarang setelah keputusan dia mau pergi juga masih salah gue?! LO PIKIR ANJING GIMANA PERASAAN GUA!"
Hyunsuk membuang nafas kasar. Mengalihkan atensinya pada kaca besar di samping kanannya.
"Capek Ji... Sebenarnya dia anggap gue apa?" Bisik Hyunsuk di akhir kalimatnya.
Hyunsuk tidak marah, tapi kecewa.
Ia bahkan tidak tahu sama sekali soal keberangkatan Yena ke Amerika hari ini. Sejak mereka putus malam itu, Hyunsuk benar-benar berusaha tidak menghubungi gadis itu sama sekali.
Ia pikir Yena tidak pernah serius akan ucapannya, bahkan hingga detik sebelum Jihoon mengatakan bahwa gadis itu akan pergi, Hyunsuk masih menganggap semua omongan Yena hanyalah omong kosong,
dan merasa gadis itu hanya lelah akan semua yang terjadi di antara mereka.Tidak sama sekali terpikirkan olehnya bahwa gadis itu akan meninggalkannya...
"Gua tau badan lo kecil, tapi otak lo gausah ikutan mengecil juga bego!" Geram Jihoon.
Entah sudah keberapa kalinya Jihoon mengumpati Hyunsuk. Rasa kesalnya benar-benar sudah level maksimal melihat Hyunsuk dan Yena sama sama keras kepala.
Baru saja Hyunsuk hendak menyahuti, Jihoon kembali berucap, "Bokap Yena sakit"
Deg...
Jantung Hyunsuk seakan terhenti seketika mendengar ucapan Jihoon. "A-apa?"
Jihoon menarik nafas mencoba memberi peruntungan untuk Hyunsuk, "Yena gak bisa nempatin pilihan apapun di saat kayak gini suk, dia baru kehilangan 4 orang sekaligus dalam waktu berturut-turut... Dia gak lagi baik-baik aja suk, dia pasti udah mikirin hal terburuk apa lagi yang bakalan terjadi. Dan gua yakin lo pasti tau apa maksud gue—" Jihoon melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 9 pagi, kemudian beralih kembali menatap Hyunsuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅CATCH YOU - (Choi Hyunsuk Treasure)
FanficHanya ada dua kemungkinan ketika kita menyatakan cinta. Diterima atau ditolak. Namun itu semua tidaklah berlaku untuk seorang Choi Hyunsuk. Baginya, kata penolakan tidak pernah ada dalam kamus hidupnya. Itu dulu.... Sebelum akhirnya ia bertemu denga...