Happy reading guys..
Alfanso tersenyum menatap dress yang baru saja dibelinya di butik ternama itu. cukup simple namun berkelas, warna peach nya sangat indah dipandang mata. Meski dia tidak terlalu paham selera wanita muda kekinian, namun Alfanso yakin orang yang memakai nya akan suka. Karna Alfanso sering melihat koleksi dres dan gaun milik istrinya di rumah. Dan dia yakin sekali gaun ini tidak jauh-jauh bedanya. Toh sama-sama berkelas namun tidak mencolok.
Alfanso masih ingat saat ia mengajak Alexa ke acara peresmian perusahaannya. Alexa Nampak cantik dengan busana yang dikenakannya. Dia sudah tidak sabar melihat Alexa memakai dress yang terbungkus rapi di sampingnya yang sedang mengemudi. Pasti tak kalah cantik dari waktu itu. jujur ini kali pertama Alfans membelikan sesuatu untuk Alexa, tapi dia bingung bagaimana caranya memberikan ini? Keberadaan Alexa saja dia tidak tau.
Ya, hari ini Alfans sengaja menyempatkan waktunya untuk mencari gaun mahal itu. karna Alfanso tau, malam nanti adalah acara prom night di sekolah Alexa. Sebagai tanda permohonan maaf, Alfans ingin memberikan sesuatu di malam terpenting kelulusannya.
“dimana Alexa sekarang?” pikirnya. Bagaimana Alexa bisa menerimanya kalau keberadaannya saja Alfans tidak tau?
“gue tau, siapa yang bisa kasih tau keberadaan Alexa.”
Alfans menyambungkan ponselnya, menelfon nomor seseorang. “halo Ten.”
“mau apa lo?”
“Ten, saya mohon dengerin dulu.”
“…………………………….!”
“saya minta maaf, saya menyesal.”
“……………………………….”
“Tender, gue cuman mau tau keberadaan Alexa!!!”
“………………..”
Arrghh… Alfans memukul stir mobilnya. Sahabat Alexa sendiri tidak tau keberadaan Alexa? Harus mencari kemana lagi?
Jangan tanyakan apa yang sudah terjadi selama beberapa hari Alexa pergi. Pria itu bahkan hampir kehilangan akalnya. Dia benar-benar menyesali kebodohannya menenggak minuman keras yang membuatnya hilang kendali. Masih dia ingat kejadian setelah meninggalnya Rossa. Karna kebodohannya yang tak bisa menerima kenyataan, dia harus berakhir bersama Anggel di sebuah kamar club. Kejadian yang membuatnya harus terpaksa menikahi Anggel meski tak pernah ada cinta untuk wanita itu, justru hidupnya semakin dibuat gila karna merasa telah menghianati cinta Rossa. yang timbul justru hanyalah kebencian yang semakin meluas seiring berjalannya umur putra dan pernikahan mereka.
Dia tidak ingin hal itu terjadi lagi pada Alexa. Sungguh, dia benar-benar takut kehilangan gadis itu. persetan dengan semua perjanjian konyol itu! dia tidak mau kehilangan sesuatu yang berharga peninggalan Rossa yang akan dibawa pergi bersama Alexa. Dia sudah berjanji akan menjaga Alexa.
“jangan sampai prom night kali ini jadi kacau.” Alfans menekan nomor seseorang.
“halo..”
“…… …..”
“siapkan orang-orang untuk berjaga nanti malam, saya mau istri saya ditemukan.”
“……. …………………….”
“ingat, jangan sampai lolos. Hubungi Ferdinan Smyth, untuk mengatur semuanya.”
“…… …………………….”
Setelah menghubungi orang-orangnya, Alfans bergegas ke rumah Tommy untuk meminta bantuan seseorang. Malam ini dia harus menemukan Alexa. Karna dia juga tidak mau kalau sampai ayah mertuanya menghubungi dia belum bisa menemukan istrinya.
**
Tok tok tok..
Alexa bingung saat ada orang yang mengetuk pintu kamarnya.
“siapa yang datang?” pikirnya. Karna setau Alexa tidak ada yang tau keberadaannya saat ini.
Dengan hati-hati Alexa berjalan mendekati pintu, diintipnya melalui lobang kecil yang terdapat pada pintu. Dia takut, sangat takut. Dia belum siap kalau ternyata orang itu adalah Alfans.
“Tender?”
“hai Lex.” Tender menyelonong masuk kedalam meski pemilik kamar itu belum mengizinkannya untuk masuk.
Alexa sekarang tinggal di kamar kost yang sangat sederhana. Hanya cukup untuk dirinya sendiri, bahkan terlalu kecil menurutnya. Dia bisa saja menyewa kamar hotel atau apartemen, tapi dia memilih tempat ini. Karna jika dia pergi ke hotel, Alfans akan dengan mudah mengecek keberadaannya.
“Ten, lo ngapain kesini? Lo kok bisa tau gue disini?”
“udah gak usah banyak nanya, emang lo mau telat ke acara prom night lo?” kekeh Tender sambil membaringkan tubuhnya ke atas Kasur.
“maksudnya apa ini?” bingung menatap bingkisan yang diberikan Tender.
“pake, gue beliin susah payah buat lo.”
“aaa Tender, bagus banget… Alexa sukaaa.” Haru Alexa saat menjembreng dress cantik itu. jiwa shoopingnya kembali bangkit. Sahabatnya yang satu ini memang paling mengerti keinginannya. “inikan dress yang udah lama banget Alex pingin.”
“udah buruan pake! Gue Cuma punya waktu sekarang buat jadi sopir lo.”
“ishh iya-iyaaa..” cepat-cepat Alexa berganti baju dan merias wajahnya. membiarkan Tender untuk menunggu di luar. Setelahnya mereka langsung bergegas pergi.
Baru sampai Alexa di sekolahnya, langsung disuguhkan pemandangan yang kurang mengenakkan. Ingin rasanya dia melempar heels yang ia kenakan ke arah dua orang itu.
“eh, itu bukannya si Andre ya?”
“kok dia berangkat sama Caterin sih?” kesal salah satu penggemar pasangan Andre-Alexa.
“aduuuh pake pegangan tangan segala lagi.”
“yaah patah hati gue. Gimana jadi Alexa?”
Saat mereka sedang membicarakan dua sejoli yang masih ditempat parkir itu, Alexa sengaja melewatinya begitu saja. Dia tak ingin mendengarkan omongan orang yang tidak penting.
“yaampun kasian ya Alex, gue denger dia dijodohin sama orang tuanya.”
“neng, sama abang aja gandengannya.” Tawar Kemal saat melihat Alexa berjalan sendirian. Dengan tampang sok cool nya dia membenarkan kerah jas hitan yang ia kenakan.
“ngaco, lo. Awas kedengeran si Andre.” Sentil Dony pada telinga kanan Kemal.
“apaansih, emangnya apa salah gue? Kan Andre udah ada Caterin. Gak salah, kan kita sama-sama jomblo.”
“pale lo jomblo!” celetukkk… Dony menjitak kening Kemal. “lo lupa apa kata Andre kemaren. Mau dipatahin leher lo?”
Alexa hanya diam saja menyaksikan perdebatan kedua sahabat Andre itu. dia sama sekali tidak tertarik bergabung dengan mereka, walaupun sebenarnya Alexa kesepian tidak ada yang menemani karna Lalisa sudah berangkat ke Amerika menyusul orang tuanya selesai ujian kemarin. Meski Kemal dan cowok-cowok lain banyak yang memuji kecantikannya, tidak ada yang cocok menurutnya. “gue pergi dulu.” Pamitnya meninggalkan Kemal dan Dony.
Brughhh…
Saat Alexa ingin mengambil minuman di meja, tiba-tiba saja ada yang menabraknya hingga bajunya basah terkena jus jeruk.
“aduuuh kalo jalan liat-liat dong!” kesal Alexa sambil mencari orang yang menumpahkan minuman ke dress nya.
“punya mata nggak sih lo?”
“sorry..” Alexa terperanjat kaget saat mendengar suara lirih itu.
Seorang bocah laki-laki yang mengenakan tuxedo berwarna putih itu mencoba membersihkan baju Alexa dengan tissue di tangannya. Meski tinggi badannya tidak sampai se pinggang Alexa.
“maaf kak, aku tidak sengaja.” Lirihnya lagi sambil menunjukkan wajah bersalah. Dia terlihat seperti ingin menangis setelah Alexa memarahinya tadi.
Sungguh, Alexa benar-benar tidak tahu jika yang menabraknya itu adalah anak kecil. Dia jadi merasa kasihan pada anak itu yang terlihat sangat ketakutan. Entah anak siapa yang berkeliaran di sini? Apa mungkin salah satu guru yang membawa anaknya? Anak yang tampan, dia juga sangat sopan.
“gak papa kok, adik kecil siapa namanya?”
“Gilang kak.” Jawab Gilang ramah sambil menunjukkan deretan giginya yang gupis. “gilang kesini mau cari Daddy, ini sekolahan punya eyang nya Gilang.”
Alexa mengangguk paham, “memangnya Daddy nya gilang namanya siapa?” tanya Alexa sambil menyelaraskan tinggi badannya dengan tinggi bocah bernama Gilang itu.
“Daddy Alfanso.”
“apa!!”
“hei!! Kau apakan anakku/” teriak seseorang tiba-tiba saja saat Alexa sendiri belum sepenuhnya bisa menetralkan keterkejutannya.
Alexa menoleh kearah suara itu. Angel, wanita yang dulu pernah melabraknya ada disini? Jadi Gilang kesini dengan wanita itu.
“mama!”
Alexa kembali menoleh kepada Gilang yang memanggil wanita itu dengan sebutan MAMA.
“jangan marah ma, kakak ini baik kok. Gilang yang salah.”
“Gilang, perempuan itu pelak—“
“cukup!!” belum sempat Anggel menyelesaikan kalimatnya seseorang sudah lebih dulu mmemotongnya. Alexa sedikit lega, karna Anggel tak berhasil menyebutkan itu ditempat ini. Dan beruntung, disini sedang tidak terlalu banyak orang, karna anak-anak yang lain sedang berkumpul mendengarkan acara music.
“jangan berani-berani kau menghina Alexa disini!” ancam Alfans. “tak kan kubiarkan kau mengacaukan prom night lagi.”
“daddy!” Gilang berlari menuju Alfanso dan merentangkan tangannya ingin memeluk pria itu. namun diluar dugaan Alexa, Alfanso justru mengabaikan sapaan Gilang. Hal yang membuat Alexa lagi dan lagi membelalakkan matanya.
“terus, bela saja terus perempuan ini! Aku benci kau dasar gadis murahan!”
Sudah cukup! Alexa tidak tahan lagi mendengarnya. Semua ini sudah cukup untuk membuatnya yakin dengan keputusannya.
“Alexa tunggu!!”
“Daddy!” langkahnya terhenti. Entah magnet apa yang membuatnya menoleh. “kakak itu kenapa? Dia marah sama Gilang? Gilang udah nyiram bajunya.” beruntung Gilang yang polos belum mengerti apa makna ucapan ibunya. Namun wajahnya menunjukkan kekhawatiran, apakah dia menghawatirkan Alexa? Dia tidak pernah menduga akan ada pertemuan ini.
“halo,”
“tuan maaf, kami kehilangan jejak nona Alexa.”
Ahh sudah, Alexa pergi lagi. Untung saja Anggel tak mempermalukannya. Setidaknya Alfans berhasil menjaga perasaannya dari dipermalukan lagi.
“cari terus sampai dapat. jangan kembali kalau belum menemukan istriku!”
Alfanso mengusap wajahnya kasar. Lalu pergi meninggalkan Gilang tanpa mengucap sepatan kata pun.
Angel memang salah, karna dia menginginkan kejadian itu. tapi tak seharusnya sahabatnya itu menanggung penderiaan akibat pernikahan yang tak pernah diinginkan Alfans. Wanita mana yang tak merindukan cinta dan kasih sayang suaminya? Terlebih lagi, ada buah hati yang seharusnya jadi penguat rumah tangga mereka. Gilang Geraldian Smyth, bocah laki-laki tampan yang tak berdosa harus jadi korban keegoisan dan kebodohan mantan pasangan suami istri itu. keegoisan Anggel yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, Alfanso maksudnya, dan kebodohan Alfans yang tak bisa terima kenyataan dan hanya memikirkan dirinya sendiri.
Alfans menatap kotak persegi yang berada di kursi belakang mobilnya. ‘dear Daddy, Gilang kangen….!’ Tulisan di note yang tertempel di kotak itu membuat hatinya merasa berdosa. Namun apalah daya dia hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. apakah dia manusia tak punya hati dan perasaan? Entahlah dia sendiri bingung, selama ini dia selalu masa bodoh dengan urusan Gilang, meski anak itu selalu mengirimkan hadiah-hadiah untuknya berharap Alfans akan menemuinya. Tapi entah kenapa, melihat wajah Gilang, Alfans seperti melihat dosa.
“maaf.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexandra~Alfanso❤ (End)
Teen Fictionistri kedua "jadi Alexa mau dijadiin istri kedua?" Alexa menjambak rambutnya frustasi. "Ini nggak mungkin. Tolongin Alexa!" "Gue nggak tau pasti tentang semua ini, tapi gue jamin info yang gue dapetin ini akurat." "Kalau memang Reonaldo Alfanso in...