Alexandra - Alfanso 49

1.3K 53 2
                                    

Alexandra – Alfanso 49
“Pelan –pelan Xa..”

“upss…” Alexa hampir lupa dengan perutnya yang semakin membuncit. Gara-gara tidak sabaran menyambut pesanannya, dia hampir terpeleset di tangga.

“kamu kan bisa suruh asisten rumah tangga untuk mengambilnya dariku. Jangan terlalu banyak  gerak Alexa,”


“aku tidak mau, ini nasi padang ku. Nanti bibi habiskan lagi.” Jawab Alexa dengan ekspresinya yang menggemaskan. Nasi padang ini adalah nasi padang special dari salah satu kedai yang baru buka. Sudah lama Alexa menginginkannya.


“bumil satu ini memang nakal.” Rainhard mengacak rambut Alexa pelan. “terus untuk apa es krim ini?”


Alexa menunjukkan senyuman liciknya. “ini untuk bumil, yang nanti sore untuk bumil juga. Maaf kak, Alfanso Cuma kasih izin makan es krim kalau ada dia. Jadi aku pesan disini.” Katanya sambil nyegir. “biasanya aku suruh Tomy untuk membelikannya, tapi Tomy sering membocorkan rahasiaku.”


Rainhard hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan ibu hamil satu ini. “dasar kau,”


“ayo masuk dulu kak,”
“apa suamimu ada dirumah?”

“tidak, tapi sebentar lagi dia pasti pulang. Sekalian aku ingin mengenalkanmu padanya.”


‘sekarang kah saatnya? Tapi Alexandra sedang hamil.’


“ok, tapi aku tidak bisa lama-lama ya. Aku harus menjemput mama di rumah sakit.”


“ok. Akan kutelvon suamiku supaya cepat pulang.” Kata Alexa antusias. Dia pun membawa Rainhard masuk ke dalam rumahnya.


“jangan Xa, aku tidak mau mengganggu kerjanya.” Tolak Rainhard.  ‘karena dia sedang mempersiapkan kehancurannya di kantor.’ Rainhard tersenyum.


Mereka sudah berada di ruang tamu. Bibi pun datang membuatkan minuman untuk Rainhard. Semenjak kehamilan Alexa memasuki bulan ke tujuh, asisten rumah tangga yang bekerja untuk mamanya pindah ke rumah Alexa. “silahkan tuan, teh nya,”


“terimakasih bi,” jawab Rainhard dengan senyuman.


“bi, kenalin ini temanku.” Kata Alexa mengenalkan Rainhard pada bibi.


“Rainhard.” Rainhard memperkenalkan diri dengan sopan.


“bi Imah.” Bi Imah membalas tangan Rainhard. “dia kakak ku bi,,” sambung Alexa.


“bibi kebelakang dulu ya non, nanti kalau butuh apa-apa panggil bibi di belakang.” Bi Imah berpamitan kebelakang. Sebenarnya dia ragu dengan lelaki yang bersama nona nya saat ini. “Kenapa tiba-tiba ada orang yang mengaku kakaknya non?”


Ahh sudah, bi Imah tidak mau mencampuri urusan majikannya. Bisa saja dugaannya itu salah. Sama seperti waktu dia melihat Alfans bersama wanita lain dirumah keluarga Herland dulu. Mungkin ini hanya sahabat Alexa. pikirnya.


Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Membuat udara disekitar menjadi dingin. Alexa pun berinisiatif mengambil pakaian tebal untuk dirinya dan meminjamkan jaket Alfans untuk Rainhard. “woahh, hujannya deras sekali kak. Mungkin kau akan menginap malam ini.” Kata Alexa.


Degg.. jantung Rainhard seperti berhenti berdetak. Perasaan aneh seperti sedang bergejolak dalam dirinya. Dia juga takut, Bagaimana kalau suami Alexa tau ada Rainhard disini? Bagaimana kalau semuanya terjadi sekarang? Ini belum saatnya untuk Alfanso tau semuanya.


Sementara bi Imah asisten rumah tangga Alexa pun mulai merasakan ada keanehan pada tamu majikannya. Selain merasa risih dengan kedekatan mereka, bi Imah juga kawatir akan terjadi kesalahpahaman jika tuannya pulang nanti. Bi Imah mencoba menelvon Alfanso berkali-kali, namun panggilannya tak terjawab. Hal itu semakin membuat bi Imah khawatir. Sebisa mungkin bi Imah membuang pikiran-pikiran negative dalam otaknya. Dia tidak mau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada Alexa. biar bagaimanapun Alexa sudah seperti anaknya sendiri. Apalagi hujan diluar sana belum menunjukkan tanda-tanda akan reda sementara hari sudah semakin sore. Bagaimana caranya mengusir tamu nona nya dari rumah?



**


Di kantor Tomy memeriksa berkas-berkas yang diberikan oleh sekertarisnya. Dia merasa ada keganjalan dalam laporan keuangan kantor akhir-akhir ini. Dan ada beberapa kontrak yang kurang relevan.


“kerja sama dengan perusahaan Velix, kenapa laporannya seperti ini?” Tomy bertanya sendiri.


“Alfanso harus tau, ini aneh. Aku tidak percaya Alfanso seceroboh ini menginfestasikan sahamnya pada orang asing.”


Tomy kemudian menekan beberapa angka pada tombol telfon. “halo Dea, bisa tolong bawakan laporan keuangan perusaan Velix ke ruangan saya?”


“baik pak.” Jawab Dhea dari tempat kerjanya.


“Dhea, kenapa laporannya seperti ini? Ada apa ini sebenarnya,”


“maaf pak, tapi inilah kenyataannya. Saya juga bingung. Mungkin karena pak Alfanso kurang maksimal.”


“jaga bicaramu Dhea!”
“maaf pak, tapi memang kenyataannya. Pak Al sekarang jadi sibuk sama urusan pribadinya. Malah sekarang dia sibuk nurutin istrinya yang minta liburan ke Hawaii.” Cerocos Dhea dengan nada tak suka.


“liburan ke Hawai? Kamu jangan ngarang Dhea. Jaga batasanmu. Jangan karena kamu sudah lama menjadi asisten CEO disini kamu jadi seenaknya kalau bicara.”
“jika ini berlanjut, aku pastikan ini  termasuk kelalaianmu juga. Jangan macam-macam jika masih ingin bekerja dengan tenang.”


“kalau ada kesalahan, berarti seluruh karyawan di kantor ini bertanggung jawab atas itu!!1”


“baik pak.” Jawab Dhea tunduk. Dia sadar terlalu terbawa perasaan saat bicara.


“pak, bapak mau kemana?”


“bukan urusanmu, urus saja pekerjaanmu itu.” jawab Tomy sambil berlalu.

“aneh banget sih, kenapa pada ketus.”
**

“ketuk pintu dulu kalau masuk, Dhea.” Kata Alfanso.

“Dhea? Ini gue Tomy.”
Alfanso terkesiap. Dia kira orang yang masuk ruangannya adalah Dhea asistennya.


“parah lo, hujan-hujan begini malah manggilin cewe cantik.


“ada apa?”
“ehemm, sepertinya ada yang cemburu nih.” Ledek Tomy.


“cemburu apaan?”


“cemburu, dengan Rain… Rainn Rain. Rosa suka hujan, Alexa suka Rain… oh Rain.”


Tak disangka, Alfanso langsung bangkit dan mencengkram kerah baju Tomy. “apa mau lo? Ngapain lo ngikutin istri gua.”

“santai Bro, lo kenapa sih?” tanya Tomy dengan sedikit tercekat. “gue kesini baik-baik, mau ngasih tau lo soal kejanggalan proyek.”


“kebetulan banget lo kesini Tom, gue udah lama banget nunggu.”


“Fans ini gawat, gue curiga sama Mr. Rainhard. Dia sepertinya melakuka..”


“cukup!!!!” bentak Alfanso. “gue udah muak Tom, gue udah capek.”


“sumpah gue gangerti, ada apa sebenernya ini. Mr, Rainhard berbuat seenaknya dan lo malah marah ke gue. Gue sebagai teman yang baik Cuma mau mengingatkan lo sebelum lo makin hancur. Cukup kerja sama ini.”


“hidup gue udah hancur, dan lo masih sok perduli.” Alfanso mendekatkan wajahnya pada wajah Tomy. “kenapa gue yang harus menanggung semuanya Tom?”


Tomy diam, tak ada jawaban yang keluar dari mulutnya. “jawab Tom, jawab!!!” Alfanso mendorong Tomy sampai tubuhnya menghantam tembok.


“sebenarnya elo kan yang berakhir sama Anggel malam itu? kenapa lo buat seolah gue yang melakukan itu. dimana iblis itu sekarang Tomy? Gue tau lo yang sembunyiin dia.”


“Alfans, apa maksudlo?”
“cihhhh,, jangan jadi pengecut Tom. Gara-gara lo, Alexa selalu menganggap gue pengecut. Itu semua karena perbuatan lo PENGECUTTT.”

“Laki-laki pengecut yang melempar kesalahannya ke sahabatnya sendiri, dengar ya Tom, lo itu lebih kotor dari sampah apapun didunia ini. Najis gue liat lo brengsek.”

Dari yang hanya diam saja akhirnya Tomy pun bicara. “iya, iya gue yang menghamili Anggel. Iya, gue yang udah buat hidup lo hancur. Puas lo?”


Bughhhh…. Satu bogeman mentah berhasil melukai wajahnya. “tapi gue lakuin itu karna gue sayang sama dia, tapi apa? Dia lebih milih lo daripada gue.”
Bugghhh…
“kalo lo suka sama dia, ungkapain. Nikahin sekalian. JANGAN JADI PENGECUT YANG CUMA MAU JADI KACUNG PEREMPUAN.”


“lo bilang gue pengecut? Lo lebih pengecut. Lo nggak punya hati tau nggak. Semenjak kenal Rosa lo lupa sama kita-kita. Lo sibuk sama cewe lo. Lo berubaahh…”


“aaaaaaaaaarrgghh….” Teriak Alfanso frustasi. “jangan bawa-bawa Rosa.”


“gue akui gue emang salah, tapi perbuatan lo yang menyiksa Anggel juga salah.”


“kalian emang pantas mendapatkannya.”

“gue kesini Cuma mau memperingatkan, masalah yang tadi. Jangan sampai lo menyesal nantinya.” Kata Tomy lalu pergi.


“Tomy!!! Mau sampai kapan anak lo tinggal dirumah gue?”


“gue akan bawa dia dengan satu syarat.”


“apa syaratnya?”

“jangan ganggu Anggel. Dan gue akan bawa mereka pergi jauh dari sini.” Setelah mengatakan itu, Tomy keluar dari ruangan Alfans.


“tidak semudah itu Tomy,”
**


Jalanan kota jakarnta saat ini sedang basah terkena guyuran air hujan. Alfanso sengaja mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Mengingat jarak pandang yang sangat pendek dan cuaca yang masih gerimis.

“bibi telvon?” Alfanso mengerutkan dahinya. Ada panggilan telvon tak terjawab dari bi Imah.


Alfanso mencoba menelvon balik, namun nomor nya tidak aktiv. Dia pun mencoba menelvon Alexa. sama, ponselnya tidak aktiv. Alfanso mulai khawatir dengan keadaan dirumah. Dia pun bergegas pulang menuju rumahnya.


Saat sampai dirumah, dia heran kenapa ada mobil terparkir di halaman. Hal itu semakin membuatnya cemas. Namun saat masuk kedalam….


“RAINHARD!!!!!”


Alfanso masuk dengan nafas yang menggebu. Melihat pemandangan menjijikan yang ada didepan matanya. Dia melihat istrinya dengan laki-laki lain sedang berduaan di rumahnya sendiri.  Tanpa pikir panjang Alfanso langsung menghujani wajah Rainhard dengan pukulan dan tinjuan. “brengsek!!!  Apa yang lo lakuin dirumah gue hah?”


Bughhh.. bughhh.. bughh…
‘keluar dari rumah saya, ini yang seorang teman lakukan hah? Kau menipuku dan sekarang kau tidur dengan istruku!!!!!”


“All ini salah paham, ini tidak seperti yang..”
“diam kamu!” Alfanso memotong kalimat Alexa. “kalian berdua pantas untuk mati! Dasar penghianat.”


“kamu Alexa,” Alfanso menatap Alexa dengan penuh kebencian. “ini yang kamu lakukan saat aku tidak ada dirumah? Dasar jalang…”


“tidak All, kamu salah pahaammm” Alexa terus menagis. Tak kuasa melanjutkan kalimatnya.


“dasar laki-laki bajingan!! Kau berpura-pura jadi temanku. Kau hancurkan bisnisku dan sekarang kau merebut istriku.”


Alexa terus menangis melihat dua pria itu berkelahi. Tak ada yang mengalah satu sama lain. “bunuh saja aku dasar pengecut!!” kata Rainhard. “kamu lupa, kamu juga seorang pembunuh dan pelenyap.”
“diam Rainhard…” wajah keduanya sudah penuh dengan memar dan luka. Bahkan ada darah segar yang mengalir di sudut bibir Alfanso. Bugh   …


“cukuuuuppp!!!!” Alexa terus menangis histeris melihat semua ini. Tubuhnya bergetar lantaran takut melihat kemarahan diwajah Alfanso. Dia benar-benar tidak mengerti semuanya. Kenapa sekarang Rainhard begitu bencinya menatap Alfanso.


Alfanso mendorong Rainhard keluar dari kediamannya. Sambil terus menghujaninya dengan pukulan. “keluar dari rumahku sekarang!!!”
“kaakkk…” Alexa berusaha mencegahnya namun Alfans mendorongnya. “MASUK!!”


Alfanso menutup pintu rumahnya dan menyeret Alexa ke kursi tamu. Lalu menghantamkannya ke sudut meja. Sampai keluar darah segar dari pelipis Alexa.


Sementara duluar Rainhard berusaha untuk berjalan menuju mobilnya dengan tertatih. Tak lama kemudian ada mobil berwarna putih datang. “mama,”


Plakkk… dokter Sema langsung menampar wajah anaknya. Sementara teriakan terus terdengar dari dalam rumah. “mama tidaak menyangka kamu seperti ini Rainhard.”
“maa….”


“gadis itu tidak bersalah Rainhard. dia anak kecil yang hampir mati ditambrak Rosa..”
“apa ma? Tidak mungkin ma, tidaaakk…,”


“itu mungkin Rainhard… cepat pulang. Kita jelaskan nanti dirumah.”
“tapi ma,, Alexa ma.” Menatap pintu rumah berlantai tiga itu. “jangan campuri urusan rumah tangga mereka. Kamu sudah menghancurkan rumah tangga orang Rainhard. sadar…. Ingatlah naak… dia istri orang.”


“aku mencintainya ma…”
Plakkk… lagi-lagi tamparan keras mendarat diwajah memarnya. “jangan hancurkan rumah tangganya Rainhard. kita tidak punya hak mencampuri urusan mereka.”

**
Sementara ditempat lain  Tender sedang berkelahi dengan kakaknya Tomy.
“gue nggak nyangka lo lakun ini.” Ucap Tender kecewa.
“ini semua udah terlambat Ten. Sekarang perusahaan rugi besar. Rainhard berhasil balas dendam. Dan sebentar lagi pasti Alexa yang akan jadi korban.” Ucap Tomy penuh penyesalan.


“kalian udah melibatkan Alexa yang tidak bersalah.” Jawab Tender sambil membentak kakaknya.

“gue menyesal Ten, gue menyesalll…”


“udah terlambat bang, semuanya udah hancurr.. gue nggak bisa bayangin gimana hancurnya Alex setelah ini.”


“sudahlah kalian jangan sedih gitu, mereka pantas mendapatkan semua ini. Lebih baik sekarang ayo Tom, kita jemput anak kita.” Ucap seorang wanita yang baru saja keluar dari kamarnya. Dia adalah Anggel.


“diem lo!!” bentak Tender. “bisa-bisanya lo ngomong kaya gitu, ini semua tu gara-gara lo tau nggak!!”


“aku tidak perduli, ayo Tomy kita jemput anak kita Gilang!” Tomy dan Anggel sudah sepakat untuk mengambil Gilang saat ini juga.


“apa, jemput Gilang?” Tender mengerutkan dahinya. “Kalian mau ambil Gilang dari Alexa.”


“dengar ya anak kecil, lebih baik kau urus saja sahabatmu yang menyedihkan itu. jangan ikut campur. Gilang anakku bukan anak Alexa. lagipula.” Angel pun pergi bersama Tomy.


“Tom?”
“Ten, .. tolong ngertiin gue.” Pinta Tomy. “gue juga pengen bahagia sama anak gue.”


“sadar Tom, jangan cari mati. Lo bisa dibunuh sama bokapnya. Jangan dengerin perempuan itu.”


“Ten, tolong kasih gue kesempatan. Alexa dalam bahaya Ten, Alfans nggak mungkin kejar gue. Gue nggak punya banyak waktu lagi.”
.
“apa??”
“Ten.. lo harus tolongin Alexa. sementara lo kesana gue akan gunain waktu itu untuk bawa Gilang.”


Tanpa pikir panjang, Tender bergegas pergi dengan mobilnya dan Tomy pun pergi menjemput Gilang.
“ternyata ini dirimu sebenarnya Alexa.”


“All dengerin penjelasan aku dulu, ini semua nggak seperti yang kamu pikirkan. Rain kesini untuk ketemu kamu.” Alexa bicara dengan suara yang tertahan. Dia berusaha sekuat tenaganya untuk membela diri. Meski sakit sekujur tubuhnya.


“aku di kantor Alexa, dia kesini hanya untuk tidur denganmu. Apa kamu tidak sadar itu?”
“atau jangan-jangan kamu sengaja membawanya kerumah. Kalian sudah sering berduaan kalau aku tidak ada???!!! Sekarang aku tau, anak yang ada dalam kandunganmu itu pasti bukan anakku.”
“tidak All tidaak!!! Ini anakmu.”


“bisa-bisanya perempuan hamil tidur berdua dengan laki-laki lain, apa yang bisa aku percaya darimu Alexa. kamu hanya seorang wanita murahan yang tak punya harga diri… aku tak percaya kamu menghianatiku seperti ini.”

“sungguh aku tidak bohooong,,, dialah orang yang sering kuceritakan padamu. Dia sahabat Rosa.”
“jangan bawa-bawa nama Rosa lagi dalam hubungan kita. Dia bukan tameng pembelaan dirimu.”
“kau bekerjasama dengan orang itu untuk menghancurkan suamimu sendiri.”
“aku tidak berniat menghancurkanmuu,, aku sungguh tidak tau  dia rekan bisnismu. Ampuni akuu,”
Brugghhh… Alfansso melempar tubuh itu ke lantai. Dia sudah menyeret Alexa kedalam kamar mereka. Darah segar mengalir di bibir keduanya, Alexa akibat pukulan-pukulan dari Alfans. Alfans akibat dihajar habis-habisan oleh Rainhard.
Dimana bibi? Dia sekarang sedang ketakutan, Alfanso bahkan membanting hp nya. Dia sekarang bingung harus berbuat apa.
“tuan!!” panggil seorang laki-laki diluar kamar.
“apa?”


“sekarang saatnya tuan, Tomy dan Anggel sedang berusaha membawa Gilang.”
“Gilang?” alexa langsung khawatir dengan keberadaan Gilang. “tolong jangan bawa Gilang. Selamatkan Gilang.” Dengan kondisi yang buruk, wajahnya memar dan banyak goresan luka di sekujur tubuh, Alexa berusaha bangkit.


“diam Alexa.”
“aku harus nolong Gilang.”
“tidak ada yang bisa selamat sekarang, jangan berani-berani keluar dari kamar ini kalau kau ingin anakmu itu selamat.”

Ancam Alfans sambil melempar Alexa ke sudut ruangan hingga kepalanya menghantam lemari. “auuu, sakkiithh…”

“biarkan aku kirim anak itu ke neraka bersama kedua orang tuanya.”

Alfanso mengambil ponselnya, “Too’loong.” Alexa berusaha meminta bantuan. Karena perutnya terasa sakit sekali.

Alfanso melihat darah mengalir di kaki Alexa, terjadi pendarahan. “minta tolonglah pada selingkuhanmu…”

Alexa tak kuasa lagi menahan air matanya. Dia pikir Alfanso akan kasihan pada keadannya sekarang, tapi ternyata dia malah mengatakan itu dan menguncinya dari luar.

Saat Tender hampir sampai, dia melihat beberapa mobil keluar dari pekarangan rumah. “Itu pasti Alfans dan anak buahnya”

“mau kemana mereka?” tanya Rainhard. kenapa bisa ada Rainhard disini? Karena Rainhard tak sengaja bertemu Tender dijalan. Mereka pun menjelaskan kesalahpahaman ini dibantu dokter Sena.
“membunuh kakak ku.”
“apa??” dokter Sena dan juga Rainhard sama-sama terkejut. Mereka saling menatap.
“kita harus cepat selamatkan Alexa, sebelum Alfans kembali.”
Alexa berusaha menuju pintu dan meminta pertolongan. “sabar ya nak, kita pasti akan selamat dari daddy mu.” Ucapnya pada bayinya yang masih didalam perut.
“kamu pasti kuat.”  sambil mengusap perut buncitnya. “setelah kamu keluar, kita luruskan kesalahpahaman ini dengan daddy. Dia pasti mengerti nanti.”


Air ketubannya pecah, sudah saatnya Alexa untuk melahirkan. Luka di hampir seluruh bagian kepalanya juga mengeluarkan banyak darah. Belum lagi memar yang lainnya. Kakinya biru-biru. “yatuhan, kenapa ini yang kudapatkan di hari kelahiran anakku. Tolong selamatkan dia, jika memang kau ambil nyawaku.”


“tolooong… tolooong…” Alexa terus berteriak minta tolong dengan sisa-sisa tenaganya. Dia sudah tidak mampu lagi berjalan.


Sampai akhirnya dia kehilangan kesadaran.
“Alexa.. buka pintunya lex!” Tender menggedor pintu kamar Alexa.
“pintunya dikunci tuan All.” Kata bibi yang sudah pucat.

“dimana duplikatnya?” tanya Rainhard.

“semuanya dibawa sama tuan.”
“aarrghhh..” Tender frustasi. Biasanya hal seperti ini tak akan terjadi pada Alexa jika bersamanya. “ maafin gue Lex…”
“kita dobrak saja.”
“jangan sampai Alexa terluka,”


Tender dan Rainhard mendobrak pintu itu. dan Alexa sudah terkulai di lantai dengan darah yang berceceran dilantai mengalir di kaki dan kepalanya. “Alexa!!1”

“air ketubannya pecah, kita harus cepat membawanya ke rumah sakit.” Ucap dokter Sena. Tender langsung membopong tubuh Alexa dan memasukkannnya kedalam mobil.


Sampai dirumah sakit, Alexa langsung dibawa ke ruang operasi untuk diambil tindakat secepatnya. Bayi didalam kandungannya bisa tidak tertolong jika tidak cepat dikeluarkan dokter Sena menjadi salah satu dokter yang membantu proses persalinan Alexa. dan di luar hanya tinggal Rainhard dan Tender berdua.


“kau mau kenapa?” tanya Rainhard.
“menyelesaikan semuanya,”
“aku ikut.”
“tidak, jangan bunuh diri. Lebih baik kau obati luka-lukamu itu.”
“Tapi aku yang menyebabkan semua ini. Aku yang harus bertanggung jawab.”
“kamu tidak tau siapa Alfanso, lebih baik tunggu disini sampai keluarga Alexa datang. Mereka akan kebingungan jika tidak ada orang disini. Tolong jelaskan pada mereka.”


Akhirnya Rainhard pun menuruti perkataan Tender. Dan Tender segera pergi mencari keberadaan Tomy dan Alfanso lewat GPS yang terkoneksi di mobil Tomy.
Dan akhirnya Tender menemukannya, namun sayang dia sudah terlambat.
“All….”


Alfanso sedang duduk ditepi jurang. Pria itu terlihat sangat mengerikan. Namun ada cahaya yang hilang dari mata elang buas nya. Penampilannya yang berantakan dengan penuh luca dan memar. Dia sudah seperti gelandangan.  Dia menatap kedua tangannya yang gemetar. Hari ini, dia telah kehilangan dua sahabatnya. Dunia terasa hancur, setelah semua ini. Tidak ada orang yang bisa dia percaya, semua orang ternyata penghianat. Selama ini dia hanya dikelilingi kebohongan dari para penghianat. Sungguh menyedihkan.


“semuanya yang udah pergi nggak mungkin bisa kembali lagi.” Tender berjalan mendekatinya.
“percuma All, dengan begini nggak akan pernah mengembalikan Rosa. Justru lo akan semakin kehilangan segalanya.”
“kehilangan orang-orang yang lo sayang. Dan semua yang lo punya. Alexa, mama, orang tua lo, dan anak laki-laki lo.”
“apa?” Alfanso langsung menoleh.


“iya Al, dia laki-laki. Dia mirip sama lo. Pulang All. Perbaiki semuanya. Alexa butuh lo.”
“tapi… “
“biar gue yang urus mereka. Lo selesain kesalah pahaman ini.”
**
“bun apa yang sebenarnya terjadi?”

“bunda juga nggak tau, kenapa bisa terjadi seperti ini Barndon. Kakakmu yang harus menjelaskan semua ini.” Jawab Maria.


Brandon yang baru saja kembali dari luar negeri langsung ke rumah sakit bersama orang tuanya. “dimana Alexa?”


“tante,” Brandon langsung bangun saat ada orang di depannya.
“kamu siapa?”

“saya Rainhard tante, saya yang membawa Alexa ke rumah sakit.”
“kemana Alfanso?”
Tiba-tiba dokter Sena datang menghampiri mereka. “kebetulan sekali kalian ada disini, perkenalkan saya Sena dan anak saya Rainhard. yang bertanggungjawab atas semua ini.”
“maa…”


“saya Maria ibu mertuanya Alexa, ini Smith suami saya. Dan ini Brandon adiknya Alfans.”
“Brandon tante.” Sapa pemuda berwajah bule itu memperkenalkan diri.


Akhirnya Rainhard pun menjelaskan semuanya kepada mereka. Mereka pun tidak menyangka. “kenapa anak kita bisa seperti itu ayah?” tangis bunda pecah mendengar semuanya.


“ayah juga tidak menyangka dia bisa berbuat seperti itu pada istrinya. Ayah tidak pernah mengajarkan hal seperti itu pada kakakmu.” Brandon juga tidak menyangka kakaknya bisa berbuat seperti itu.
“ayah..” Alfanso langsung menunduk di hadapan kedua orang tuanya. “maafkan All ayah.”


Alexandra~Alfanso❤ (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang