5. PINDAH?

366 56 0
                                    

Libur sekolah tidak terasa sebentar lagi akan berakhir, karena 3 hari lagi pembelajaran di sekolah akan dimulai kembali.

Pagi ini Enka bangun lebih awal. Setelah selesai shalat shubuh, ia memutuskan untuk pergi ke taman yang tak jauh dari rumahnya. Namun saat ia baru saja menuruni anak tangga, ia mendengar ayah dan ibunya sedang berbincang-bincang di ruang tamu. Karena penasaran, Enka pun mendengarkan pembicaraan mereka.

"Kok mendadak gini sih, yah?", tanya ibu.

"Sebenernya ayah tau ini semua sejak 2 hari yang lalu bu. Tapi karena ayah belum sempat membicarakan ini ke ibu dan Enka, jadinya ya gitu. Tapi ibu tenang aja, ayah udah nyiapin semuanya. Mulai dari rumah dan sekolah baru buat Enka", jawab ayah.

"Berarti Enka juga pindah sekolah yah?", tanya ibu memastikan.

"Iyalah bu. Enka kan harus ikut sama kita. Kalau enggak, dia mau tinggal sama siapa? Kakek sama neneknya kan tinggal jauh di desa"

Enka begitu tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Ia memilih langsung menemui ayah dan ibunya untuk menanyakan semua ini.
"Jadi kita akan pindah rumah yah?", tanya Enka tiba-tiba membuat kedua orang tuanya menoleh dan terkejut saat mendapati kehadiran anaknya.

"Kenapa yah? Kenapa kita harus pindah?", tanya Enka kemudian karena baik ayah ataupun ibunya tak kunjung menjawabnya.

"Ayah dipindahin ke Jakarta, jadi dengan terpaksa kita semua juga harus pindah rumah", jawab ayah.

"Kita pindah rumah dan itu bukan berarti aku juga pindah sekolah kan yah", ucap Enka.

"Maksud kamu?", tanya ayah dan ibu bersamaan.

"Kalau ayah sama ibu mau pindah ke Jakarta, ya silakan. Tapi jangan suruh aku buat ikut sama kalian. Aku pengen tetep tinggal di sini. Aku nggak mau pindah rumah apalagi sampe pindah sekolah", jawab Enka.

"Kalau kamu di sini sendiri, siapa yang akan jagain kamu?", tanya ayah yang mengkhawatirkan anak gadis satu-satunya itu.

"Aku bisa jaga diri aku sendiri. Jadi ayah nggak usah khawatir", jawab Enka meyakinkan ayahnya.

"Nggak bisa gitu Enka. Ayah nggak mau ninggalin kamu sendirian di sini. Kamu itu anak ayah satu-satunya",  ucap ayah.

"Iya Enka, ibu juga nggak bakal tega ngebiarin kamu di sini sendirian. Kamu ikut ayah sama ibu ke Jakarta ya. Ibu yakin, di sana kehidupan kita akan lebih baik", tambah ibu.

"Tapi bu-"

"Kalau kamu sayang sama ibu, turuti semua perkataan ibu. Kita pindah ke Jakarta dan kita akan memulai hidup baru di sana", lanjut ibu memotong ucapan Enka.

"Ibu bener. Kamu tenang aja, semua udah ayah urus kok. Ayah juga udah masukin kamu ke salah satu sekolah favorit di Jakarta. Jadi kamu sama ibu cuma tinggal packing barang-barang yang mau dibawa", sahut ayah.

"Tapi yah-"

"Udah Enka, jangan ngebantah lagi! Mungkin ini yang terbaik. Lagipula nanti kalau di Jakarta kan kamu bisa dapet kesempatan lebih besar buat ketemu sama CJR. Ya kan?", sahut ibu berusaha membujuk Enka agar mau pindah.

"Iya bu, aku tau, aku ngerti. Tapi aku udah terlanjur nyaman tinggal di rumah ini. Dan aku juga belum siap buat pisah sama temen-temen", balas Enka.

"Nanti kalau kamu liburan sekolah kan bisa main ke Surabaya lagi dan bisa ketemu juga sama temen-temen kamu", ucap ibu.

"Yaudah iya, aku mau pindah ke Jakarta", putus Enka membuat kedua orang tuanya senang.

"Tapi hari ini boleh kan kalau aku ngabisin waktu sama temen-temen dulu?", tanya Enka kemudian.

"Boleh nggak yah?", tanya ibu ke ayah.

"Boleh kok. Tapi nanti kamu pulangnya jangan sore-sore ya. Soalnya kan kamu harus packing, terus juga istirahat yang cukup biar nggak kecapekan", jawab ayah.

"Iya yah. Kalau gitu aku mau mandi dulu. Sekalian ngabarin ke temen-temen", ucap Enka.

---

Enka mengurungkan niatnya untuk ke taman. Ia kembali ke kamarnya dan mengambil handphone. Ia langsung mengirimkan sebuah pesan singkat ke semua teman-temannya, tak terkecuali Rival.

Guys, nanti kalian sibuk nggak? Aku mau ketemu sama kalian di kafe tempat biasa ya. Bisa nggak? Ada hal penting yang harus aku omongin. Aku tunggu jam 8 yaaa..  See you :)

Setelah semua pesan terkirim, Enka meletakkan handphonenya di atas kasur. Ia melirik ke arah jam dindingnya.

"Masih jam 6, aku packing bentar deh biar ntar malem nggak terlalu ribet", gumam Enka.

Enka segera mengambil koper besarnya lalu memasukkan satu persatu baju serta sepatu ke dalamnya. Setengah jam kemudian handphonenya berdering pertanda ada yang menelfon.

Halo, kenapa Val? - tanya Enka

Kamu mau ngomongin soal apa? Kok kayaknya penting banget - tanya Rival

Udah kamu dateng aja, ntar aku jelasin di sana - jawab Enka

Yaudah deh. See you Enka

Oke see you too Val

Fanszone VS Friendzone (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang