26. TARUHAN?

270 50 0
                                    

Iqbaal mengambil minum di kulkas yang ada di dapur. Saat di dapur, Iqbaal bertemu dengan Iqqi.

"Udah pulang lo? Gimana konsernya? Pasti nggak rame kan gara-gara nggak ada gue?", tanya Iqbaal menatap remeh pada Iqqi.

"Siapa bilang? Rame kok konsernya. Rame banget malahan", jawab Iqqi.

"Oh ya, Enka mana?", tanya Iqqi kemudian.

"Ada tuh di kamar gue", jawab Iqbaal.

"Lo jangan macem-macem ya sama Enka!", seru Iqqi.

"Emang kenapa kalau gue macem-macem sama dia? Masalah buat lo?"

"Gue nggak bakal tinggal diem dan gue nggak akan pernah mau maafin lo se-umur hidup gue kalau sampe Enka kenapa-napa. Inget itu!", tegas Iqqi sambil menunjuk dan menatap Iqbaal dengan tajam.

"Santai dong bro. Sejak kapan lo jadi nyolot gini sama gue? Lo cemburu kalau gue deket-deket sama Enka?", tebak Iqbaal.

"Gue nggak cemburu. Gue cuma nggak mau Enka terpengaruh sama sifat lo yang buruk itu", jawab Iqqi.

"Lo ngaca dong! Emang sifat lo selama ini udah baik sampe lo bisa ngejudge gue?"

"Terserah lo aja. Gue males berantem sama anak kecil kayak lo"

"Anak kecil? Denger ya, gue ini kakak lo berarti gue itu lebih tua dari lo", ucap Iqbaal.

"Oh, jadi sekarang lo udah nyadar kalau lo itu kakak gue?", sinis Iqqi.

"Maksud lo apa sih? Lo ngajak gue berantem hah?" tanya Iqbaal.

"Gue nggak mau berantem sama lo", jawab Iqqi.

"Kenapa? Oh gue tau. Lo pasti takut kalah kan? Secara gue kan jago bela diri", sombong Iqbaal.

"Terserah lo mau ngomong apa", acuh Iqqi.

"Gimana kalau kita taruhan?", tawar Iqbaal tiba-tiba.

"Taruhan apa?", tanya Iqqi.

"Siapa yang bisa dapetin Enka berarti dia yang menang. Dan yang kalah harus mau nurutin kemauan yang menang? Gimana? Deal?"

"Lo pikir Enka barang apa sampe lo dijadiin bahan taruhan segala", seru Iqqi tak terima.

"Jadi lo nolak nih? Cih dasar loser!", cibir Iqbaal.

"Gue bukan loser ya! Gue cuma nggak mau aja Enka dibawa-bawa sama urusan kita", ucap Iqqi.

"Hahhaha, bilang aja kalau lo takut kalah"

"Terserah lo aja. Tapi asal lo tau, Enka itu cewek baik-baik, jangan sampe dia jadi rusak gara-gara kelakuan lo"

"Emang gue apaan sampe bikin Enka rusak? Heh, gini-gini gue masik waras ya! Iqqi, dengerin gue dulu woy, jangan kabur lo!", ucap Iqbaal agak berteriak karena Iqbaal sudah berlari menjauhinya.

---

Lama-lama di kamar Iqbaal membuat Enka merasa bosan. Ia ingin pulang saja. Namun saat ia baru berdiri, Iqbaal sudah datang membawa nampan berisikan dua gelas air minum.

"Sorry ya lama", ucap Iqbaal.

"Capek tau nungguin di sini sendirian", dumel Enka

"Iya sorry. Tadi ada urusan bentar. Nih minum dulu!", Iqbaal memberikan salah satu gelas pada Enka dan segera diterimanya.

"Makasih", ucap Enka.

Tiba-tiba handphone Iqbaal yang berada di atas meja belajar berdering dengan nyaring. Ia segera mengambil hpnya tersebut dan mengangkat panggilan dari seseorang yang tak lain adalah sang pacar, Rena.

...

Iya say

...

Sekarang? Siang-siang gini?

...

Oke, aku jalan sekarang

...

Iya, see you!

"Telfon dari Rena ya?", tebak Enka.

"Iya, dia ngajak ketemuan", jawab Iqbaal.

"Kalau gitu aku pulang dulu ya Baal", pamit Enka lalu berdiri.

"Eh, tunggu! Lo ikut gue ya", ucap Iqbaal.

"Ikut ke mana?", tanya Enka.

"Ikut gue ketemu sama Rena"

"Nggak mau, ntar malah jadi obat nyamuk lagi. Nggak nggak", tolak Enka.

"Ayolah Enka, please! Kali ini aja. Gue lagi males nemenin Rena sendirian. Dia kalau shopping tuh suka lama. Bikin bete tau. Kan kalau ada lo, se-enggaknya gue ada temen", ucap Iqbaal memohon.

"Temen?", beo Enka.

"Iya, mau ya? Please!", pinta Iqbaal.

"Yaudah a-"

"Yes! Makasih Enka. Yuk buruan, kita langsung aja berangkat!", sahut Iqbaal.

"Aku belum selesai ngomong", ucap Enka.

"Udah, ayo!", ajak Iqbaal segera menarik tangan Enka dan membawanya keluar dari kamarnya.

Saat Enka dan Iqbaal akan membuka pintu utama, tiba-tiba ada Iqqi yang menghampiri.

"Hai Enka", sapa Iqqi tersenyum.

"Hai Qi", balas Enka.

"Lo mau pulang ya?", tanya Iqqi.

"Enka mau ikut gue", sahut Iqbaal

"Ikut lo ke mana?", tanya Iqqi menatap kembarannya.

"Ketemuan sama Rena", jawab Iqbaal.

"Wah, gila lo. Kasian Enka lah dia bisa jadi obat nyamuk. Kalau gitu gue juga ikut ya", ucap Iqqi.

"Ngapa lo jadi ikut-ikutan? Gue kan cuma ngajak Enka"

"Ya daripada nanti Enka cuma jadi obat nyamuk kan lebih baik gue ikut, jadi Enka ada temennya deh"

"Yaudah, terserah. Tapi lo naik motor lo sendiri. Gue sama Enka naik mobil gue. Yuk Enka!", putus Iqbaal.

"Oke. Emang mau ke mall mana?", tanya Iqqi.

"Biasa. Gue sama Enka berangkat duluan", jawab Iqbaal.

"Oke. Enka, hati-hati ya! Kalau Iqbaal ngapa-ngapain lo, langsung telfon gue. Oke?"

"Iya Qi"

Fanszone VS Friendzone (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang