4. JADIAN?

437 62 0
                                    

Semakin hari Enka semakin dekat dengan Rival. Setiap harinya mereka selalu menghabiskan waktu bersama-sama. Entah itu untuk pergi ke kafe, nonton film di bioskop, ke toko buku, ke taman, atau hanya sekedar menonton TV bersama di rumah Enka. Ya, saat Enka malas untuk pergi ke luar, Rival selalu datang ke rumahnya sambil membawa banyak makanan, minuman, dan camilan untuk mereka berdua.

2 minggu berlalu begitu cepat. Saat ini tepat di hari sabtu, hari di mana orang-orang akan merayakan malam minggu bersama orang terdekat atau kekasih mereka.

Malam ini ada sesuatu yang berbeda. Tiba-tiba Rival datang ke rumah Enka tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Rival meminta izin kepada kedua orang tua Enka untuk mengajaknya pergi ke suatu tempat.

"Kenapa mendadak gini sih Val? Kenapa nggak bilang dari tadi kalau mau ngajak pergi? Untung aja kan aku lagi di rumah", tanya Enka sedikit kesal.

"Iya iya, aku minta maaf. Aku kan pengen ngasih surprise ke kamu", jawab Rival.

Malam ini Rival tidak seperti biasanya. Jika tadinya ia ke mana-mana selalu mengendarai motor ninja merahnya, namun sekarang ia mengendarai sebuah mobil sport berwarna putih.

"Btw kok tumben kamu pakek mobil? Biasanya kan ke mana-mana selalu pakek motor", tanya Enka setelah ia masuk ke dalam mobil.

"Ini kan udah malem, jadi aku nggak mau nanti kamu masuk angin. Makanya aku milih makek mobil aja". jawab Rival.

"Oh gitu. Emang sekarang kita mau ke mana?", tanya Enka penasaran karena ia merasa asing dengan jalan yang dilaluinya.

"Ada deh. Pokoknya tempatnya itu indah banget", jawab Rival misterius membuat Enka mencebikkan bibirnya dengan kesal. Ia tidak suka dibuat penasaran.

---

Setelah melewati jalanan Surabaya yang lumayan padat dipenuhi aneka macam kendaraan, akhirnya Enka dan Rival sampai di sebuah tempat yang dimaksud oleh Rival.

"Kamu ngajak aku ke bukit?", tanya Enka.

"Iya. Nanti kita naik ke atas bukit situ terus nanti dari atas kita bisa ngeliat indahnya kota Surabaya waktu malam hari", jawab Rival sambil menunjuk ke arah yang dimaksudnya.

"Kenapa nggak bilang dari tadi?", tanya Enka terlihat kesal.

"Emang kenapa? Kamu nggak suka ke bukit ya? Kalau gitu kita bisa pergi ke tempat lain aja", tanya Rival yang merasa kecewa.

"Bukan gitu Val. Liat nih, aku pakek rok selutut lagi, tau gini kan aku pakek celana jeans aja", jawab Enka sambil melirik roknya membuat Rival tidak jadi merasa kecewa.

"Oh itu. Yaudah nih, kamu pakek jaket aku buat nutupin rok kamu. Atau kamu mau aku gendong? Siapa tau kamu males jalan", ucap Rival sambil memberikan jaket yang tadi ia pakai pada Enka.

"Nggak perlu repot-repot, aku mau jalan sendiri aja", balas Enka mengaitkan jaket Rival pada pinggangnya.

Sesampainya di atas bukit, Enka merasa kelelahan. Ia langsung duduk di hamparan rerumputan yang ada.

"Kamu capek ya?", tanya Rival yang diangguki oleh Enka.

"Nih, minum dulu", Rival memberikan sebotol air minum pada Enka.

"Dapet air minum dari mana?", tanya Enka setelah menerimanya.

"Ada deh. Udah minum aja. Maafin aku ya, gara-gara aku kamu jadi kecapekan gini", ucap Rival.

"Minta maaf mulu perasaan", cibir Enka membuat Rival terkekeh.

"Btw sebenernya kamu ngajak aku ke sini tuh mau ngapain sih?", tanya Enka setelah selesai minum.

"Ikut aku ke sana yuk!", ajak Rival.
Rival segera menarik tangan Enka dengan lembut lalu membawanya ke tepi bukit. Lagi lagi ulah Rival ini membuat Enka terkejut.

"Ini semua kamu yang nyiapin Val? Jadi kamu ngajak aku ke sini buat dinner?", tanya Enka yang kaget bercampur kagum melihat sebuah meja dan dua buah kursi yang sudah didekorasi dengan indah ala-ala candle light dinner. Di samping-sampingnya juga ada lampu tumblr yang mengelilingi pohon menambah kesan yang romantis.

"Iya, tapi bukan dinner aja sih", jawab Rival membuat Enka menautkan kedua alisnya.

"Lah terus?", tanyanya.

Tiba-tiba Rival langsung berlutut di depan Enka.

"Val, kamu mau ngapain?", tanya Enka.

Rival tidak menjawab pertanyaan Enka, ia memilih untuk memegang kedua tangan Enka.

"Enka, mungkin ini agak aneh buat kamu. Tapi jujur, aku suka sama kamu sejak pertama kali aku ngeliat kamu di kantin. Dua minggu ini aku seneng banget. Aku bisa selalu deket sama kamu, selalu ngabisin waktu berdua sama kamu. Malam ini, di bukit ini, aku, Kevin Rival Andrianto mau kamu, Enka Putri Issabel untuk menjadi pacarku", ucap Rival agak panjang lebar membuat Enka terkejut.

"Kamu mau kan?", tanya Rival kemudian.

"So-sorry Val, aku nggak bisa", jawab Enka merasa tidak enak tapi ia memilih untuk menolak daripada menjalani dengan terpaksa.

"Kenapa?", tanya Rival melepas genggaman tangannya lalu kembali berdiri.

"Aku nggak ada perasaan apapun ke kamu. Aku hargai semua perhatianmu, aku hargai kasih sayangmu ke aku. Tapi maaf banget Val, untuk saat ini aku belum mau pacaran dulu", jawab Enka.

"Kasih aku satu kesempatan buat bisa jadi seseorang di hidup kamu Enka", pinta Rival menatap Enka dengan lekat.

"Val, dengerin aku ya. Aku tuh nggak bisa. Jadi please, jangan maksa aku! Kamu itu temenku yang paling baik. Tapi aku nggak bisa kalau harus jadi pacar kamu", jelas Enka.

"Tapi aku pengen hubungan kita ini lebih dari temen", kata Rival.

"Itu mau kamu?, tanya Enka.

"Iya", jawab Rival dengan cepat dan antusias. Ia merasa Enka pasti berubah pikiran dan mau menjadi pacarnya. Tapi..

"Oke, kalau itu mau kamu. Mulai detik ini, kita jadi sahabat", ucap Enka membuat Rival membulatkan mata dan mulutnya sedikit menganga.

"Hah? Sahabat? Aku maunya pacar Enka, bukan sahabat", kata Rival.

"Kalau pacar itu ada putusnya Val, tapi kalau sahabat itu selamanya. Aku mohon, jangan paksa aku buat jadi pacar kamu. Aku bener-bener nggak bisa Val"

"Tapi kenapa Enka? Kenapa kamu nggak bisa? Apa jangan-jangan ada cowok lain di hati kamu? Iya?", tebak Rival.

"Iya Val, ada cowok lain di hati aku", jawab Enka membuat dada Rival seketika sesak.

"Si-siapa? Siapa cowok itu Enka? Apa dia lebih baik dari aku?, tanya Rival.

"Aku nggak tau Val. Aku baru ketemu sekali sama dia. Tapi perasaan aku ke dia udah bertahun-tahun lamanya dan aku nggak bisa dengan mudah ngelupain dia", jawab Enka dengan sorot mata yang memancarkan kesedihan.

"Siapa yang kamu maksud?", tanya Rival lagi.

"Iqbaal", jawab Enka menunduk.

"Apa? Iqbaal CJR itu? Kamu serius?", kaget Rival.

"Mungkin kedengarannya aneh buat kamu, tapi ini emang kenyataannya Val. Aku udah jatuh cinta sama idola aku sendiri. Selama 5 tahun belakangan ini, aku udah nyimpen perasaan buat dia. Walaupun aku tau, dia nggak mungkin bisa bales perasaan aku. Dan sekali lagi aku mohon sama kamu, jangan pernah maksa aku buat nerima kamu jadi pacar aku. Aku mau kita sahabatan aja. Kamu ngerti kan?", jelas Enka sambil memohon pada Rival.

"Kalau itu mau kamu, oke, mulai sekarang aku akan jadi sahabat kamu. Tapi kamu janji ya, jangan pernah ninggalin aku. Dan jangan pernah nyuruh aku buat berhenti sayang dan suka sama kamu", ucap Rival.

"Itu terserah kamu Val", balas Enka tersenyum.

"Aku sayang sama kamu Enka", ucap Rival memeluk Enka dengan sangat erat.

Maafin aku Val udah bikin kamu kecewa. Tapi aku bener-bener nggak bisa. Aku harap kamu ngerti. Ucap Enka hanya dalam hatinya.

Fanszone VS Friendzone (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang