28. AKU? PHO?

280 50 0
                                    

Enka, Iqbaal, Iqqi, dan Rena menuju ke salah satu restoran mewah yang berada tidak jauh dari mall. Sekarang Rena yang satu mobil dengan Iqbaal sedangkan Enka satu motor dengan Iqqi.

"Kalian pesen aja, biar nanti gue yang bayar", ucap Iqbaal setelah mereka berempat duduk. Posisinya, Iqbaal  Rena berhadapan dengan Enka  Iqqi.

"Beneran say?", tanya Rena memastikan.

"Iya say", jawab Iqbaal.

"Makasih yaaa, aku makin sayang deh sama kamu", ucap Rena.

"Sama-sama", balas Iqbaal.

"Enka, lo mau pesen apa? Pesen aja, di sini makanannya enak-enak kok", ucap Iqbaal kemudian menatap Enka di hadapannya.

"Iya Baal", balas Enka lalu mulai melihat buku menu yang ada.

Kenapa gue ngerasa dari tadi Iqbaal pengen bikin gue jealous ya? Pikir Iqqi dalam hatinya.

"Say, aku ke toilet dulu ya! Enka, temenin gue yuk!", ajak Rena.

"Iya ayo", kata Enka.

Sebenarnya Enka merasa sedikit was-was dengan Rena. Karena jujur, dari awal Enka merasa bahwa Rena tidak suka akan keberadaannya.

Saat sampai di toilet, Rena memperhatikan sekeliling. Sepi. Ya, toilet saat itu benar-benar sepi, tidak ada orang lain selain Enka dan Rena. Tiba-tiba Rena mendorong tubuh Enka sampai ke dinding.

"Ren, kamu kenapa tiba-tiba dorong aku?", kaget Enka merasakan nyeri di punggungnya.

"Gue tau lo ada perasaan kan sama Iqbaal? Ngaku lo!", tanya Rena dengan suara meninggi.

"Maksud kamu apa Ren? Aku nggak ngerti", tentu Enka tidak mau mengatakan yang sejujurnya pada Rena.

"Nggak usah sok polos deh lo. Lo pasti mau ngerebut Iqbaal dari gue kan? Lo sengaja ikut sama Iqbaal buat ketemu gue, itu karena lo pengen ngerusak hubungan gue sama Iqbaal kan? Dasar lo ya, PHO. Kenapa? Nggak ada cowok lain selain Iqbaal? Atau lo emang hobi ya ngerebut pacar orang?", sarkas Rena menatap Enka dengan tajam.

"Hah? Aku? PHO? Nggak Ren, kamu salah paham. Aku nggak kayak gitu", bantah Enka.

"Alah, nggak usah ngeles deh lo. Gue peringatan sama lo, jauhin Iqbaal! jangan deket-deket lagi sama dia! Iqbaal cuma milih gue, Rena. Ngerti lo?"

"Iya Ren, aku ngerti"

"Bagus kalau lo ngerti. Gue harap lo juga sadar, lo itu bukan siapa-siapa buat Iqbaal. Camkan itu! Kita balik ke sana sekarang! Jangan bilang sama Iqbaal soal ini atau lo bakal berurusan sama gue"

"Iya"

---

Enka dan Rena kembali ke meja mereka tadi. Enka berusaha sebisa mungkin untuk menutupi perasaan takutnya. Aku? PHO? Kata-kata itu terus terngiang di pikirkan Enka.

"Enka, lo nggak papa kan?", tanya Iqqi sambil berbisik .

"Nggak papa kok Qi", jawab Enka berusaha tersenyum.

"Nah, makanannya udah dateng. Silahkan makan!", ucap Iqbaal .

Saat Enka akan makan, tiba-tiba handphonenya berdering. Di layar hpnya menunjukkan kalau Rival yang menelfon, oh lebih tepatnya video call.

"Aku ngangkat telfon dulu ya", ucap Enka lalu segera pergi ke luar restoran. Soalnya kan di dalam restoran sedang ramai, terus Enka juga nggak mau Iqbaal dan yang lain mendengar pembicaraannya dengan Rival.

Hai Enka

Hai Rival. Tumben kamu ngajak VC? Ada apa?

Emang nggak boleh ya kalau aku VC kamu? Aku kan kangen sama kamu

Fanszone VS Friendzone (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang