Hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk membuat Enka berubah. Jika tadinya dandanan Enka seperti anak rumahan biasa, tapi sekarang demi Iqbaal ia berubah untuk menyesuaikan dengannya. Tapi tentu saja, Enka tetap berusaha menjadi dirinya sendiri.
Kini ia telah mengenakan celana jeans hitam panjang dengan hoodie maroon yang terlihat over size di tubuh rampingnya. Tak lupa wajahnya sudah dipoles dengan make up tipis yang nyaris tidak terlihat. Enka juga menggunakan sneakers kesayangannya yang ia beli saat akan menonton konser CJR di Surabaya waktu itu. Rambut panjangnya dikuncir kuda dengan poni tentunya.
"Siap!", seru Enka menghampiri Iqbaal membuatnya menoleh.
"Udah siap lo?", tanya Iqbaal memastikan.
"Udah. Yuk berangkat! Keburu malem nih", ajak Enka dengan semangat 45.
"Biasanya kalau gue nungguin cewek dandan tuh lama banget. Ya paling bentar 45 menitan. Tapi lo? Dalam waktu 10 menit kok udah selesai? Pakek sihir apaan lo?", tanya Iqbaal menatap Enka penuh selidik.
"Enak aja kalau bilang. Aku emang kalau dandan nggak pernah lama, karena aku orangnya nggak ribet", jawab Enka.
"Oh gitu ya?", tanya Iqbaal lagi dan Enka hanya menganggukkan kepalanya.
"Yaudah, kita langsung ke restoran aja. Gue udah booking tempat buat kita di sana", ucap Iqbaal lalu berdiri.
Entah mengapa mendengar kata 'kita' membuat hati Enka menghangat.Kita? Aku sama Iqbaal maksudnya? Tanya Enka dalam hati.
"Kok malah bengong sih? Ayo berangkat!", ucap Iqbaal membuyarkan lamunan konyol Enka.
"Eh iya, sorry. Yuk!", ucap Enka lalu keduanya keluar dari rumah.
---
"Kita mau naik apa Baal?", tanya Enka setelah mengunci pintu rumahnya.
"Naik mobil. Tadi gue udah ambil mobil dan gue taruh di depan rumah lo", jawab Iqbaal.
"Naik mobil?", tanya Enka memastikan.
"Iyalah. Inikan udah malem. Emang lo mau masuk angin gara-gara naik motor?", tanya Iqbaal dan Enka langsung menggeleng.
"Buruan masuk!", suruh Iqbaal setelah Enka mengunci gerbang rumahnya.
Saat di dalam mobil suasana begitu hening. Enka ingin memulai percakapan, tapi takut Iqbaal nanti marah, akhirnya ia memilih untuk diam saja.
"Lo baru di Pondok Kopi ya? Soalnya gue nggak pernah liat muka lo sebelumnya", tanya Iqbaal membuka percakapan.
"Iya Baal. Aku baru pindah tadi pagi", jawab Enka.
"Btw nama lo siapa ya? Gue lupa belum nanya", tanya Iqbaal kemudian.
Bahkan namaku aja kamu nggak inget Baal. Miris Enka dalam hatinya.
"Hobi lo tuh bengong ya", ucap Iqbaal terlihat kesal karena pertanyaannya diabaikan.
"Eh, nggak kok Baal. Emang kenapa?", tanya Enka.
"Ya habis setiap kali gue ajak ngomong selalu aja bengong", jawab Iqbaal.
"Sorry. Tadi kamu nanya apa?", tanya Enka kemudian.
"Tadi gue nanya, nama lo siapa?", Iqbaal mengulangi pertanyaannya.
"Enka Putri Issabel, panggil aja Enka", jawab Enka.
"Enka? Gue kayak pernah denger tuh nama. Tapi di mana ya? Kita pernah ketemu sebelumnya?", tanya Iqbaal melirik Enka sekilas.
Duh, gimana nih? Jawab jujur nggak ya? Pikir Enka dalam hati lagi.
"Tuh kan lo bengong lagi", seru Iqbaal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanszone VS Friendzone (COMPLETE)
Dla nastolatkówApa kamu tau aku ada di bumi? - DNNR Aku tau kamu ada. Tapi aku mengenalmu dengan nama SoniQ, bukan namamu sendiri. - IDR - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Happy reading guys! Don't forget to vote, comment, and share to y...