7. KEHIDUPAN BARU

334 57 0
                                    

Keesokan harinya, Enka dan kedua orang tuanya sudah bersiap-siap untuk pindah ke Jakarta. Mereka memilih untuk menempuh perjalanan menggunakan pesawat agar tidak memakan waktu yang lama.

Sekitar pukul 11 siang, Enka sekeluarga sampai di rumah barunya yang terletak di daerah Pondok Kopi, Jakarta Timur. Rumah barunya lebih besar dari yang di Surabaya.

"Ibu, Enka, gimana? Suka nggak sama rumah barunya?", tanya ayah setelah mereka masuk ke dalam rumah.

"Ibu sih suka-suka aja yah", jawab ibu.

"Aku juga suka kok yah. Rumahnya bagus, besar, dan keliatannya nyaman", jawab Enka.

"Syukurlah kalau kalian suka. Ini mau beres-beres dulu apa mau cari makan dulu?", tanya ayah.

"Beres-beres aja dulu yah. Soal makan mah gampang", jawab ibu yang diangguki oleh Enka pertanda setuju pada ucapan ibu.

---

Setelah kurang lebih satu setengah jam membersihkan rumah, sekarang rumah baru Enka sekeluarga nampak lebih baik. Lebih indah, bersih, dan rapi. Semua barang-barang mereka juga sudah tertata rapi di tempatnya masing-masing.

"Alhamdulillah, akhirnya semuanya beres juga", ucap Enka.

"Iya Enka, alhamdulillah. Tapi sekarang ibu jadi ngerasa laper nih", sahut ibu.

"Sama bu, ayah juga. Gimana kalau kita cari makan di luar aja?", usul ayah.

"Ibu lagi males makan makanan luar yah. Ibu mau masak sendiri aja", jawab ibu.

"Tapi tadi aku liat di kulkas belum ada bahan-bahan makanan bu", ucap Enka.

"Kalau nggak salah deket-deket sini ada minimarket, siapa tau jualan bahan-bahan makanan", ucap ayah.

"Yaudah, kalau gitu ibu langsung ke sana ya", ucap ibu.

"Eh, jangan bu! Biar aku aja yang beli. Ibu tinggal bilang aja bahan apa aja yang mau dibeli. Ibu sama ayah istirahat aja dulu", sahut Enka.

"Beneran kamu yang beli bahan-bahannya?", tanya ibu memastikan.

"Iya bu. Nggak papa kok. Sekalian aku mau ngeliat-liat daerah sini", jawab Enka dengan yakinnya.

"Yaudah kalau itu mau kamu. Nih uangnya. Kamu beli bahan kayak biasanya aja ya. Masih inget kan?", ucap ibu sambil memberikan beberapa lembar uang berwarna merah pada Enka.

"Siap bu, aku masih inget kok. Aku pergi dulu ya. Assalamu'alaikum"
Setelah berpamitan pada ayah dan ibu, Enka langsung menuju ke minimarket yang berada tidak jauh dari rumah barunya.

---

Saat Enka memasuki minimarket tersebut, ia melihat kalau di dalam sangatlah sepi, hanya ada beberapa pekerja di sana.

"Mungkin karena ini waktunya orang istirahat kali ya makanya sepi", gumam Enka.

Enka langsung mencari bahan-bahan yang akan dibelinya. Setelah semuanya sudah ada, ia berjalan ke meja kasir untuk membayarnya. Namun karena ia merasa haus, ia pun berbalik arah menuju ke lemari es yang menyediakan berbagai macam minuman dingin.

Saat Enka hendak membuka lemari es itu, tiba-tiba ada tangan lain yang juga ingin membukanya. Ia menatap orang itu sejenak, begitupun sebaliknya.

"I-Iqbaal", pekik Enka yang terlihat terkejut bercampur senang dan gugup.

"Lo siapa ya? Emang kita pernah kenal sebelumnya?", tanya Iqbaal dengan gaya angkuhnya.

Terbesit kekecewaan dalam hati Enka saat Iqbaal sudah tidak mengenalinya lagi.

Fanszone VS Friendzone (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang