33. DASAR CEWEK MURAHAN!

257 53 0
                                    

Iqbaal dan Enka sudah sampai di taman tempat Iqbaal akan memutuskan hubungannya dengan Rena.

"Baal, aku takut. Nanti kalau Rena marah-marah pas ngeliat aku gimana?", tanya Enka.

"Lo tenang aja. Gue bakal jagain lo kok", jawab Iqbaal.

---

"Ren", panggil Iqbaal membuat Rena yang sudah duduk di salah satu bangku taman sambil memainkan hp langsung mendongak.

"Hai say. Kamu kok telat sih? Aku udah nungguin kamu 15 menit lho", ucap Rena memanyunkan bibirnya.

"Sorry Ren, gue tadi ada urusan", balas Iqbaal.

"Ren? Bukannya kalau aku sapa say kamu juga bales say ya? Terus gue maksudnya apa? Lah ini kenapa kamu ke sini ngajak nih cewek? Aku nggak ngerti", ucap Rena terlihat kebingungan.

"Gue mau putus sama lo. Gue udah nggak bisa lanjutin hubungan ini lagi", ucap Iqbaal to the point.

"Putus? Salah aku apa Baal?", kaget Rena.

"Salah lo banyak Ren. Lo udah manfaatin gue doang. Lo punya pacar selain gue kan? Dan sebenernya lo nggak beneran cinta sama gue, lo cuma cinta sama duit gue doang. Iya kan?"

"Nggak Baal. Kamu kata siapa?"

"Nggak penting gue tau dari mana. Yang jelas, mulai detik ini juga, lo udah bukan siapa-siapa gue lagi. Gue nggak mau kenal sama cewek matre kayak lo", tegas Iqbaal.

"Baal", lirih Rena sambil memasang wajah sedihnya.

"Apa?", tanya Iqbaal dengan ngegas.

"Kita beneran putus?", tanya Rena memastikan.

"Menurut lo?", tanya Iqbaal balik.

"Kamu pasti mutusin aku gara-gara nih cewek kan? Eh lo, dasar cewek murahan! Nggak ada cowok lain emang selain Iqbaal sampe-sampe lo ngerebut dia dari gue? Atau lo emang nggak laku ya? Oh, kasiannya", ucap Rena dengan suara meninggi sambil menunjuk Enka dan menatapnya dengan tajam.

Saat mendengar ucapan Rena, entah mengapa membuat emosi Iqbaal sudah tidak dapat dibendung lagi. Ia langsung menampar pipi Rena dengan keras. PLAAAKKK..

"Baal, kamu nampar aku? Tega kamu ya", ucap Rena sambil memegangi pipinya yang memanas.

"Lo denger ya! Gue nggak terima kalau lo sampe jelek-jelekin orang yang gue sayang. Enka bukan cewek murahan, tapi lo tuh yang murahan. Dasar jalang! Pergi lo dari sini! Gue nggak mau liat muka lo lagi. PERGI!", usir Iqbaal.

"Gue nggak terima Baal diginiin sama lo. Lo tunggu pembalasan gue", ucap Rena

"Terserah, gue nggak peduli", balas Iqbaal lalu Rena segera pergi dengan kemarahannya.

"Enka lo nggak papa?", tanya Iqbaal saat melihat Enka melamun.

"Aku nggak papa Baal. Mungkin apa yang dibilang Rena itu bener. Aku ini-", Enka tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Tiba-tiba ia langsung menangis. Iqbaal yang melihatnya merasa tidak tegas dan langsung membawa Enka dalam pelukannya.

"Nggak Enka, yang diomongin sama Rena nggak bener sama sekali. Lo itu cewek baik-baik. Udah ya, jangan nangis lagi. Lo tunggu sini ya! Gue beliin minuman dulu", ucap Iqbaal.

"Iya Baal"

---

Iqbaal pergi membeli minuman. Sedangkan di sisi lain, ada Rena yang sedang menelfon seseorang di seberang sana.

Jeni

Iya Ren, ada apa?

Lo lagi di mana?

Gue lagi di jalan nih mau pulang.Emang kenapa?

Lo jemput gue sekarang ya

Emang lo lagi di mana?

Gue lagi di taman, tadi gue nggak bawa mobil soalnya

Yaudah gue jemput lo sekarang. Lo di taman mana?

Di taman biasa tempat gue ketemuan sama Iqbaal. Lo tau kan?

Oh iya, gue tau. Gue langsung ke sana ya

Oke. Thanks Jen

Iyaa Ren, sama-sama

---

5 menit kemudian, Iqbaal kembali dengan dua botol air mineral di tangannya.

"Sorry ya lama. Nih Enka, lo minum dulu! Tadi di warung depan cuma ada air mineral doang"

"Nggak papa kok Baal. Makasih ya"

"Sama-sama. Soal yang tadi, lo nggak perlu masukin ke dalam hati ya. Rena emang gitu orangnya. Makanya ayah sama bunda nggak pernah ngizinin gue pacaran sama dia"

"Tapi bukannya dulu Rena pernah pacaran juga ya sama Iqqi?", tanya Enka.

"Iya, dulu waktu SMP mereka pernah pacaran. Tapi nggak lama terus putus", jawab Iqbaal.

"Hm.. Kamu beneran udah yakin mau putus dari Rena?"

"Maksud lo?"

"Kamu kan udah pacaran cukup lama sama Rena. Terus apa kamu nggak mau ngasih dia kesempatan kedua? Ya siapa tau dia bisa berubah jadi lebih baik"

"Nggak perlu Enka, percuma. Rena nggak bakal bisa berubah. Lagipula gue juga udah move on dari dia"

"Lah kok cepet banget move on nya?", kaget Enka.

"Hahahah, emang move on itu harus lama ya?", tanya Iqbaal.

"Ya enggak sih. Tapi kan baru beberapa menit yang lalu kamu putusin dia", jawab Enka.

"Oke gini. Kenapa gue bisa cepet move on? Karena gue baru nyadar, kalau ternyata ada seseorang yang lebih baik buat gue dan dia yang lebih pantes buat gue perjuanganin daripada gue harus tetep bertahan sama Rena", jelas Iqbaal.

"Siapa?", tanya Enka.

"Kepo! Ntar lo juga bakal tau kok. Pokoknya seseorang ini bener-bener spesial deh. Gara-gara dia gue bisa jadi kayak gini", jawab Iqbaal

"Oh", Enka merasa penasaran dengan seseorang yang dimaksud Iqbaal.

Apa seseorang itu aku Baal? Haduh, kenapa aku jadi mikir gitu sih? Ya nggak mungkinlah Enka kalau Iqbaal suka sama kamu. Dia kan cuma nganggep kamu fansnya doang. Fans Enka, fans. Enka berbicara dalam hatinya.

---

Di tempat yang berlainan, Iqqi terus berusaha mencari cara agar ia bisa menyusul Iqbaal dan Enka ke taman.

"Pokoknya gue harus nyusulin mereka. Gue takut ada apa-apa sama Enka", gumam Iqqi.

Bunda yang melihat Iqqi sedang mondar-mandir di depan ruang rawat langsung menghampirinya.

"Iqqi, kamu kenapa? Kok kayak khawatir gitu?", tanya bunda.

Btw kedua orang tua Enka udah pulang ya. Terus ayah lagi istirahat. Bunda habis dari toilet dan Iqqi memilih menunggu di depan ruang rawat.

"Itu bun, aku khawatir sama keadaan Enka", jujur Iqqi.

"Khawatir kenapa?"

"Aku takut Enka diapa-apain sama Rena. Aku udah lama kenal sama Rena dan aku tau dia itu orangnya pendendam bu. Aku takut Rena nggak bisa terima kalau Iqbaal mutusin dia. Makanya aku khawatir kayak gini. Aku pengen nyusulin Enka sama Iqbaal bun"

"Oh yaudah, kalau gitu kamu buruan susulin mereka. Bunda juga jadi takut ada apa-apa sama mereka berdua"

"Beneran bun? Makasih ya bunda. Aku langsung pergi sekarang ya. Assalamu'alaikum bun", pamit Iqqi.

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati ya Qi", pesan bunda.

"Iya bun"

Iqqi segera berlari ke tempat parkir di rumah sakit tersebut untuk mengambil motornya.

Fanszone VS Friendzone (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang