30. TENTANG RENA

261 54 0
                                    

Setelah mengantar Enka, Iqqi kembali ke rumahnya. Saat ia baru membuka pintu, ia melihat Iqbaal sedang berjalan ke arahnya.

"Jam segini baru pulang? Ke mana aja lo?", tanya Iqbaal.

"Itu bukan urusan lo. Minggir, gue mau ke kamar dulu", jawab Iqqi.

"Bentar dong. Gue kan mau ngomong dulu sama lo", ucap Iqbaal.

"Ngomong apa?", tanya Iqqi.

"Lo habis dari mana aja sama Enka?", tanya Iqbaal.

"Kepo amat. Emang peduli apa lo sama Enka?", tanya Iqqi balik dengan ngegasnya.

"Kok lo jadi nyolot gitu sih? Gue kan nanyanya biasa", seru Iqbaal.

"Lo suka kan sama Enka?", tanya Iqqi sambil memicingkan matanya pada Iqbaal.

"Suka? Hahahha, hello. Lo nggak salah? Gue, seorang Iqbaal Dhiafakhri bisa suka sama Enka? Nggak mungkinlah", jawab Iqbaal.

"Lo nggak perlu bohongin diri lo sendiri Baal. Gue ini kembaran lo, jadi gue tau gimana sifat lo. Gue tau betul. Walaupun mungkin selama ini lo nggak pernah nganggep gue ada, se-enggaknya lo juga nggak ngelakuin itu ke Enka", ucap Iqqi.

"Maksud lo apa?", tanya Iqbaal yang tidak mengerti.

"Enka ngerasa di-fanszone-in sama lo karena dia bilang, lo pernah ngomong ke dia kalau lo cuma nganggep dia fans yang nggak berguna. Baal, dulu lo pernah kan friendzone-an sama temen SMP lo? Lo suka sama dia tapi lo cuma dianggep temen, pernah kan? Rasanya gimana Baal? Nyesek kan? Asal lo tau, bagi Enka, fanszone itu jauh lebih nyesek, lebih sadis, dan lebih sakit dari yang namanya friendzone", jelas Iqqi.

"Gue masih nggak ngerti sama ucapan lo", ucap Iqbaal.

"Karena sampe kapanpun lo nggak bakalan bisa ngerti Baal. Lo nggak bisa bedain mana yang tulus sama lo dan mana yang cuma manfaati lo", balas Iqqi.

"Hah?"

"Dengerin gue baik-baik. Selama ini gue selalu nasehatin lo buat ngejauhin Rena, tapi lo nggak pernah dengerin ucapan gue. Rena itu cuma manfaatin lo doang. Dia nggak beneran tulus sayang sama lo. Mungkin dulu gue nggak punya bukti yang kuat, tapi tadi, setelah gue sama Enka dari taman. Kita ke rumah Rena dulu. Dan lo tau apa? Rena lagi ketemuan sama cowok lain di rumahnya. Padahal di rumahnya lagi nggak ada orang. Kalau lo masih nggak percaya, gue ada bukti videonya. Untung tadi Enka nyuruh gue buat ngevideoin Rena", Iqqi memberikan hpnya pada Iqbaal dan langsung diterima olehnya.

*flashback on*

"Enka, kita ke rumah Rena dulu yuk!", ajak Iqqi di tengah-tengah perjalanan akan pulang.

"Mau ngapain Qi?", tanya Enka.

"Gue mau cari bukti buat nunjukin ke Iqbaal kalau Rena nggak se-baik yang dia kira", jawab Iqqi

"Oke deh, aku ikut. Aku juga mau bantuin kamu", ucap Enka.

Sesampainya di depan rumah Rena.

"Qi, gerbangnya dikunci. Gimana nih?"

"Lo tunggu sini. Biar gue manjat gerbangnya"

"Kalau kamu jatuh gimana?"

"Nggak bakal. Udah lo tenang aja"

Setelah Iqqi berhasil memanjat gerbang, ia langsung membuka kuncinya. Beruntung saat itu tidak ada satpam yang menjaga.

"Yuk Enka, buruan masuk!", ajak Iqqi.

"Kita kayak maling aja Qi kalau gini", ucap Enka.

"Udah nggak papa. Eh, tuh liat, ada mobil siapa tuh?", tunjuk Iqqi pada salah satu mobil asing di garasi rumah Rena.

"Mungkin mobil ortunya Rena", jawab Enka.

"Nggak mungkin deh. Soalnya setau gue Rena nggak punya mobil kayak gitu", ucap Iqqi

"Kita ngintip lewat jendela aja yuk biar nggak ketahuan!", ajak Iqqi yang diangguki oleh Enka.

---

"Eh, Qi, liat deh, itu Rena lagi sama cowok", ucap Enka.

"Iya, siapa ya cowok itu?", tanya Iqqi.

"Nggak tau, coba deh kamu video-in mereka. Siapa tau bisa jadi bukti buat dikasih ke Iqbaal"

"Ide bagus tuh"

Iqqi segera mengambil hp di saku celananya, lalu membuka aplikasi kamera.

"Say, aku seneng banget deh hari ini", ucap Rena sambil bersandar di pundak cowok itu. Btw posisinya mereka membelakangi Enka dan Iqqi ya.

"Seneng kenapa?", tanya si cowok.

"Aku seneng karena lagi-lagi aku bisa ngibulin Iqbaal. Dia itu bodoh banget ya, mau aja aku kibulin. Masa nih ya, kemarin kan aku bilang kalau mama papaku nggak ngasih aku uang buat beli tas, terus tadi dia mau lho beliin aku tas. Harganya ya lumayan mahal sih, 13 juta", jawab Rena.

"Hah? Iqbaal mau beliin kamu tas se-harga 13 juta? Gila banget tuh orang", ucap si cowok.

"Ya namanya juga terlanjur cinta", balas Rena.

"Terus kamu cinta nggak sama dia?", tanya si cowok.

"Ya nggak lah sayang, kan aku cuma cintanya sama kamu aja. Aku sama Iqbaal itu cuma hubungan palsu doang, ya buat manfaatin dia lah. Soalnya kan aku nggak mau ngerepotin kamu", jawab Rena.

"Iya aku percaya sama kamu. Terus kapan kamu putusin dia?"

"Kalau soal itu aku nggak tau. Kan masih banyak tuh barang-barang yang pengen aku minta dari Iqbaal. Tapi nih ya, masa tadi pas Iqbaal ketemu sama aku dia ngajak cewek lain"

"Siapa?"

"Kalau nggak salah sih tetangga baru dia. Terus aku yakin ya, kalau cewek itu pasti mau ngerebut Iqbaal dari aku"

"Terus kamu diem aja?"
"Ya nggak lah. Tadi aku pura-pura ngajak dia ke toilet. Lah pas di toilet itu aku kasih dia peringatan buat jauhin Iqbaal. Dia sih kayak ketakutan gitu sama aku"

"Kamu nih ada-ada aja"

Iqqi tidak melanjutkan merekam Rena dan cowok tadi. Kini pandangannya beralih ke Enka yang menunduk.

"Enka, tadi Rena ngomong apa sama lo?", tanya Iqqi dengan lirih agar tidak ketahuan oleh Rena dan si cowok itu.

"Nggak ngomong apa-apa kok", jawab Enka.

"Lo nggak perlu bohong sama gue. Kita kan temen Enka", ucap Iqqi.

"Iya, tadi Rena marah-marah sama aku. Dia pikir kalau aku bakal rebut Iqbaal dari dia", jujur Enka pada akhirnya.

"Tapi Rena nggak ada ngelukain lo kan?"

"Enggak kok Qi"

"Syukurlah. Kita pulang aja ya, kayaknya lo udah capek"

*flashback off*

---

Setelah menonton video itu sampai habis, Iqbaal benar-benar merasa menyesal. Kenapa selama ini dia bisa se-bodoh itu?

"Gue nggak nyangka Rena bisa se-tega itu sama gue. Gue pikir selama ini dia minta ini itu karena emang dia butuh, makanya selalu gue turutin. Tapi.. Ah.. Dasar bodoh!"

"Udah Baal. Percuma lo nyesel sekarang, semua udah terjadi. Dan sebelum semuanya terlambat, lebih baik lo berubah dan buka kedua mata lo. Ada cewek lain yang beneran tulus sayang sama lo. Lo bakal nyesel se-umur hidup kalau sampe lo nyia-nyiain dia"

"Siapa?", tanya Iqbaal.

Fanszone VS Friendzone (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang