10. FAKTA SEBENARNYA

319 57 0
                                    

"Kembaran? Sejak kapan kamu punya kembaran? Udah deh Baal nggak usah bercanda", ucap Enka yang berpikir kalau Iqbaal tengah membuat sebuah lelucon.

"Gue nggak bercanda. Dia emang kembaran gue. Nih kalau nggak percaya"

Iqbaal menunjukkan sebuah gambar di handphonenya. Dalam gambar itu terlihat dua laki-laki berwajah sama, namun yang satu memakai kacamata dan yang satu tidak.

"Ini gue dan yang pakek kacamata ini tuh Iqqi, adik kembar gue", ucap Iqbaal.

"Iqqi?", beo Enka dan diangguki oleh Iqbaal.

"Tapi nggak deh Baal. Kamu pasti bercanda kan? Aku nggak pernah denger kalau kamu punya kembaran", Enka masih belum mempercayai kalau sang idola memiliki kembaran.

"Ya emang nggak banyak yang tau kalau gue ini kembar. Dari dulu, sekolah gue sama Iqqi selalu beda. Kayak sekarang misalnya, gue sekolah di GIS dan Iqqi lebih milih sekolah lain", jelas Iqbaal.

"Ini nggak bercanda kan Baal?", tanya Enka memastikan lagi.

"Enggak, ini beneran Enka. Nggak percayaan amat sih lo. Waktu itu gue harus ke Bandung, ke rumah oma, dia sakit dan katanya minta gue yang nemenin. Jadinya gue nyuruh Iqqi buat gantiin posisi gue. Tapi nggak ada yang curiga kan?"

"Nggak ada sih Baal. Tapi aku ngerasa masih ada yang aneh"

"Apa?", tanya Iqbaal.

"Rena", jawab Enka membuat Iqbaal menatapnya bingung.

"Kenapa sama Rena?", tanya Iqbaal.
"Dia.. Dia pacar kamu kan?", tanya Enka dengan tagu.

"Iya, Rena pacar gue. Kenapa?"

Jleb!

Mendengar pengakuan langsung dari Iqbaal membuat dada Enka sesak seketika. Ia merasa seperti ditusuk oleh ribuan jarum tajam. Sakit!

"Emang kenapa kalau Rena pacar gue?", tanya Iqbaal lagi karena Enka tak kunjung menjawabnya.

"Waktu itu aku sempet denger kalau kembaran kamu dapet telfon dari Rena", jawab Enka.

"Oh soal yang waktu itu. Iqqi juga bilang ke gue. Katanya.."

*flashback on*

Setelah menunggu 10 menit akhirnya makanan pun datang. Iqbaal (Iqqi) dan Enka langsung menyantap makanan tersebut. Tiba-tiba saja, handphone Iqbaal (Iqqi) berdering.

Halo Le

Iya halo

Le, Iqbaal Le hikshiks

Rena lo kenapa? Kok nangis? Lo baik-baik aja kan?

Enka yang mendengar nama Rena pun langsung tersedak. Iqbaal (Iqqi) yang melihat Enka terbatuk langsung memberikan minum untuknya.

Iqbaal, dia lagi lagi nggak mau kalau gue main ke rumahnya. Emang salah ya kalau gue yang notabene pacarnya dia main ke rumah? Ada yang salah ya?

Yaudah Ren, nanti gue telfon lagi ya, sekarang gue lagi makan nih. Daa..

*flashback off*

"Waktu itu gue lagi nggak di rumah kan, terus Rena maksa mau main ke rumah. Ya jelas gue larang lah. Eh nggak taunya dia nelfon Iqqi terus nangis-nangis", ucap Iqbaal.

"Oalah gitu"

"Iya gitu ceritanya. Sekarang lo udah ngerti kan?", tanya Iqbaal setelah ceritanya berakhir.

"Lumayan. Sekarang Iqqi di mana?", tanya Enka.

"Dia lagi di Bandung, di rumah oma. Besok dia baru pulang", jawab Iqbaal.

"Tapi bener deh Baal, aku nggak pernah denger dari comate-comate lain kalau kamu punya kembaran", ucap Enka.

"Ya emang gue yang minta", balas Iqbaal.

"Maksudnya?"

"Gue yang minta biar nggak ada yang ngasih tau kalau gue punya kembaran"

"Kenapa?"

"Karena gue malu punya kembaran kayak Iqqi"

"Malu? Kenapa? Iqqi orangnya baik kok"

"Dia itu sering sakit-sakitan. Kalau nggak salah sih dia punya penyakit asma, jadi kalau kena debu dikit langsung kumat deh. Dan yang paling gue nggak suka dari Iqqi, dia itu lembek banget jadi cowok. Setiap kali diajak berantem sama temen-temennya dia selalu kalah. Padahal gue kan atlet bela diri. Aneh kan?", jelas Iqbaal.

"Buat aku nggak aneh kok. Ya mungkin Iqqi emang nggak suka berantem", bela Enka.

"Bukan cowok namanya kalau nggak berantem. Dan satu hal lagi yang paling paling gue nggak suka dari Iqqi, dia itu paling disayangi sama ayah bunda. Apa-apa dia, apa-apa dia. Kadang gue ngerasa nggak dianggep sama ortu gue sendiri", kesal Iqbaal.

"Kamu nggak boleh ngomong gitu Baal. Gimana pun Iqqi itu tetep saudara kembar kamu", ucap Enka mengingatkan Iqbaal.

Enka masih mode shock dengan fakta mengejutkan tersebut. Iqbaal? Kembar? Sifat dia yang ternyata bad dan Iqbaal yang ada di depannya saat ini bukanlah Iqbaal yang ia kenal.

Kamu bukan Iqbaalku. Iqbaalku itu baik, ramah, dan dewasa, nggak kayak gini. Aku kecewa sama kamu Baal. Ucap Enka dalam hatinya.

"Baal", panggil Enka.

"Hm", balas Iqbaal.

"Apa selama ini sifat yang selalu kamu tunjukin di depan publik itu hanya pencitraan aja?", tanya Enka perlahan agar Iqbaal tidak tersinggung.

"Pencitraan?", beo Iqbaal.

"Iya. Yang aku tau kamu itu baik dan sayang sama keluarga kamu. Tapi sekarang? Kamu nunjukin ke aku gimana kamu yang sebenarnya"

"Soal itu, iyalah, gue kan public figure, jadi mau gimana pun gue harus tetep jaga image, biar nama gue nggak jelek"

Jawaban Iqbaal membuat Enka terdiam. Ia tidak mau lagi menanggapi ucapan Iqbaal. Ia begitu kecewa. Fakta ini begitu mengejutkan baginya. Ia butuh waktu untuk beradaptasi dengan semua ini.

---

Hampir pukul 9 malam, Enka memutuskan untuk pulang. Awalnya Iqbaal menolak untuk langsung mengantarnya pulang karena ia ingin ke mall terlebih dahulu. Namun Enka memaksa untuk segera mengantarnya pulang.

Saat di dalam mobil, keadaan kembali hening. Kini, tidak ada satu pun yang ingin memulai percakapan. Iqbaal yang masih fokus menyetir dan Enka yang masih berusaha mengendalikan perasaannya yang campur aduk.

Fanszone VS Friendzone (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang